Part 6

3.7K 68 5
                                    

Nafas naissa putus putus saat mereka melepas ciuman mereka. Tangan ivan merasa basah dan ada cairan kental, ia tersenyum melihatnya dan naissa malu dengan itu. Iya menggerakan tubuhnya tanganya menutupi wajahnya yang malu. Tapi naissa justru merasakan hal lain, ada benda munusuk di pantatnya.
"Van itu,,," ucap naissa
"Iya nay, sepertinya kita akan bermain sampai malam" ucap ivan tersenyum

Ivan membalik badan naissa menjadi menghadapnya. Merka saling bertatapan, mereka masih ngga percaya bahwa mereka akan melakukan hal ini. Ivan merasakan makin sesak di bawah sana, penisnya makin menegang dan minta untuk di puaskan.

Pandangan ivan trus menjalar keseluruh bagian tubuhn naissa, ia melihat susu naissa dengan putingnya sayng sudah menegang, bekas kissmark di leher naissa dan perutnya yang rata. Lalu matanya kembali lagi ke wajah naissa yang sekarang memerah menahan malu.

Ivan menuntun Tangan naissa untuk menyentuh penisnya yang sudah menegang. Dan naissa mulai meremasnya. Ivan terpejam menerima kenikmatan yang diberikan oleh naissa.

"Oh god" ucap ivan, ia lalu menarik tengkuk naissa dan menciumnya dengan kasar. Ivan bangkit dan menggendong naissa sambil terus mencium naissa. Ia masuk ke kamarnya dan meletakan naissa di kasurnya. Ia lalu membuka semua pakainaya dan kini naissa bisa melihat kejantanan ivan yang sudah menegang.

Jantung Naissa sangat tidak beraturan, sekarang di depanya ada ivan tanpa menggunakan sehelai benang pun. Naissa dapat melihat tubuh atletis ivan. Tidak sia sia ivan selalu nge gym setiap minggu dan hasilnya emang memuaskan.

Ivan mulai naik ke atas kasur dan mulai menindih naissa, naissa memejamkan matanya merasakan deru nafas ivan yang menusuk wajahnya. Naissa bisa merasakan penis ivan yang menyentuh pahanya saat ivan lebih merapatkan tubuhnya.

Ivan mulai menyentuh tubuh naissa, naissa merasakan gemuruh di dalam dadanya saat tangan ivan membelai lembut tubuhnya. Bibir ivan mulai mengecup setiap inci tubuh naissa, naissa merasa geli saat putingnya di kecup berkali kali oleh ivan. Ivan mulai mengulum puting naissa dan menyesapnya kuat sampai naissa mendesah dan meremas lengan ivan.

Kecupan ivan turun ke perut, ivan melepas kecupanya dan membuka paha naissa sehingga sekarang ivan melihat vagina naissa yang udah basah dan sangat menggoda. Naissa bersemu malu saat melihat ivan yang terus menatap vaginanya dengan tatapan nafsu.

"Kamu sangat indah nai" ivan mulai mengecup bibir vagina naissa dan sesekali menyesap dan menjilat klostoris naissa.

"Ahh wah ouhhh,,," naissa merasa geli dengan apa yang dilakukan ivan. Ivan mengusap bibir bagina naissa yang merah merekah lalu kembali menyesapnya lagi.

Ivan lalu memegang kejantanyanya yang sudah sangat mengeras. Dan mulai menempelkanya di bibir vagina naissa.
"Nai,,," ucap ivan, naissa yang tadinya sedang terpejam neikmati perlakuan ivan kini matanya terbuka dan menatap orang di atasnya itu
"Apa boleh?" Tanya ivan, ini pertama kali buat naissa dan dia masih perawan. Ivan takut akan menyakiti hati naissa.

Cukup lama naissa diam, naissa sangat bingung apa dia harus memberikan perawanya untuk ivan atau tidak. Ivan orang yang dari dulu naissa cinta, sekarang menyentuhnya dan meminta ijin untuk memasukinya.
"Nai,," ucap ivan lagi membuyarkan lamunan naissa.

Naissa akhirnya mengangguk, dia ngga peduli jika nanti dia menyesal yang jelas saat ini ia senang disntuh oleh ivan dan bahkan ivan akan mengambil keperawananya. Ivan tersenyum melihat jawaban naissa.

Ivan mulai memasukan penisnya kelubang naissa. Tapi itu sangat sempit dan susah, sesempit itu milik naissa. Ivan memaksanya masuk, ivan melihat naissa yang menahan rasa sakitnya tali ivan tidak peduli, ivan harus memasukan miliknya kelubang sempit naissa.

"Akhhhh,,,,"
"Ouhhhh nai"

Mereka mendesah saat penis ivan telah masuk sebagian ke lubang naissa. Ivan mendiamkan sebentar agar naissa bisa menetralkan dirinya. Setelah naissa tenang ivan mendorong lagi miliknya.
"Van ohhh,,,"
"Pelan pelan,,"

Ivan mengangguk, sebenernya ivan sudah tidak sabar tapi ivan ngga tega melihat naissa yang kesakitan. Ivan mencium bibir naissa sambil terus memasukan miliknya.

Blesss
Akhirnya miliknya masuk sepenuhnya. Kini mereka berdua saling menyatu. Kulit tubuh mereka saling bersentuhan. Ivan senang bisa jadi orang pertama yang menyentuh naissa. Naissa untuk sejenak menyadari bahwa kini dirinya sidah tidak perawan dan ivanlah yang menyentuhnya. Naissa mengusap air matanya yang terjatuh.

Sekarang yang dirasakan naissa adalah rasa nyeri di bagian vaginanya. Ivan mengangkat wajahnya dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah naissa. Ia lalu melumat bibir naissa lagi dan lagi. Naissa membalas ciuman ivan, dan ia mulai mengerang saat ivan menggerakan miliknya.

"Vann ahhh sakit" ucap naissa
"Tahan beb, sebentar lagi akan nikmat"
Ivan memeluk tubuh naissa dan makin memompa miliknya. Naissa memejamkan matanya dan mencengkram punggung ivan saat ivan terus memompanya.

Desahan demi desahan terus keluar dari mulut naissa. Ivan terus memimpa dengan ritme yang konstan tidak terlalu cepat juga tidak lambat. Tangan ivan mulai meremas susu naissa dan memilin putingnya.

"Vann,,,,"
"Ouhhh ahhh mau keluar" ucap naissa
"Keluarin aja beb, keluarin semuanya" ivan semakin celat menggerakan miliknya saat ia mengetahui naissa akan mencapai klimaksnya.

"Ahhh nai ahhhh,,, "
Ivan juga semakin dekat dengan orgasmenya. Ia mempercepat lagi gerakanya samapai akhirnya mereka orgasme bersama.

"Oh shittt,, kamu nikmat banget nai" ivan menekan kejantanya lebih dalam agar semua spremanua masuk ke rahin naissa

Naissa masih terengah engah, tubuhnya lemas, kepalanya terasa pening. Setelah beberapa saat mereka diam ivan kembali menarik dan memasukan penisnya, menggerakanya lagi dan lagi. Ivan mencium naissa, ia melepaskanya setelah keduanya kehabisan oksigan. Naissa terengah engah, ia melihat kebawah yang mana penis ivan masih menancap di vaginanya dengan sangat sempurna.

Ivan memandang naissa dengan wajah memuja dan tersenyum.
"Jangan liat aku begitu, aku malu" ucap naissa
"Kenapa? Apanya yang malu aku udah liat semuanya" ucap ivan dengan menggoda

Ivan membaringkan badanya di sebelah naissa tanpa melepas penisnya. Ia memiringkan tubuhnya menghadap naissa.
"Kamu sangat indah nai, aku ngga nyangka kita bakalan ngelakuin ini" ucap ivan, dia memeluk tubuh naissa.

"Aku terima kalau setelah ini kamu bakalan marah sama aku" ucap ivan
"Kita melakukan atas dasar mau sama mau van, aku ngga berhak buat marah" ucap naissa ia juga balas memeluk ivan lalu mencium bibir ivan sekali lagi

"Biarkan ini jadi rahasia kita van" ucap naissa
"Aku akan tanggung jawab kalau kamu hamil nai" ucap ivan
"Aku akan meminum pil agar tidak hamil. Aku belum siap hamil, aku masih harus sekolah dan meraih cita citaku" ucap naissa
"Nai,, mau ku ceritain satu rahasia" ucap ivan
"Apa?"
"Selama aku sex dengan cewek, baru kali ini aku keluarin di dalem. Dan rasanya senikmat itu" naissa yang mendengar itu jadi malu

"Van,,, apa kamu beneran bercinta dengan devina?" Tanya naissa
"Jadi itu yang bikin kamu diam dari tadi di mall"
"Iya aku beberapa kali tidru denganya," ucap ivan, ada rasa sakit di hati naissa saat mendengar jawaban ivan.
"Apa kamu juga sering tidur dengan cewek lain selain pacarmu dan devina?" Tanya naissa, dan ivan mengangguk
"Aku biasanya tidur dengan jalang yang aku bayar di club"
"Kenapa kamu nanya seperti itu? Tenanglah aku ngga akan menularkan penyakit padamu. Aku bermain aman" ucap ivan dia lalu mengecup naissa.
"Aku lepas ya" naissa mengangguk

Ivan mulai melepas penisnya perlahan, karena walaupun sekarang udah ngga tegang, lubang naissa tetap terasa sempit.
"Ahhhh,,,,," lengkuh naissa saat penis ivan keluar dari lubangnya.

Tbccc,,,,
Ini yang baca seret banget dah wkwkw
Vote komen ya jangan lupa 😘

HUG ME "stay with me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang