Part 8

2.6K 56 8
                                    

5hari ini naissa ngga masuk sekolah, ivan sangat khawatir apalagi ivan ngga bisa menghubungi naissa ataupun bunda naissa. Ivan juga ngga di perbolehkan masuk ke rumah naissa.

Ivan menghubungi semua teman naissa tapi hasilnya sama. Mereka juga tidak mengetahui keberadaan dan kondisi naissa. Ivan sangat takut kalau gara gara apa yang mereka lakukan di apartemen ivan, naissa sekarang pergi meninggalkan ivan. Ivan merasa sangat bodoh telah lancang menyentuh naissa. Harusnya ivan ngga melakukan hal itu, seharusnya ifan bisa menahan nafsunya, seharunya ivan menjaga naissa bukan merusaknya.

Pagi ini ivan dan teman teman naissa sedang berkumpul untuk berdiskusi mencari naissa.
"Hai" teriak cewek yang berjalan ke arah mereka

"NAISSA!" Teriak semua teman mereka termasuk ivan. Mereka sangat terkejut dan juga senang melihat naissa sekarang ada di depanya.

Ivan langsung memeluk naissa dengan erat. Dia bersyukur ia masih bisa melihat naissa dengan keadan baik baik saja. Ivan udah berjanji dia akan benar benar menjaga naissa mulai sekarang. Dia ngga bisa kehilangan sahabatnya itu.

"Akhhh van gw ngga bisa nafas" teriak naissa karena ivan terlalu erat memeluk naissa.
"Sorry sorry" ivan melepas pelukanya

"Naisaaa,,," ucap lolita dan silvi barengan lalu mereka memeluk naissa
"Lo kemana aja, kita khawatir 5 hari ini lo ngga ada kabar"
"Huhuhu maafin gw ya, kalian jadi khawatir"

"Lo hutang penjelasan ke gw" ucap ivan saat naissa sudah duduk di kursinya
"Jadi lo 5 hari ini kemana? Dan kenapa ponsel lo ngga aktif?" Tanya ivan
"Gw dirumah, gw sakit, dan ponsel gw rusak" ucap naissa berbohong. Dia ngga mungkin menceritakan yang sebenernya di depan teman temanya. Dia akan bercerita nanti kalau dia hanya bersama ivan.

"Trus kenapa gw ngga boleh masuk ke rumah lo?"
"Ya gw ngga tau lah, tanya aja sama satpamnya kenapa lo ngga boleh masuk"
"Kenapa ponsel bunda juga ngga aktif"

Deg,,,,
Naissa jadi teringat bundanya lagi, dimana dia sekarang, apa dia baik baik saja apa dia sehat diamana dia tinggal dan dengan siapa dia tinggal sekarang. Mengingat itu hati naissa jadi kembali sesak, dia ingin menangis, marah dan melampiaskan semuanya. Tapi naissa tidak bisa melakukan itu, dia ngga bisa marah dan melampiaskan ke sahabatnya.
"Nai,,,," ucap ivan yang hanya melihat naissa diam
"Ehh,,,, itu aku ngga tau. Mungkin ponselnya mati juga" ucap naissa ngasal

Bel masuk sekolah berbunyi. Naissa sedikit lega karena dengn itu naissa tidak lagi di interogasi teman temanya.
"Nai gw lega lo baik baik saja" ucap silvi yang duduk di sebelahnya dan sedang melihatnya dengan senyum

'Ngga sil, gw ngga baik baik saja,gw hancur sekarang.' Ucap naissa dalam hati
.
.
Pulang sekolah ivan sudah menunggu naissa di depan kelasnya.
Naissa kaget saat melihat ivan yang langsung menariknya.
"Ngapain lo? Tumbenan nungguin gw"
"Lo ngga ngerasa punya hutang penjelasan? Gw tau lo tadi bohong" ivan membawa naissa ke motornya dan lalu mereka pergi dari sekilah itu

Sekarang mereka ada di salah satu taman.
"Jadi sekarang jelasin kenapa lo ngilang 5 hari ini?" Ucap ivan. Namun naissa justru diam dan menundukan wajahnya
"Nai,,,,"
"Apa itu karena apa yang kita lakukan di apartement?" Tanya ivan sedikit ragu mengungkit masalah itu. Tidak ada jawaban dari naissa tapi justru ivan mendengar suara isakan

"Nai,,," ivan lalu melihat ke arah naissa ia memegang kedua bahu naissa
"Lo kenapa? Maafin gw klo pas itu gw udah kelewatan ke lo. Gw emang brengsek bisa bisanya gw nidurin sahabat gw sendiri" ucap ivan. Kepala naissa menggeleng
"Bukan itu van hiks hiks"
"Terus apa?" Ivan bingung, kalau bukan masalah itu terus masalah apa yang bikin naissa jadi seperti ini

"Bunda van,,, hikss hiksss bunda pergi"
"Maksudnya gimana?" Ivan masih belum tau dan mengerti ala yang dikatakan naissa
"Ayah dan bunda udah cerai, bunda pergi dari rumah dan gw ngga tau dimana bunda sekarang" ucap naissa, tangisnya semakin pecah, ivan bisa merasakan sehancur apa naissa sekarang. Bunda adalah orang yang paling naissa sayang. Ivan lalu memeluk naissa dan mencoba menenangkan naissa
"Ceritain ke gw detailnya nai. Kenapa bisa kejadian kaya gitu"

"Gw juga ngga tau van, malam itu pas lo nganter pulang, gw ngga ketemu sama bunda, gw fikir dia udah tidur. Pas gw bangun gw juga ngga nemuin bunda hiks hiks,,,, tiba tiba ayah bilang kalau bunda udah pergi dari hiks hiks,,, dari rumah dan mereka akan bercerai" naissa semakin menangis, ivann mengelalkan tanganya ngga tega liat naissa nangis seperti ini. Naissa orang yang ceria dia jarang sedih dan nangis kalau bukan hal yang berat.

"Hikss hikss to,,tolong gw van, cari bunda. Ayah ngelarang gw buat ketemu bunda"
"Iya nai, gw bakalan cari bunda, gw yakin bunda baik baik aja." Ivan terus mencoba menenangkan naissa yang masih menangis
"Ayah jahat banget sama gw van, dia ninggalin bunda dan nampar gw demi seorang jalang" ivan kaget dengan perkataan naissa. Om Rendra main sama jalang? Yang ivan tahu om rendra orang yang setia dan orang yang gila kerja. Ngga nyangka ternyata om rendra main cewek.
"Jalang itu seumuran sama gw van, gw benci banget sekarang ada di rumah dan ketemu tiap hari sama tu jalang"

Ivan tahu gimana sekaranga perasaan naissa, dia pasti sangat hancur dan tertekan sekarang.
"Lo mau nginep di apartemen gw?" Tawar ivan
"Nggak!" Ucap naissa tegas
"Gw ngga akan biarin mereka senang senang sedang gw dan bunda menderita" ucap naissa
"Gw bakalan jadi benalu buat mereka, gw bakalan hancurin kebahagiaan mereka" ucap naissa, tatapan matanya memancarkan kebencian dan dendam yang sangat besar. Ivan mungkin baru pertama kali liat naissa semarah dan sebenci itu dengan seseorang.

"Klo lo butuh bantua apapun bilang ke gw" ucap ivan
"Van,,, gw minta tolong cariin bunda, gw ngga bisa cari bunda karna ayah pasti akan ngelarang" ucap naissa dan ivan mengangguk
"Tanpa lo suruh gw bakalan cari bunda. Dia udah seperti orang tua gw nai, selama gw di jakarta dia yang selalu ngurusin gw" ivan llau kembali memeluk naissa

Jam 10 malam, naissa baru sampai rumahnya di antar oleh ivan. Saat naissa masuk ia tidak menemukan siapapun di rumah itu. Naissa tersenyum getir dengan kondisinya yang sekarang. Mungkin ayahnya sudah tidak peduli denganya.

Naissa hendak naik tangga.
"Dari mana kamu jam segini baru pulang?" Suara ayah naissa menghentikan langkah naissa
"Masih peduli sama naissa? Bukanya ayah udah sibuk sama jalang baru ayah" ucap naissa. Ia memegang pinggir tangga dengan erat mencoba untuk menjadi naissa yang kuat dan ngga cengeng
"Sekarang kamu berani ya sama ayah? Kamu mau jadi anak durhaka? Apa bunda kamu yang ngajarin ini hah?"
"Ngga usah bawa bawa bunda. Dia wanita terbaik yang pernah naissa temui" ucap naissa lalu di segera naik ke atas.

Saat naissa hendak masuk kamar tidak sengaja dia berpapasan dengan jalang yng baru keluar dari kamar ayahnya.
"Jalang rendahan,,," ucap naissa lalu menutup pintunya dengan kasar.

Tbcc,,,,
Jangan lupa vote komen follow❤️

HUG ME "stay with me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang