Jeno berhenti. Matanya mengernyit memerhatikan seorang perempuan yang membawa koper didepan sebuah mesin minuman. Mungkin bukan. Jeno mendekat dan menyadari bahwa perempuan itu juga me-notis kedatangannya.
"Kamu siapa? " Tanya Jeno hati-hati.
Perempuan itu gelagapan dan membungkuk sebelum memperkenalkan diri. "Perkenalkan saya Jiyeoung Arumadita. Saya sedang mencari alamat ini, apakah benar disini? "
Tangan Jeno meraih secarik kertas dan tersenyum.
"Iya disini. Tapi kok cewek? "
Jiyeoung memperlihatkan wajah bingungnya.
Jeno terkekeh dan menggeleng cepat. "Enggak, enggak. "
Jeno membuka mesin minuman tersebut. Memperlihatkan fungsi terselubung dari benda menonjol diantara tembok-tembok disekitarnya. Ini pintu. Bukan mesin minuman.
"Ayo, masuk! "
Jiyeoung terperangah tidak percaya. Dia pernah melihat hal ini sebelumnya, disalah satu acara group idol kegemarannya yang sudah bubar. Tapi fandomnya masih selalu setia alias wannable. Jeno lagi lagi terkekeh melihat tingkah Jiyeoung yang seakan baru pertama kali melihat pintu semacam ini.
"Hey! Ayo masuk, kopernya biar gue yang bawa. " Jeno meraih koper Jiyeoung dan menuntun gadis berponi itu sedalam kosan.
Satu kata yang bisa Jiyeoung ucapan kan saat ini. Daebak. Dari luar tidak ada apapun yang bisa terlihat. Bahkan disini tidak ada jendela tapi dalamnya ternyata luar biasa. Hampir sama dengan apa yang dia lihat di situs acara housewannaone. Hampir sama. Hampir.
"Ini kosan kita! " Seru Jeno membentangkan tangan kanannya. Mempersembahkan kosan yang kini akan ditinggali.
Dugh
Dugh.
"Anjing sakit pantat gue! " Haechan berdiri dengan susah payah. Menghampiri Jeno sembari menunjuk nunjuk Jiyeoung. "Lu, ngapain bawa cewek lu ke kosan? Wah! Wah! Lu mau ngapain wah! "
"Apasih Chan. " Dengus Jeno sembari memutar bola mata. Ia beralih pada Jiyeoung yang tengah menatap Haechan dari atas hingga bawah.
"Udah jangan dianggap. Butiran debu mah biarin aja, " Kata Jeno dan menarik Jiyeoung untuk mengenal lebih luas ruangan apa saja yang ada di kosan.
"Buset dah Jen. Lu mau bawa dia kemana? " Tanya Haechan tapi Jeno menghiraukan. "Jaemin! Chenle! Jisung! Jeno bawa cewek! "
"Hah! "
"Hih! "
"Hah! "
Setelah keributan yang Haechan perbuat. Munculah Jaemin dari atas. Menuju dimana Haechan berdiri. Jaemin menepuk bahu Haechan sambil melihat kearah Jeno yang sedang mengelilingi area tengah dengan seorang gadis.
"Dia siapa Chan? " Tanya Jaemin.
"Kan gue bilang itu ceweknya Jeno. Mana gue enggak tahu dia siapa, gue enggak kenal. Dia enggak pernah ngenalin ceweknya ke gue, " Cerocos Haechan yang masih setia melihat gadis didepannya.
Haechan enggak mendekat. Biasanya gas gas aja kalau ada cewek. Masalahnya ini ceweknya Jeno. Kalau Haechan mendekat nanti Jeno otw mode senggol bacok.
"Ah, masa ceweknya Jeno? Dia bukan tipe Jeno perasaan. " Timpal Jaemin. Abisnya Jiyeoung sedari tadi berucap takjub pada benda-benda diruangan ini. Seperti anak baru lahir. " Jeno bukannya lagi deket sama si Jila, "
"Siapa tuh! " Celetuk Chenle dari atas dan turun dibarengi Jisung dibelakangnya.
"Nah! Ini penghuni dikosan ini. Tadi kan lo udah liat semua ruangan dibawah. Yang diatas itu kamar semua. Jadi sebelum itu lo kenalan dulu deh sama mereka biar bisa jalan keatas. " Kata Jeno. Pasalnya Haechan, Jaemin, Chenle, dan Jisung menghalangi tangga.
"Nih! Nih! Ya! Yang ngiranya dia cewek gue? Itu salah besar. Dia ini anak kos baru! " Ucap Jeno mengawali perkenalan.
Haechan menengok pada Jaemin, Jaemin menengok pada Chenle, Chenle menengok pada Jisung, Jisung menengok pada Chenle dan setelahnya mereka bersamaan melihat ke Jeno.
"Kok cewek! " Dengan bersamaan keempat penghuni itu menimpali. Mereka melihat Jiyeoung dari atas hingga bawah. Tidak buruk. Tapi berbeda gender. Tidak akan ada keleluasaan lagi.
Tapi,
"Eh kenalin gue Donghyuk. "
"Apasih, minggir gue duluan! Kenalin gue Jaemin Nakasmoro. " Serobot Jaemin dengan logat jawa dinama belakangnya.
Chenle dan Jisung yang paling kalem berdua.
Jiyeoung menjabat tangan Jaemin. "Jiyeoung. Jiyeoung Arumadita, "
Jaemin tersenyum dan tanganya segera ditepis oleh Haechan. Mengambil alih jabatan tangan Jiyeoung. Jiyeoung tentu hanya bisa tersenyum mendapati kelakuan dua manusia adam dihadapannya.
"Jiyeoung Arumadita. Salam kenal, "
"Salam kenal juga. Gue Deno Donghyuk Donora. Panggil aja Haechan, biar kita akrab sayang juga boleh. " Haechan terkekeh.
Chenle turun dari satu anak tangga. Mengambil alih tangan kanan Jiyeoung.
"Hilih minggir, sultan mau lewat. " Kata Chenle melirik Haechan. "Kenalin saya Sultan. "
"Sultan? "
"Eh, maksudnya. Nama gue Chenle. " Ralat Chenle. "Panggil itu aja biar makin deket. "
"Sudah sudah kenalannya bor. "
Haechan melepas jabatan tangan Chenle dan Jiyeoung. Jiyeoung hanya bisa tersenyum menanggapi. Matanya kini beralih pada Jisung yang hanya diam saja diatas dua anak tangga terakhir. Sorot mata Jisung terlihat dingin.
"Jisung. Nih kenalin ini Jiyeoung, " Seru Jeno dari belakang Jiyeoung. Memanggil Jisung untuk bergabung memperkenalkan diri.
Sebuah suara nyaring terdengar. Diiringi kedatangan seseorang dari ujung sana. Renjun memasukkan sejumlah lembar uang kedalam dompetnya. Ia mendongak menatap kumpulan orang dibawah tangga.
"Siapa yang kenalin? " Tanya Renjun. Lalu akhirnya ia melihat keberadaan Jiyeoung disana.
"Oh, kamu! " Renjun menaruh tasnya disofa. "Kamu pasti anak baru kata Bu Jenab ya, bener ternyata cewek. Aku kira kamu bakalan dateng agak sore, "
Tentu semua penghuni lainnya merasa heran pada Renjun.
"Lo kenal Jun? " Tanya Jeno.
Renjun cengengesan. "Enggak, hehe. Cuman tadi pagi Bu Jenab ngirim gue WA. Katanya bakalan ada anak baru. Terus disuruh jagain soalnya cewek. Ibu Jenab enggak bisa nolak, enggak tahu deh kenapa. "
"Aku Renjun. Eh, Afsala Renjun. "
"Jiyeoung. Jiyeoung Arumadita. "
"Udah nih kenalan nya? " Tanya Haechan menatap Renjun dan Jiyeoung bergantian. Jeno menarik tangan Jiyeoung dan menunjuk ke lantai atas.
"Ke atas aja yuk, udah kenal semua kan? Eh, yang itu Jisung. " Kata Jeno menunjuk Jisung yang melihat ke Renjun. "Yuk, cari kamar yang cocok buat lo. "
"Eh, enggak sama gue aja No? " Renjun menyela hendak membantu Jiyeoung. Tapi Jeno menggeleng.
"Biar gue aja. "
Semuanya akhirnya terduduk asri disofa ruang tengah. Memilih membiarkan Jiyeoung untuk bersenang-senang menjelajahi kosan dahulu. Chenle berteriak nyaring.
"Bang Jun! Ini WA temen. KATANYA ADA KELAS ONLINE! "
"WADUH! "
TBC