4. Who is this man?

43 6 2
                                    

"Namanya Lalisa Manoban, jika bekerja menjadi Lily, hm.. Menarik. Aku akan mendapatkan keduanya"

-Unknown.

🍯💣

Setelah beberapa hari berlalu, Lisa bekerja seperti biasanya dan tetap dua pria tersebut masih rajin ke Bar hanya untuk duduk ataupun berkumpul atau hanya alibi untuk melihat Lisa? Karena setiap Lisa menatap salah satunya, mereka seperti memalingkan wajah ataupun menatap balik terang- terangan dengan senyuman.

Minggu pagi, sebenarnya Lisa malas membawa dirinya keluar rumah. Tapi karena persediaan makanan habis mau tak mau ia harus keluar membeli bahan dapur.

Lisa memasuki swalayan dan membeli kebutuhannya, setelah melihat list belanjaannya sudah masuk ke dalam keranjang. Ia merasa sedikit haus dan berjalan ke arah minuman. Melihat ada soda yang tersisa satu, Lisa pun segera membuka pendingin tersebut namun tangannya dan tangan seseorang membuka pendingin tersebut dengan bersamaan.

Lisa segera melepaskan tangannya, menunduk dengan cepat, "Maafkan aku, kau duluan saja."

Tak ada jawaban dari lawan bicara, aku pun menaikan kepalaku dan tak melihat siapapun berada di depanku. Tapi minuman tersebut sudah hilang. Pasti orang tadi yang mengambilnya, jadi aku mengambil minuman yang ada saja.

Setelah semua selesai, aku kembali ke arah flat ku, dan menyapa orang yang ku tahu. Seperti bibi yang mempunyai toko bunga ataupun paman yang menjual roti panas setiap hari, dan tak lupa si Donghee yang menjual permen yang sangat lezat.

"Selamat pagi bibi." bibi Park berbalik dan tersenyum, ia mengambil sebuah 3 tangkai bunga Lily dan memberikannya padaku.

"Bunga Lily, cantik sepertimu." aku merasa sangat tersentuh dan mengambil bunga tersebut dan menghirupnya, selain indah bunga ini juga sangat harum.

"Terimakasih bibi, lain kali aku akan mentraktirmu makanan yang enak!" Lisa berjalan melalui toko bunga tersebut dan bertemu dengan paman Kim.

"Paman, roti panas rasa coklat 3 ya."

Paman pun mengangguk dan membuatkan roti tersebut dengan cepat, dan lebih kerennya membuatnya sangat mudah dan tenang tanpa terasa semua selesai. Aku mengambil satu dan mencobanya. Walaupun sudah ku makan berkali- kali tetap tidak terasa bosan dan malah menangih untuk dimakan! Aku memberi paman dua jempol dan membayar roti panas tersebut.

Setelah sampai di flatku, rasanya kakiku sedikit pegal karena berjalan padahal tidak terlalu jauh. Hm hari ini Bar tutup, ternyata setiap minggu mereka libur dan buka kembali hari senin. Beruntung untukku mendapatkan hari libur walau hanya sehari. Aku bisa mengistirahatkan tubuhku walau sehari saja.

Kring..

Suara handphone Lisa berbunyi dan tanpa pikir panjang langsung mengangkat karena malas melihat siapa penelpon tersebut.

"Halo?"

"Apa kau Lily?"

"Tidak, kau salah orang."

"Benar, kau Lily."

"Bukan. Aku bukan Lily."

"Akhirnya aku menemukan nomormu, Lily."

"Sudah jangan ganggu aku, aku bukan Lily. Siapa itu Lily."

Lisa segera mematikan handphonenya dan mengubah menjadi senyap. Siapa juga yang mendapatkan nomornya, ia sadar namanya Lily saat bekerja tapi siapa yang bisa mendapatkan nomornya. Sangat menakutkan sekali, lihat saja ia sudah merinding.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The swindlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang