11. Lee Sung Gyu

212 20 8
                                    

Terlalu banyak menonton televisi tampaknya membuat Sayang menjadi sangat Indonesia. Sejak menonton sinetron drama pernikahan ia semakin tersudut karena menjadi pria pengangguran yang tak punya uang. Ia menjadi sangat malu karena dibiayai oleh Nara bahkan biaya pengobatan juga ditanggung oleh Nara.

Ia merasa sangat membebani dan menyusahkan gadis Indonesia itu, ia sangat barharap jika ingatannya kembali dan ia menemukan jati dirinya, ia akan membalas semuanya. Namun dalam pikirannya jika ingatannya tidak kembali mau-tak mau ia harus tetap di sini dan tentunya bukan sebagai pengangguran yang menumpang pada wanita.

Berkali-kali ia meminta izin pada Nara untuk pergi terapi sendirian akhirnya pria ganteng itu diizinkan pergi terapi ingatannya sendirian. Dengan catatan ia harus mengaktivkan GPS, baterai ponsel harus penuh dan kalau ada orang yang mencurigakan harap secepatnya menelpon 911 atau Nara. Dari sini ia tahu guna ponsel bukan hanya menerjemahkan pembicaraanya saja, tapi ponsel juga bisa untuk menunjukkan jalan, berbicara dengan orang lain dan menandai lokasi.

Setelah pulang terapi pria berkulit putih dan bertubuh jangkung itu mencoba menggunakan aplikasi ojek on-line. Ia baru tahu dari Nara kalau ponselnya bisa memesan motor lengkap dengan pengendaranya sekaligus. Ia juga baru tahu kalau ponselnya juga bisa untuk memesan makanan, mobil dan menghilangkan suntuk yaitu bermain game. Separah itukah hilangnya ingatan Sayang, bukankah ponsel itu di negaranya di produksi?

Setelah menikmati siang hari dengan makan nasi ampera, sayang melanjutkan perjalanannya menuju pelabuhan Roro. Sebuah pelabuhan kapal barang ekspor-impor. Dari pelabuhan itu ia sangat berharap bisa mendapatkan pekerjaan atau bisa bertemu dengan orang Korea seperti dirinya. Sayang juga tahu kalau di pelabuhan kapal asing banyak berdatangan harapannya ia bertemu dengan orang Korea supaya ada orang Korea yang akan membantunya mencari identitasnya.

Tak lama setelah makan Sayang sampai di pelabuhan yang cukup ramai dan banyak kontainer yang diturunkan dengan bantuan katrol. Ia berjalan pelan-pelan memperhatikan sekeliling pelabuhan dengan kegaduhan yang bermacam-macam. Ada yang berteriak-teriak memindahkan barang, bunyi katrol, mesin kapal, pluit dan bunyi dentuman barang-barang yang di lemparkan dan bunyi keras lainnya.

Sayang mencari-cari kapal yang memiliki bendera Korea Selatan. Satu persatu matanya mengawasi semua kapal asing yang ada di pelabuhan, ada kapal Tingkok, India, Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Brunei Darussalam, Vietnam, Hongkong, Taiwan, Filipina dan sederet kapal partner bisnis Indonesia. Ia tak menemukan kapal Korea Selatan, sungguh menyedihkan. Sayang pun berjalan pelan dengan wajah tertunduk.

"Kau orang Korea?" seseorang mengejutkannya dari belakang.

Sayang pun menoleh, sungguh ajaib ia mengerti Bahasa yang dilontarkan pria bermata sipit itu tanpa menggunakan bantuan aplikasi penerjemah di ponselnya. Sayang dikejutkan oleh pria Korea.

"Anyeong," Sayang menyapa pria itu dan membungkukkan badannya.

"Aku seperti pernah melihatmu, tapi di mana ya?" pria kira-kira berusia tiga puluh tahunan berkulit putih dan bermata sipit itu berpikir.

Sayang hanya melototkan matanya, lantas ia tersenyum.

"Perkenalkan namaku Lee Sung Kyu, nama mu siapa?" pria itu bertanya.

"Nama saya Sayang," jawab Sayang dengan wajah ramahnya.

"Sa Yang? Nama yang aneh, apa marga mu? apa kau keturunan Cina?" pria itu kembali bertanya.

***

Setelah perkenalan singkat itu, Sung Gyu mengajak Sayang duduk di sebuah  mini bar untuk sekedar bercerita. Sayang menceritakan kronologis kejadian ia tak ingat apapun setelah bangun tidur ia berada di lautan luas dan hanyut hingga sampai di kota ini, lalu ia ditemukan oleh seorang gadis Indonesia dan diberi nama Sayang.

Sementara Sung Gyu adalah awak kapal bisnis Korea yang memang menepinya bukan di pelabuhan, tapi agak ke tengah laut, Sung Gyu ke pelabuhan dengan kapal pandu. Sung Gyu memperhatikan Sayang dan wajahnya cukup familiar. Sung Gyu juga memperhatikan Sayang karena terlihat tampan dengan kulit yang mulus.

"Kau hilang ingatan? Miris sekali!" kata Sung Gyu sembari meneguk minuman kalengnya.

"Begitulah Hyung, aku ingin pulang tapi aku tak tahu pulang ke mana, aku bahkan tak ingat keluargaku, semuanya hilang begitu saja, tanda pengenalku juga hilang" cerita Sayang.

"Atau kau pulang denganku saja? Tapi aku pulang sekitar bulan depan sebab masih ada yang akan aku kerjakan setelah dari sini. Kami juga harus ke Thailand dulu," jawab pria itu.

"Sepertinya aku akan kembali jika ingatanku pulih saja Hyung, kata gadis itu bisa jadi kalau aku hilang ingatan karena dicelakakan orang lain yang menginginkan kematianku," cerita Sayang.

"Dia benar, itu bisa saja terjadi. Kau harus berhati-hati, sebab kau tak kenal siapapun," sambung Sung Gyu.

"Hyung, aku ingin minta tolong padamu!"

"Apa? Aku pasti akan membantu mu."

"Saat Hyung sampai di Korea aku minta Hyung mencarikan dataku di kantor catatan sipil, bisakah anda mengingat wajahku?"

"Tentu saja, dengan kamera ini," Sung Gyu menunjukkan kameranya dan memotret Sayang supaya dirinya tidak lupa.

"Hyung, aku mohon mencarinya diam-diam saja, aku masih takut kalau aku akan di cari orang dan dicelakakan kembali," kata Sayang penuh kecemasan.

"Baiklah, setelah sampai Korea aku akan mencari datamu, ini nomor ponselku. Kau bisa menghubungiku kapan saja," Sung Gyu berkata dan memberikan kartu namanya.

"Terima kasih Hyung, anda baik sekali saya berjanji akan membalas kebaikan anda," kata Sayang dengan membungkukkan badannya.

"Kamu harus semangat Sa Yang, mudah-mudahan secepatnya ingatanmu kembali. Aku janji akan mencarinya pelan-pelan tanpa di ketahui siapapun," jawab Sung Gyu.

"Sekali lagi terima kasih Hyung, aku berhutang padamu."

Lee Sung Gyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lee Sung Gyu. Awak kapal bisnis Korea Selatan.

Keterangan:
1. Nasi ampera : nama lain dari nasi Padang
2. Hyung : panggilan seorang laki-laki kepada laki-laki yang lebih tua.
















 Jodohku Oppa Korea (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang