13. Ancaman Baru

40 6 2
                                    

Suatu hubungan itu gak perlu diumbar kemesraannya. Yang penting ada rasa cinta, setia, percaya di kedua pihak yang menjalani.

Iri tanda tak mampu. Menghujat tanda kurang bahagia.
______________________________________

Seminggu telah berlalu sejak tersebarnya kabar dua sejoli yang menjalin hubungan. Kabar Reifal dan Raina sudah tersebar cukup luas di seantero SMA Bina Nusantara. Fero pun yang biasa mengganggu Raina sudah tidak pernah muncul di hadapan Raina barang seinchi pun. Entah pergi kemana lelaki itu sehingga tidak pernah memperlihatkan raganya.

Perihal hubungan yang terjalin antara Reifal dan Raina, tidak ada yang tahu bahwa mereka hanya pacaran pura-pura dan jangan sampai ada yang tahu. Meskipun kini Fero tidak terlihat mengganggunya, tidak menutup kemungkinan sesuatu yang lebih berbahaya akan terjadi.

"Pertemuan sebelumnya ibu telah memberikan materi mengenai trigonometri. Ada yang masih ingat, apa yang dimaksud trigonometri?" tanya Bu Tini pada seluruh siswa dan siswi di kelas XI MIPA 3.

Seorang siswi mengangkat tangannya tanda ingin menjawab.
"Trigonometri adalah cabang dalam ilmu matematika yang mempelajari hubungan antara panjang dan sudut pada segitiga." Raina menjawab dengan lantang dan jelas. Semua menatap kagum pada sang juara kelas. Dia memang tidak perlu diragukan lagi.

"Betul sekali. Lalu apa yang dimaksud sinus(sin), cosinus(cos), dan tangen(tan)?" lanjut Bu Tini bertanya. Terlihat Raina hendak mengangkat kembali tangannya.

"Raina kamu harus diam. Ibu ingin memberikan test untuk mengasah ingatan mereka." Bu Tini buru-buru menyela. Raina hanya mengangguk dan diam memperhatikan.

"Tidak ada yang mau memberi pendapat?" tanya Bu Tini saat melihat semua siswa terdiam.

Seorang siswa dengan penampilan yang tidak bisa dikatakan rapi berseru dari arah pojok kelas. "Saya bisa jawab, Bu."

"Kamu yakin bisa menjawab, Rifki?"

Ya, Rifki lah yang berseru ingin menjawab. Semua mata memandang kepadanya was-was. Mereka tidak yakin bahwa siswa petakilan seperti Rifki bisa menjawab dengan benar.

"Tapi ibu jangan baper."

"Buat apa saya baper? Ayo cepat jawab dengan benar!" titah Bu Tini jengkel. Rifki terlalu bertele-tele menurutnya.

"Sabar dong, Bu."

Rifki menghembuskan nafasnya sejenak.
"Ibu kangen sama saya gak?"

"Enggak."

"Yahh, padahal saya mau jawab. Sin cos tan, sini ke kos aku kangen," balas Rifki mendramastis. Tangannya memeluk tubuhnya sendiri seolah sedang memeluk tubuh Bu Tini.

Ucapan Rifki sontak membuat semua siswa yang ada di kelas tertawa tanpa terkecuali. Vano, Devon, dan Reifal yang duduk bersama dengan Rifki juga ikut tertawa sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Berani sekali Rifki menjadikan materi matematika sebagai bahan lelucon. Apalagi ini ditujukan pada guru yang terbilang killer.

"KELUAR DARI SINI!!" teriak Bu Tini murka. Wajahnya merah padam menahan amarah. Rifki yang mendengarnya bersorak dalam hati. Memang sedari tadi dia tidak memiliki minat untuk belajar. Rifki berlari keluar kelas dengan terbirit-birit.

"Karena tadi Rifki telah membuat saya Marah. Kerjakan soal yang akan saya tulis di papan tulis dengan benar. Jika tidak ada yang bisa menjawab, kalian semua tidak boleh istirahat." Bu Tini memberikan ancaman. Semua siswa menggerutu tak terima.

Bu Tini mulai menulis sebuah soal di papan tulis. Hanya satu soal, namun sepertinya membuat orang bingung. Pasalnya, mereka lupa bagaimana cara mengerjakannya.
"Perhatikan baik-baik soalnya lalu kerjakan!"

REI to RAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang