Drap ... drap... drap...
Gyuri mempercepat langkahnya. Gedung kuliahnya berada di pusat kompleks kampus sehingga cukup jauh untuk sampai ke gerbang kampus dengan berjalan kaki. Gyuri memarkirkan mobilnya di parkiran luar gerbang. Langit sore itu lebih gelap dari biasanya dan angin berhembus cukup kencang, pertanda akan turun hujan. Padahal, prakiraan cuaca hari ini adalah cerah hingga sore.
Tes.. .tes...
Rintik hujan mulai turun perlahan, membasahi rambut gadis yang tengah berjalan dengan cepat itu. Dengan cepat, Gyuri berlari untuk berteduh di salah satu gedung terdekat. Gyuri mengecek apakah ada barangnya yang basah. Gyuri menoleh kemudian melihat tulisan yang cukup mencolok, Departemen Komputer.
Departemen Komputer adalah salah satu departemen bergengsi di kampus Gyuri. Banyak orang pintar dan ambisius berada di departemen ini. Departemen ini juga dikenal sebagai departemen yang memiliki banyak mahasiswa laki-laki dibanding perempuan. Banyak mahasiswa yang cukup menawan dan jenius di dalamnya.
Sore itu cukup sepi. Ya, itu adalah hari Sabtu dimana jarang sekali ada kelas yang diadakan. Hari itu Gyuri perlu bertemu dengan dosennya untuk membicarakan hal penting. Tidak, Gyuri bukan membahas skripsi dengan dosennya. Gyuri masih tercatat sebagai mahasiswa tahun kedua yang aktif dalam organisasi departemennya. Ia membahas proyek terbaru departemennya dengan dosennya.
Hujan makin turun dengan deras, memercikkan air ke sepatu Gyuri. Gyuri pun melangkah masuk ke lobby gedung itu. Jika ia terus berada diluar, tentu akan basah. Gyuri berdiri menghadap keluar, dibatasi oleh dinding kaca. Gyuri sebenarnya membawa payung, tetapi dengan debit hujan seperti itu, akan sama saja seperti menerobos hujan. Selain itu, gedung ini juga terlihat sepi di hari libur itu.
"Akhirnya! Tugas kita akhirnya selesai, bung! Akhirnya aku bisa merasakan weekend!"
"Hei, kenapa hujan sore begini? Aku tidak membawa payung hari ini."
"Tenang, aku bawa kok. Tapi bagaimana jika kamu menerobos saja? Hahaha"
Terdengar suara seruan dari tangga dalam gedung. Ternyata ada mahasiswa departemen ini yang punya urusan di hari libur. Terdapat empat orang yang berada disitu, salah satu dari mereka terus menggerutu karena hujan dadakan. Gyuri tidak terlalu peduli dan tidak pula merasa terganggu. Lagipula ini juga departemen mereka. Gyuri terus menatap ke luar dan memprediksi kapan dia bisa pulang.
Hawa dingin dalam gedung makin terasa, mungkin karena ada AC yang nyala dan keadaan sangat sepi. Keempat orang tadi duduk di bangku dan terdengar sedang mengobrol.Gyuri mencoba menahan dingin di lobby itu, sebab ia yakin diluar juga tidak kalah dingin. Meskipun Gyuri mengenakan celana panjang yang cukup hangat, dia hanya memakai t-shirt tipis berwarna gelap yang tak membantunya mengatasi rasa dingin. Gyuri benar-benar berharap hujan cepat berhenti-tidak, bahkan jika mereda sedikit hingga ia bisa menerobos dengan aman pun, ia sudah amat bersyukur.
Ditengah usahanya menahan dingin itu, tiba-tiba ia merasakan pundak dan punggungnya terasa lebih hangat. Lebih tepatnya, tiba-tiba ada yang membalut tubuhnya dengan jaket dari belakang. Gyuri refleks berbalik untuk melihat siapa pelakunya.
"Kamu tampak kedinginan.", ucap orang di depan Gyuri itu. Nada bicaranya tidak kalah dingin dengan suasana sekitar. Hampir Gyuri berpikir jangan-jangan kehadiran orang inilah yang membuat hawa disana semakin dingin.
Gyuri terpaku pada tatapan orang itu. Sorotan matanya sangat indah dan tajam, membawa kesan dingin dan tegas.Tidak adakah kehangatan yang dapat muncul dari tatapan orang itu? Gyuri termenung.
Setelah beberapa detik, Gyuri pun tersadar, "Tidak perlu khawatir, ini milikmu."Gyuri menyerahkan jaket itu kepada orang itu.
Orang itu menghembuskan nafas dan menatap Gyuri tajam. Ah, apakah dia berpikir bahwa Gyuri tidak tahu terima kasih? Lupakan saja, Gyuri bukan tipe orang yang suka merepotkan orang lain. Sudah jelas bahwa Gyuri akan menolak bantuannya, apalagi dari seseorang yang tak dikenal.
"Pakai sesukamu dan jaga itu untukku." Orang itu kemudian berjalan kearah tiga orang lainnya di ruangan itu, meninggalkan Gyuri yang semakin bingung.
Melihat kelakuan orang itu, Gyuri menjadi sedikit kesal. Tapi Gyuri memilih diam. Ia memutuskan untuk menerima jaket itu. Melihat sikap dan tatapan orang itu, ia rasa tak ada gunanya menghabiskan waktu berdebat dengan orang yang sedingin es. Gyuri memilih menyimpan tenaganya untuk menerobos hujan. Selama niat orang itu baik, tidak apa-apa kan?
Gyuri teringat satu hal, "Aku tidak tau siapa dirimu."
Keempat orang itu, yang baru saja mau beranjak ke luar gedung, menghentikan langkahnya.Orang yang memberikan jaket itu menoleh, "Ahn Minhyuk."
Gyuri mengangguk dan keempat orang itu pergi. Tiga orang selain Minhyuk, terlihat senyum dan melambaikan tangannya pada Gyuri sebelum pergi. Gyuri pun melambaikan tangan balik. Gyuri kembali berdiri sendirian di lobby.
Ahn Minhyuk.
Gyuri menatap jaket yang ada ditangannya itu. Gyuri dapat mengatakan bahwa itu bukan jaket murahan. Ia kemudian memakainya, sedikit kebesaran, mungkin karena ini ukuran laki-laki. Jaket itu cukup hangat dan desainnya pun tidak mencolok. Sepertinya orang bernama Ahn Minhyuk itu punya selera fashion yang bagus.Tunggu, kapan dia bisa mengembalikan jaket ini? Benar, Gyuri pikir dengan mengetahui namanya akan mudah untuk bertemu dengannya lagi. Tetapi dari ucapan orang itu, terlihat dia ingin jaket itu berada di Gyuri untuk sementara waktu.
Melihat hujan yang mereda, Gyuri membuka payungnya dan melangkah keluar.
***
Gyuri membuka pintu apartemennya dan disambut oleh kucing kesayangannya, Brown. Ia kemudian berganti baju dan menggantungkan jaket itu karena sedikit basah. Gyuri menelepon temannya, Yuri.
"Hai Gyuri! Tumben sampai menelepon segala.", ucap Yuri di telepon.
"Um, aku butuh informasi.. Kau kan sering update berita anak-anak kampus, kan?"
"Tentu saja, sobatmu ini orang yang bisa kamu andalkan. Ada apa?"
"Adakah orang departemen komputer yang kamu ketahui?"
"Hmm, banyak orang terkenal dari departemen itu." Yuri berhenti sebentar, "Tunggu. Aku semakin penasaran. Ada apa nih?"
"Aku perlu mengembalikan jaket seseorang."
"Jaket? Ada anak departemen komputer memberi jaket?!"
"Uh huh."
"Berikan aku namanya, aku akan bantu mencari kontaknya."
"Namanya... Ahn Minhyuk. Apa kau kenal?"
Hening beberapa saat.
"Yuri? Kau disana?"
"Gyuri... Hebat sekali kamu bisa bertemu dengannya, bahkan mendapat jaketnya! OMG!" Yuri histeris.
"Hah? Bahkan lebih baik jika aku tidak bertemu dengannya, tahu? Memangnya ada apa?"
"Well... Ahn Minhyuk salah satu orang teratas di departemen. Cukup sulit untuk bertemu dengannya karena ia jarang ke kampus. Dia sangat popular di kampus."
"Masa iya? Kok aku nggak pernah dengar ya?"
"Memangnya kamu bisa diharapkan apa? Kau kan sibuk akademik dan organisasi saja. Hahaha"
"Ya daripada gossip nggak jelas"
"Iyadeh, iya. Aku akan coba cari kontaknya, oke? Sepertinya aku ada kenalan yang seangkatan dengannya."
"Dia senior?"
"Yap, tahun akhir seingatku."
"Oke, aku mengandalkanmu, Yuri!"
"Oke! Sampai nanti ya, aku mau lanjut nonton, Bye!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky With You
RomanceOrang bilang, jendela adalah mata jiwa, bukan? "Kamu tampak kedinginan." ucap orang asing di depan gadis itu. Gadis itu terpaku oleh tatapannya. Figur di depannya hanya menatapnya dalam diam, menunggu respon. Dengan tatapan sedingin es itu, adakah...