Hari ini telah selesai kegitan di sekolah. Saatnya mereka untuk pulang. Namun, sebelumnya Ais dan Faiza akan membeli barang untuk keperluan besok.
"Kita mau beli buat besok dulu Za?" tanya Ais pada Faiza.
"Iya, deh kayaknya, kalau pulang dulu nanti keburu cape terus males," ucap Faiza.
"Yaudah, bentar aku telepon ayah dulu," yang mendapat anggukan dari Faiza. Aisya sedikit menjauh dari Faiza.
"Assalamu'alaikum, Ayah."
"Wa'alaikumsalam Dek,"
"Yah, adek mau beli buat MOS dulu,"
"Oh, yaudah, Ayah juga masih di jalan. Adek belinya dimana?"
"Di supermarket aja, Yah, biar lengkap."
"Yaudah ayah ke supermarket aja ya,"
"Oke, Yah. Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam"
"Udah, yuk Za!" ajak Aisya pada Faiza yang sedang membeli cilung.
"Naik angkot aja, 'kan?" tanya Faiza yang masih sibuk dengan cilungnya.
"Iya, sayang uangnya kalau nge ayo-car," kata Aisya sambil melambaikan telunjuknya ke depan untuk memberhentikan angkot.
"Iya, si bener," ucap Faiza sambil naik angkot.
Di angkot lumayan penuh. Mungkin karena jam pulang kerja dan bubaran sekolah, tapi baguslah jadi tidak harus menunggu angkot ngetem. Kalau penuh gini jadi cepat pergi dan cepat sampai ke supermarket. Agar tidak terlalu sore.
Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai di supermarket. Setelah membayar angkot mereka segera masuk ke dalam. Di tangan Aisya sudah terdapat buku yang berisi catatan apa saja yang harus dibeli.
"Banyak ga Sya?" tanya Faiza sambil melihat tulisan Aisya.
"Mayan, nih," Ais menyorkan bukunya pada Faiza.
"Kita beli dulu Duplek deh kayaknya. Terus tali rafia, ada ga ya? Sama pita paling," Ais berjalan lurus untuk menuju tempat penyimpanan alat tulis.
Satu persatu barang yang dibutuhkan mereka mulai terkumpul. Mulai dari alat tulis untuk membuat name tag sampai makanan dengan nama aneh yang mereka terima dari kakak OSIS sudah mereka beli.
"Mau dibagi dua dimana?" tanya Ais pada Faiza yang berjalan di sampingnya.
"Kayaknya ayah aku udah sampai di parkiran. Kita bagi di mobil ayah aku aja," Faiza menoleh, "Boleh, yuk!" Mereka berjalan menuju parkiran. Tadi Ais mendapar pesan dari ayahnya, katanya parkir di parkiran mobil yang dekat dengan pintu keluar. Tak lama kemudian Ais melihat mobil ayahnya yang terbuka jendelanya.
"Assalamu'alaikum, Ayah!" sapa Ais di jendela mobil ayahnya.
"Wa'alaikumsalam, Adek," jawab Sang ayah.
"Yah, ini Faiza, temen Ais. Mau bagi dua barang yang tadi dibeli dulu ya, Yah," izin Ais pada ayahnya. Yang mendapat sambutan baik.
"Iya, masuk aja!" perintahnya."Permisi Om, saya Faiza, temannya Aisya," ucapnya sambil menyalami tangan ayah Aisya.
"Iya, silahkan Faiza," jawabnya ramah.
Mereka membagi dua barang yang sudah di beli. Duplek yang tadi mereka beli pun di bagi dua. Alasannya agar irit. Makanan dan minuman yang harus di beli pun sudah di bagi dua. Terakhir mereka membagi dua uang yang terpakai membeli barang-barang tersebut. Tadi memakai uang Faiza terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISAPPEAR (ON GOING)
Teen FictionMengembara kisah di masa SMA yang tentu saja membuat Aisya tersenyum sendiri. Rangkaian perubahan dari tingkat SMP ke SMA yang begitu berbeda mengharuskan Aisya untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Bertemu dengan teman-teman yang berbeda, deng...