BAB 10

330 13 6
                                    

“bercerita tentang masalah yang kamu alami kepada orang lain adalah solusi yang paling bijak ketika kamu berada dalam masa-masa yang sulit”

Justin Risqy Ali Fikri

Justin berjalan melewati koridor sepi untuk mencari udara segar setelah merasakan bosan karena jamkos. Soal luka dan lebam yang didapatnya kemarin? Sekarang sudah kering dan pulih dengan cepat karena obat khusus yang diberikan dokter di rumahsakit Fasya kemarin.

Tiba-tiba saja Justin melihat Fatin keluar dari ruangan bimbingan konseling dengan terburu-buru sambil tertawa pelan. Justin mengikuti Fatin dari jauh tanpa sepengetahuan Fatin.

Tak lama kemudian terlihat beberapa siswi yang mendekati Fatin dan mengobrol dengan tatapan yang meremehkan. Merasa ada yang janggal, Justin masuk ke toilet laki-laki untuk bersembunyi. Yang lokasinya lumayan dekat dengan mereka. Justin menghidupkan ponselnya dan mulai merekam setiap adegan didepannya.

Melihat Fatin ditampar, membuat Justin emosi namun dengan cepat dipendamnya. Dan terus focus mengarahkan kamera ke arah mereka.

Tidak ada niat terselubung difikirannya, hanya ada niat melindungi seseorang yang tadi malam membuatnya sulit untuk sekedar memejamkan matanya. Siapa lagi kalau bukan Fatin.

Semua memori yang ada ketika berada didekat Fatin, berputar dikepalanya. Dan yang paling Justin ingat adalah ketika Fatin tersenyum dalam detik-detik terakhir Justin pingsan.

Meski Justin terkenal dengan julukan Playboy, Justin merasakan kalau ada sesuatu yang mendorongnya untuk terus berada disamping Fatin, membahagiakan, memberikan rasa nyaman, dan melindungi Fatin.

🐮🐮

Fatin berulangkali membasuh wajahnya yang sudah ditampar oleh Sesil author ulangi lagi deh  DITAMPAR guys. Seakan wajahnya terdapat kotoran yang susah untuk dihilangkan.

Selesai dengan kegiatan bersih-bersihnya,  Fatin langsung menuju ke kelas. Seketika, kelas yang selalu rusuh menjadi senyap dengan kedatangan Fatin.

“Assalamu'alaikum” ucap Fatin dengan wajah datarnya dan langsung duduk dikursinya.

“Emmm wa'alaikumsalam” bu Yuli tanpa mengindahkan perilaku Fatin dan melanjutkan acara kegiatan belajar mengajar yang sedang membahas tentang teks prosedur di bahasa Indonesia.

🐼🐼

Justin segera menghubungi pak Sehun untuk menolong mereka yang sedang pingsan terkecuali Sesil tentunya.

“Ini ada apa, Justin? kenapa mereka tiduran dikoridor?” polos pak Sehun

“bapak pikir ini bercanda? Saya juga gak tahu perihal mereka pingsan. Yang saya tahu mereka sudah dengan keadaan tidak sadarkan diri seperti ini”

“ini mereka pingsan beneran toh, buruan angkat gih nanti kedinginan palah jadi sakit tuh badan” suruh pak Sehun kepada Justin

“kalau bisa ngangkat sendirian, untuk apa saya mengabari bapak?” sergah Justin dengan tatapan yang terlihat sebal.

“oh iya ya? I’m forget saya lupa, kamu panggil teman-teman kamu untuk mengangkat mereka, hitung-hitung rezeki kamu sama mereka hihihi”

“ya udah pak, tungguin bentaran ya. Saya mau panggil yang lain dulu” Justin berlari memanggil siswa yang berada paling dekat dengan tempat kejadian supaya lebih cepat untuk memindahkan Sesil dkk ke ruang kesehatan.

Sekiranya sudah cukup, Justin dan yang lainnya segera menuju Sesil dkk yang sedang pingsan dan masing-masing siswa menggendong dengan caranya sendiri.

Tomboy Vs Playboy(revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang