H E R | Part 13

1K 108 38
                                    

Krystal POV

Sebaiknya aku tak memakai jaket atau sesuatu yang tebal sekalipun mengendarai sepeda. Musim panas akan tiba, pepohonan sekolah melindungiku dari paparan sinar matahari yang masih bersahabat. Kugoes sepeda dengan cukup santai sembari menikmati alam sekitar. Dibalik sekolah yang menyebalkan mereka memiliki pemandangan yang indah, mungkin untuk mengurangi rasa stres murid-murid yang akan menghadapi ujian.

Berbicara mengenai ujian sungguh membuat perutku menjadi mulas. Aku tak bisa membayangkan ujian yang sebentar lagi akan kulalui, sebenarnya aku tak mengerti. Aku merasa ujian adalah masalah terbesar untukku, karena penentuan akan lulus atau tidaknya sekolah, sekaligus akan terasa menyedihkan karena aku akan berpisah dari SMA Muryeong yang banyak memberikanku pelajaran. Terutama teman-teman baruku dan aku tak ingin menyebut namanya. Terlalu menyakitkan, terlalu membuatku bingung.

Demi dewa langit, persoalaan ini lebih sulit dari pada soal fisika yang kukerjakan. Kurapihkan seragam dengan menarik tas ransel dikedua bahu bergegas masuk. Langkah terasa berat bila mengingat harus berjam-jam disamping Amber. Dulu aku ingin terus disampingnya menatap Amber yang tidur atau membuat tanganya berwarna, tetapi sekarang mata dan perasaan ini tak kuat. Seperti ada sesuatu yang besar di dalam hatiku yang tertahan membuatku kesal!

Dia..

Langkahku melambat menatap pria yang ingin sekali kuhancurkan! dia tak berani menatapkku, aku tahu si pecundang itu berusaha untuk berbicara denganku, tapi maaf aku tak sudi! aku dengar Jackson juga dipermalukan oleh Seulgi, tamparan kedua dari sahabatnya. Aku membenci Jackson melebihi Kai dan Jennie dan aku tak pernah melupakan kejadian Jackson dan juga tentunya Amber.

"Krystal!" Luna, untung saja. Seketika moodku menjadi bagus karena sahabatku. Kami berdua berjalan masuk ke dalam kelas. Alangkah terkejut bahwa Amber sudah duduk dibangkunya, mata kami bertatapan untuk beberapa detik saja, Amber langsung menundukkan kepalanya seperti membaca buku dengan earphone ditelinganya. Melihat Amber seperti itu mengingatkan kembali pada saat pertama kali bertemu dengannya. Bermata tajam, dingin dan kejam.

Semenjak kejadian malam itu, aku tak pernah lagi berbicara dengannya. Hatiku dibuat kacau oleh ciumannya. Aku merasa sangat bahagia, sentuhan bibirnya membuatku gila dan membuatku seperti berbaring di rumput hijau desir angin dan alunan musik, namun dengan cepat bayangan wajah Minhyuk muncul, ayah, ibu, Jaehyun, Luna dan mereka semua berteriak ke arahku.

~

Bel berdering waktu istirahat, aku bisa merasakan Amber menutup bukunya dan mendengar langkah yang mendekati arahku "Makan siang." aku tahu suara itu, suara Kim Jennie yang akhir-akhir ini mengajak Amber makan siang bersama. Melihat mereka berdua sedikit membuatku kesal, Jennie benar-benar memanfaatkan waktunya bersama Amber mungkin berharap Amber menyukainya. Tentu, Jennie bisa membuat Amber menyukainya karena Jennie menyukai Amber tanpa ragu.

Setelah dari kantin, aku bergegas menuju perpustakaan sedikit memutar arah karena aku tak ingin melalui jalan taman yang biasanya terdapat Jennie dan Amber menghabiskan waktu bersama. Seperti biasa Seulgi dan yang lainnya selalu mengajakku makan atau pergi bersama setelah pulang sekolah, namun aku tak bisa. Selain karena pekerjaan, bersama mereka semakin membuatku mengingat kenangan indah bersama Amber yang kini sedang menjauh. Ku kacaukan persahabatan mereka, Jackson dan Amber sudah seperti saudara sendiri bersumpah untuk selalu ada apapun masalahnya.

Namun sekarang akulah yang menghancurkan janji persabahatan mereka, seorang wanita biasa yang mampu memporak porandakan hati mereka berdua. huffh dasar bodoh! sudah seharusnya aku tak terlibat dengan mereka berdua.

Perpustakaan sedikit ramai namun tenang, mungkin karena kami berada di tingkat akhir itu sebabnya perpustakaan sedikit ramai dengan murid tingkat akhir. Beberapa buku sudah ditangan dan bodohnya aku menatap jendela dimana aku bersama Amber pernah menghabiskan malam kami bersama untuk pertama kalinya. Aku masih bisa merasakan dan melihat diriku bersamanya dibawah sinar bulan. Ayolah Krystal, lupakan sesaat mengenai Amber!

HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang