HER | Part 8

994 113 17
                                    

Semua terlihat sempurna dengan lampu gantung klasik berwarna coklat keemasan bergantung ditengah ruangan. Meja makan yang dipenuhi makanan dengan gizi tinggi, minuman yang di import langsung dari luar negeri. Semua ini terlihat hampa bagi Kim Jennie karena tak ada seorang yang duduk di depannya. Biasanya perempuan berambut pendek yang terlihat tampan bagi semua orang duduk di depannya saat makan malam keluarga, walaupun dengan wajah yang terlihat dingin.

Ibu serta calon ayahnya terlihat menikmati makan malam mereka tapi bagi Jennie, ini tidak "Ada apa? kau terlihat tidak nafsu makan?" wajahnya terlihat masa bodo dengan ibunya yang baru saja mengetahui anakknya yang sedang tidak bergairah.

"Apa makanannya tidak enak?" Jennie harus memasang senyum palsu untuk calon ayahnya yang kaya raya ini "Ini enak" bahkan Jennie tidak tahu harus memanggil paman atau ayah.

"Oh ya, aku dengar Amber sedang mengikuti pembelajaran di luar dan itu pelajaran wajib. Mengapa kau tidak ikut?" tatap Dae Josh Liu pada Jennie.

Jennie diam sejenak, otaknya harus berfikir dan mencerna dengan cepat apa yang Josh katakan padannya "Oh yaa, itu hmm hanya beberapa murid saja. Aku tidak ikut karena sedang tak enak badan"

Josh mengangguk "Hmm aku kira dia berbohong padakku. Apakah teman-temannya yang bodoh itu ikut?"

Jennie mengingat dalam beberapa hari ini, teman-teman Amber berada di sekolah kecuali Eric dan Seulgi. Jennie teringat sekolah mereka mewakili perlombaan sains "Aku rasa mereka tidak ikut"

"Baguslah, lagipula jauh sekali dia harus belajar selama dua minggu di Helsinki"

"Helsinki?" ulang Jennie.

"Kau tidak tahu?"

Jennie tersenyum "Tentu aku tahu"

Kim Ara menghela nafas "Sudahlah, mengapa kau terlalu ketat pada Amber? dia sedang belajar selama dua minggu di Helsinki dan tidak macam-macam. Jangan terlalu keras pada Amber"

Josh terlihat kembali memakan dagingnya dan suasana meja makan kembali tenang tetapi tidak untuk Jennie yang mencari tahu mengenai apa yang dilakukan Amber di Helsinki, apalagi Krystal bersamanya dan itu membuat Jennie khawatir.


Amber POV

Percayalah malam ini terlihat indah dengan gemerlap lampu dari gedung-gedung yang tak terlalu tinggi, gedung khas Eropa bernuansa klasik. Aku lupa ini adalah malam minggu, untung saja Krystal mengingatkannya hingga dia mau berjalan bersamaku menelusuri indahnya kota Helisinki dimalam hari.

Seharusnya malam ini aku sudah berada di pesawat dengan hati yang gelisah, namun aku disini. Duduk bersama Krystal menikmati burger daging kami. Krystal terlihat lahap, aku yakin dia belum makan dari siang tadi "Makanlah pelan-pelan. Tidak ada yang mengejarmu" tatapku padanya yang mengacuhkanku.

Krystal masih mengenakan seragamnya, untung saja aku menyimpan hoodie di tas ransel. Hoodie yang terlihat besar untukknya terutama dibagian pundak. Jujur saja aku sedikit tersentuh saat dia mencariku hingga bandara. Menurutku terlihat lucu dan menyentuh, ingin sekali aku melihat wajahnya yang terlihat panik dan matanya yang tajam.

"Berhentilah menatapku, kau terlihat menakutkan" aku tersenyum. Apakah aku terlalu banyak menatapnya? aku rasa itu tak membuat dirinya canggung atau malu, dia masih saja melahap burger daging.

"Ingin tambah satu lagi double beef?" Seperti anak kecil, Krystal menggelengkan kepalanya. Rasanya ingin mencubit pipinya tapi aku tahu pasti dia akan memukulku dengan tatapan mengerikan.

Rasanya malam ini tidak ingin cepat berlalu, padahal jam masih menunjukkan pukul 7, namun aku ingin semua ini melambat. Aku harus menambah daftar hobi baruku selain melukis, yaitu memperhatikan Krystal saat makan.

HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang