Prolog

993 64 3
                                    

Toriana Asvegaz

"Papa jangan!! Papa gila!! Papa lepasin!!"

Papa tetep tidak melepaskanku, aku baru saja menjemputnya dari klub malam, dia dalam kondisi sangat mabuk.

Papa menarikku terus ke gang kecil yang sangat sepi, "Papa ngapain kesini pa! Tolong!" aku terus-terusan berusaha melepaskan diri dari papa.

setelah sampai diujung gang, papa menjatuhkan badan ku ketanah, Yatuhan sadarkan papa sekarang juga ku mohon.

Papa mendekat kearah ku, "papa mau apa! Pergi!" gua berusaha bangun lagi. Papa langsung menamparku, membuat ku kembali bertemu dengan tanah, tanpa jeda, papa menenggelamkan kepalanya ke tengkuk leherku, aku memejamkan mataku, takut! Tidak berani melihat apa yang selanjutnya akan terjadi, "papa!" teriak ku lagi sambil meronta-ronta mencoba melepas kan diri dari bajingan ini.

Papa meniban diriku, dia semakin liar, ku mohon siapa saja tolong aku!

Mendadak aku tidak merasakan beban lagi, aku memberanikan diri untuk membuka mata, papa udah gk ada di atasku lagi, tapi ia tergeletak tak berdaya ditanah, ia dipukuli oleh seorang pria, dalam hati aku mengumpat lega, bersyukur dia sudah berhenti menggerayangiku, dan bersyukur juga dia sudah hajar babak belur, sungguh sudah tidak ada rasa kasihan lagi aku terhadap bajingan tua itu, walaupun dia adalah ayah kandungku, aku bahkan ingin ia mati sekarang juga.

Ezra Falentio

Dia harus mendapat ganjaran yang setimpal atas perbuatannya, beraninya dia melakukan itu terhadap anaknya sendiri, keparat yang tidak tau malu memang.

Gua abis dari warung, baru aja beli mie disuruh papa, sampai akhirnya gua samar-samar ngedenger suara orang minta tolong dari arah gang kecil yang sepi, sempat terlintas dipikiran gua buat lanjut jalan, tapi akhirnya gua memutuskan untuk mengeceknya, dan disinilah gua sekarang, sedang menghajar keparat satu ini.

Gua menghajarnya habis - habisan, tidak perduli dia meminta ampun berkali - kali, sampai akhirnya ia tidak sadarkan diri, ia terkapar ditanah.

Gua menolehkan kepala gua kearah Tori, dia sedang memeluk dirinya sendiri, sambil menatap tajam kearah papanya, tidak lupa air mata yang mengalir keluar dari mata coklatnya.

"Kamu gk apa - apa Tori?" tanya gua ngehampirinnya, satu peringatan, semua orang akan menggunakan aku-kamu jika sedang berbicara dengan Tori, entahlah Tori selalu menggunakan panggilan aku-kamu kesemua orang, tidak perduli bila orang lain melakukan hal yang sama atau tidak, pada akhirnya semua orang mulai ikut bicara aku-kamu ke Tori, dan ya gua salah satunya.

Dia menunduk dan mempererat pelukannya terhadap dirinya sendiri, "gapapa Tori, aku tidak seperti keparat itu" kata gua tanpa saringan, mendadak gua agak merasa bersalah menggunakan kata itu didepan anaknya, "im sorry.." kata gua takut dia tersinggung.

"Kau seharusnya langsung membunuh keparat itu" gua kaget, Tori mengatakannya tanpa ragu, menatap gua dengan tatapan yang --gua sendiri gk tau itu tatapan yang mengartikan apa, jujur baru pertama kali melihat tatapan itu keluar dari mata indahnya, tapi tentu saja air mata tidak berhenti mengalir dari matanya.

"Bisa kamu nganterin aku pulang?" tanyanya mulai menundukan kepalanya lagi, "tentu aja bisa Tori, bagaimana dengan papamu?" tanya gua, "dia bukan papaku, plis bisa ga kamu mengantarkan ku pulang? Aku ga mau berlama-lama ditempat ini" kali ini gua gk kaget lagi, he deserved it, setelah melakukan itu --walaupun belum terjadi--, dia pantas tidak dianggap lagi.

Lalu gua membantu Tori bangun, Tori meringis, "tulang ekorku sakit sekali Ezra.." katanya pelan, namun masih bisa ditangkap gendang telingaku, "aku bantu, aku gendong ya?" tanya gua, dia mengangguk, dia naik dipunggung gua, gua pun jalan mengantarnya pulang.

Singkat cerita, saat sesampainya dirumah, Tori ngejelasin ke mamanya apa yang baru aja dilakukan papanya, tentu aja mamanya kaget.

Tori emang udah punya niat 2minggu lagi ke London bareng gua buat kuliah disana, dan sekarang Tori ngajak mama nya sekarang buat ikut ke London bareng dia sama gua, pergi ninggalin papanya, diluar dugaan Tori, mamanya nolak, malah mamanya ngomong ke Tori buat maafin papanya, dan bilang papanya gk bermaksud ngelakuin itu kedia.

"mah! Bajingan itu udah mau merkosa aku mah! Mama juga udah sering disakitin sama bajingan itu kan! Dia bahkan sering bawa pulang cewe lain kesini mah! Dia kepara--"

*plakk

"tante!" gua mengeluarkan suara, karna barusan aja mamanya nampar pipi kirinya Tori, "kamu tidak boleh memanggil nya seperti itu Tori! Dia papamu!" mamanya membentak Tori menaikan nadanya 1oktaf, gua memegang pundaknya Tori, menahan agar dia ga jatoh, "tentu aja aku boleh mah!, mama udah dibutain sama yang namanya C I N T A! Uang yang aku kumpulin udah Cukup mah buat ngehidupin kita disana! Dan tentu aja mama gk usah takut disakiti lagi sama baji--" *plakk lagi lagi mamanya nampar, "berhenti memanggilnya seperti itu! Dia suamiku!" bentak mamanya kencang "dan aku anakmu!" balas Tori tak kalah kencang, "Tori, lebih baik kita pergi dari sini, kamu bisa malam ini tinggal ditempatku, siapin aja barang mu, kita pergi besok, aku ga mau kamu disakitin lagi sama kedua orang tuamu" kataku, "kurasa aku sudah tidak punya orang tua" kata Tori sinis, dan langsung masuk kedalam kamarnya, gua menyusulnya sementara mamanya masih mematung.

Setelah gua ngebantuin Tori beresin barangnya, gua sama Tori pulang kerumah gua, tanpa perlu izin lagi kemamanya, gua rasa Tori udah kecewa sama kedua orang tuanya.

Besok paginya kita memesan tiket pesawat, dan berangkat malam hari.

Justin Bieber

Haha, putus

Kenapa harus kata itu lagi yang keluar dari perempuan yang gua sayangi? Kenapa gk ada yang langsung ngajak married?

Gua gk bakal nolak, serius, selama gua sayang dan dia juga sayang, gua gk segan segan ngelamar dia saat itu juga, bilang lah gua gila cinta, gua haus cinta, gua emang begitu, tapi gua cape, selalu gua ditinggalin.

Tapi gua nyalahin diri gua sendiri ofc, gua yang gk bisa ngejaga cewe gua sampe dia tertarik sama cowo yang lain.

Menyerah? Itu lah yang harusnya cowo kaya gua lakuin. Tapi buat gua, menyerah itu bodoh, yang seharusnya orang lakuin saat gagal itu coba lagi, perbaiki lagi, kan?

-----------

Maaf kalo prolognya gk jelas, aku baru belajar prolog, percayalah(?)

Maaf juga untuk semua typo yang ada, dan maaf juga kalo malahan lebih banya sudut pandang Ezra, entah aku lebih suka kaya gitu, hehe.

Nantikan lanjutannya yak gais(?) :*:* cipok basahh for u guys

Get You!// J.BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang