Bab 7

140 27 1
                                    

Mulmed: Jamie (asisten dosen)

~~~~

Aku memakan telur acakku sambil berdiri, dengan garpu dan tanganku yang tidak memegang garpu memegang piring, berdiri sambil menyender ketembok sambil mata mengarah ketv.

"duduklah Tori" ucap Keira yang baru keluar dari kamarnya. "morning" ucapku, "morning too, sekarang hari apa btw?" Tanya Keira, "jumat" jawabku. Keira menganggukan kepalanya. Aku jadi ingat, setiap jumat pasti Ezra selalu ke frat party bersama Keira.

"Berarti nanti malam kau pergi ya?" Tanyaku, Keira menganggukan kepalanya lagi, menjatuhkan badannya diatas sofa dan menutup kembali matanya.

"Boleh aku ikut?"

Keira langsung jatuh dari sofa dan kembali berdiri mengerjapkan matanya, "kau serius?" Tanya Keira, aku menggidikan bahu ku tidak yakin. "Tentu saja boleh Ri" jawabnya bersemangat.

*****

"Austin sudah menunggu dibawah, ada yang kira kira tertinggal?" Tanya Keira, aku menggelengkan kepalaku. "Baiklah, ayo kita turun" lalu kami pun keluar dari flat.

Saat sudah diluar aku mendapati pria yang sedang menyender dimobilnya, saat dia melihat Keira dia langsung mendekat kearah kami, "hey, I miss you" pria itu langsung memeluk Keira dan mencium sudut bibirnya. "Miss you too Aus, kenalkan ini Tori teman satu flat ku" Keira memperkenalku, "Austin" ucapnya menyodorkan tangannya, aku langsung menatapnya aneh, aku mengalihkan pandanganku ke Keira, dan dia mengarahkan matanya kearah tangan Austin dan berbalik kepadaku, seperti menyuruhku menjabat tanganya, dengan malas aku menyambut tangannya, "Tori" ucapku singkat, saat aku melirik lagi ke Keira dia seperti berkata tersenyumlah!. Aku mengangkat sudut bibirku sedikit dan singkat. "Ah ya, lebih baik kita berangkat sekarang" ajak Austin. "Ya kau benar" balas Keira, dan dengan itu pun kita akhirnya masuk kedalam mobil dan menuju frat house tempat dimana party nya diadakan.

Saat sampai didepan frat mendadak nyaliku menciut. Dentuman musik bahkan sampai terdengar dari luar. Aku langsung membayangkan seberapa liarnya pesta tersebut oh yampun aku ingin pulang. Tak sadar ternyata aku sudah ditinggal jalan duluan oleh Keira dan Austin. Ini cuma party, anak kuliahan umumnya, dan tak seharusnya aku gugup seperti ini.

Aku mulai melangkah kan kaki ku berjalan kedepan pintu saat aku ingin memutar kenop pintunya aku langsung mengurunkan niat ku dan berbalik jalan menjauhi rumah.

Pertama kali aku merasa takut untuk melakukan sesuatu, biasanya malah aku tidak peduli. Saat aku baru berbelok keluar dari pekarangan rumah aku langsing berhadapan dengan seorang pria. Aku langsung mendongak, dunia sempit huh. "Tori?" Ucapnya menampakan wajah bingungnya. "Kenapa kau--" "antar aku pulang" potongku. Sebenarnya aku ingin menambahkan kata tolong, tapi aku tidak terbiasa jadi kalimat itu langsung keluar begitu saja dari mulutku.

"Ba-baiklah" dia menggaruk tengkuknya yang kurasa tidak gatal, "motor ku disana" lanjutnya menunjuk kearah belakang dia, dan kita pun berjalan kearah nya dia tunjuk tadi.

***

Aku turun dari motornya, aku langsung merasa tidak enak karna tadi langsung menyuruh dia mengantarku pulang padahal sudah jelas sekali kalau dia ingin ikut datang ke frat party. "Ingin mampir dulu?" tawarku, terdengar nada tidak ikhlas disuaraku, berharap dia menolak. Tapi sepertinya dia tidak menangkap nada tidak ikhlas yang ku ucapkan, "tentu kalau boleh, lu ngebuat gua ga datang ke frat, jadi tidak ada salahnya gua menerima tawaran lo" jawabnya, seketika aku jadi menyesal mengundangnya. Apa lagi flat ku tidak pernah dimasuki oleh siapapun selain Keira dan Ezra.

Aku langsung jalan menaiki tangga kelantai 4, dan dia pun mengintilku dari belakang, saat sampai didepan dikamarku, aku agak ragu untuk membiarkan dia masuk, tapi sudah terlanjur..

Dia masuk dan langsung duduk disofa, tepat saat aku menutup kembali pintunya ponselku bergetar didalam saku celanaku. Ada panggilan dari Mr. Clark. Ada apa ini?

"Yes sir?"

"Kau melewatkan 2 mata kuliah kemarin, dan dikeluarkan dari kelas sekali" sambarnya langsung.

"Maafkan saya"

"Aku hanya memperingatkan kau miss, test akhir semestermu harus sempurna agar kau dapat beasiswa untuk melanjutkan S2"

"Tak akan ku ulangi" tiba-tiba ada yang menyolek-nyolek bahuku, aku menoleh dan mendapati Justin sedang memegangi perutnya berbisik "gua laper". "Diam sebentar" bisik ku balik. "Aku akan menyuruh asisten ku untuk mengawasimu miss, bukannya apa-apa, aku hanya berniat menolongmu untuk tetap bisa meneruskan ke S2, aku akan tetus meminta laporan Jamie tentangmu miss" ucap Mr. Clark panjang lebar, "Jamie?" Tanyaku, "ya, asisten penggantiku itu, yang kemarin menggantikanku".

Oh Jamie namanya.

"Oh, begitu" "jangan mengecewakan aku, miss" ucap Mr. Clark lalu memutuskan sambungan teleponnya. Aku memikirkan beberapa pesan yang disampaikan Mr. Clark, dia benar aku tidak boleh main-main agar aku bisa meneruskan ke S2.

"Hei, gua laper, jangan kacangin plis" ucap Justin menyadarkanku.

Aku membuka kulkas dan memeriksa ada bahan apa saja yang ada. Sial aku belum belanja!. "Makan diluar saja bagaimana?" aku melihat senyuman kecil dibibirnya. Oh yaTuhan.

"Boleh, ayo"

***

Aku sibuk memakan burger digenggaman tanganku sampai akhirnya terdengar suara pintu masuk terbuka, membuat ku secara reflek menoleh kearah pintu, tanpa direncanakan mataku langsung menatap ke mata sipengunjung yang baru masuk, yang ternyata adalah siserketaris dosen itu, oh maksudku Jamie.

Aku terjebak di dalam mata birunya yang balik menatapku, detik berikutnya sepertinya kita berdua sadar dan sama sama mengalihkan pandangan berlaga tidak saling kenal, jujur saja aku memang tidak mengenalnya, hanya sekedar tahu.

"Kau kenal Jamie?" tanya Justin, "tidak, hanya sering lihat saja" jawabku seadanya. "Oh iya kau ada acara besok?" tanyanya, aku menyerngit, "tidak".

"Baiklah besok sore aku akan menjemputmu?" aku semakin menyerngit bingung, dia seakan tidak memberi pilihan, "itu bukan seperti pertanyaan" ucapku, "memang bukan" jawabnya santai sambil memakan burgernya.

~~~~

Vomment please..

Get You!// J.BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang