"Diet?? Helllooooowww….”
Diet… aduh… suatu kata yang Cuma ada empat huruf tapi bisa buat susah orang terutama orang yang seperti gue. Gue udah pernah coba diet, berhasil, tapi aku selalu tergoda dengan masakan bibi gue, dan dia pun selalu menggodaku untuk makan. Kalo gue disuruh olahraga, gue nggak akan mau!! Males….
Gue masih ragu dengan tawaran yang diberikan kak rico, tapi ini kesempatan yang paling baik untuk dapetin kak rico. Aduh.. gimana ini? Apa gue tolak aja?.
Hari itu juga gue langsung pergi nge-gym, target gue adalah langsing dengan cepat tapi itu butuh waktu yang lama banget, selain itu gue juga harus pulang lama setiap hari, kalo gue pulang cepet pasti bibi gue lagi masak trus kan gue nggak tahan sama aroma masakannya bibi gue, melebihi chef-chef professional deh pokonya.
Lama kelamaan berita jadian gue sama kak rico pun udah melebar ke satu sekolah. Cindy dan Daniel pun tidak percaya kalo aku pacaran sama kak rico. Semua sekolah pada heboh semua, maklum kak rico itu senior yang paling baik dan ganteng, tapi sarah nggak suka aku pacaran sama kak rico.
“eh, loe itu mau aja pacaran sama rico yang sok ganteng itu” kata sarah yang tiba-tiba ada didepan kelas gue.
“ emangnya kenapa gue pacaran sama kak rico cemburu loe?”
“gue? Cemburu… ya kaleee…. Gue Cuma kasian aja sama loe, mau diboongin sama si rico itu, asal loe tau aja, banyak cewek yang udah dia permainkan termasuk gue, gue aja jijik pernah pacaran sama dia, udah ya kalo loe nggak percaya sama gue buktiin aja sendiri kalo si rico itu pembohong besar, yukk girls cabut” ia menyuruh gengnya utntuk pergi.
Gue menghiraukan perkataannya si sarah, gue percaya kok sama rico, semua orang kan pasti berbuat salah, pasti kak rico itu udah belajar dari keslahannya itu dan mungkin dia nggak akan ngelakuin gue kayak gitu.
Setiap hari gue udah nge-gym sama diet tapi berat badan gue benar-benar nggak turun, kalo turun pun Cuma ons nya aja yang turun sementara kiloannya masih segitu-segitu doang. Gue udah merasa nggak kuat, gue kyknya nolak permintaannya kak rico aja deh, kalo dia masih kekeh untuk nyuruh gue diet yaa apa boleh buat.
Besoknya gue coba untuk ngomong ke kak rico. Dia sedang asik mengobrol dengan gengnya. Aku coba mendekati mereka. “Kak rico” teriakku, semua anak gengnya melihat ke arahku dan kak rico mulai menghampiriku. Aku coba ngomong sama dia. Aku melihat anak gengnya seperti lagi ngomongin gue matanya selalu menuju kepadaku sambil mulutnya itu berkomat kamit.
“kak, kyknya aku nolak permintaan kakak deh, aku nggak kuat diet kak” kata gue berterus terang.
“woi rico, itu pacar baru loe, gila… besar banget” teriak anak gengnya kak rico.
Gue langsung berengin yang teriak tadi.
“ngel, kita putus aja ya, aku malu punya pacar kayak kamu, aku selalu dihna sama kawan geng aku” kata kak rico.”
“kamu kok gitu sih kak main mutusin gitu aj, jdi selama ini yang aku lakuin itu sia-sia. Ternyata yang dikatain sarah itu benar ya kak, kaka itu pembohong. Kamu itu nggak punya perasaan banget sih kak! Aku benci sama kamu”
Perlahan air mata aku langsung jatuh, aku langsung pergi dari temapat itu dan lari ke kelas. Sebenarnya aku tdi nggak mau blg kalo aku nolak permintaannya, aku Cuma mau kak rico kasih aku tantangan yang lain selain nge-gym dan diet. “aaaaaaaaaaa…..” aku berteriak cukup kencang sampai cindy dan Daniel mendengar teriakanku. Mereka langsung masuk ke kelas dan menanyakan aku kenapa.
“loe kenapa gell?” Tanya cindy.
“gue diputusin sama kak rico”
“kok bisa, salah loe apa?” kata Daniel
“katanya gue gendut dan dia malu pacaran sama orang gendut”
“ihh, gila banget tu orang main mutusin cewek aja, nggak punya hati banget sih”
Cindy langsung meluk gue dan air mata pun jatuh lebih deras lagi,
“udah gell, loe lupain aja kak rico, mungkin ini jalan yang terbaik buat loe”
Gue langsung minta pulang sama kepsek dan menyuruh supirku untuk jemput aku. Mataku bengkak karena menagis tadi, sampai dirumah mamaku ngeliatin gue sampai terbengong, mungkin karena aku pulang cepet trus nggak ngucapin salam trus mataku bengkak dan gue langsung masuk ke kamar gue. Dari luar aku mendengar ada yang mengetok pintu kamarku, aku tiudak membukakannya, sepertinya itu mamaku.
