Atsumu malam itu masih belum tertidur.
Sedang fokus menonton pertandingan nasional voli Karasuno dan Kamomedai.
Tak henti-hentinya mengumpati Tobio yang sangat terampil sebagai setter.
Tapi mengumpat dalam hati. Soalnya adik tercintanya sudah tidur duluan di ranjang atas. Kasian kalau terbangun hanya karena umpatan kasarnya.
Terlebih lagi malam ini sangat dingin.
Wajar sih, kan sekarang sudah memasuki musim dingin.
Atsumu masih bergelung di bawah selimutnya. Berusaha menghangatkan diri sembari menonton pertandingan tersebut.
Mana bisa tidur kalau masih terasa dingin seperti ini.
Atsumu masih saja merasa kesal pada bagian Tobio yang ia sangka ingin merebut bola, ternyata justru berusaha memberikan toss pada si cebol nomor 10.
'Sialan, yang seperti itu juga aku bisa!' umpat Atsumu dalam hati.
Tak bisa dipungkiri sih, Atsumu merasa takjub pada permainan mereka.
Tapi juga merasa kesal. Harga dirinya sebagai setter membuatnya merasa tak ingin kalah.
Lagi fokus-fokusnya menonton, tak menyadari kepala sang adik mengintip dari ranjang atas.
"Tsumu belum tidur?" tanya adiknya, Osamu.
Atsumu segera menoleh ke atas, mendapati adiknya mengintip dirinya dengan pose yang menggemaskan.
Matanya terlihat sayu, menandakan terbangun dari tidurnya. Rambutnya terlihat acak-acakan.
"Ga bisa tidur, dingin banget." Balas Atsumu mulai mematikan ponselnya, memandang wajah adiknya yang menggemaskan.
"Samu juga terbangun karena dingin, mau tidur sama Tsumu." Balas Osamu masih mengintip dengan pose lucu, kali ini sembari memeluk gulingnya.
Atsumu merasa degup jantungnya berpompa lebih cepat. Soalnya kali ini Osamu terlihat menggemaskan sekali.
Hati Atsumu rasanya tidak sanggup menampung kegemasan Osamu lebih banyak lagi.
"Mau Samu yang ke bawah atau Tsumu yang ke atas?" tanya Atsumu, mulai bangkit dari rebahannya.
"Samu aja yang ke bawah." Balas Osamu mulai beranjak dari kasurnya. Menuruni tangga secara perlahan, sembari memeluk bantal gulingnya, dan membawa selimut juga melindungi badannya dari hawa dingin.
Sebenarnya sudah ada penghangat ruangan sih di kamar mereka, namun entah mengapa kamar mereka masih terasa dingin.
Atsumu gemas sekali dengan Osamu yang setengah sadar seperti ini.
Terlampau jujur, polos, dan menggemaskan.
Osamu yang memeluk bantal guling dan dilindungi selimut begitu justru membuat pipi Atsumu perlahan memerah.
(authornya ikutan ambyar bareng Atsumu)
Lalu Osamu segera menaiki ranjang Atsumu.
"Mau peluk." Kata Osamu lagi.
Atsumu segera memeluk Osamu.
Menyediakan lengannya untuk kepala Osamu.
Osamu menyamankan kepalanya pada lengan Atsumu.
Berusaha mendekat pada dada bidang Atsumu. Tak lupa Atsumu menyelimuti badan keduanya dengan selimut (bantal guling yang dipeluk Osamu dilemparkan Atsumu ke lantai, tidak butuh kalau kata Atsumu).
Atsumu mengelus rambut Osamu perlahan. Berniat membuat Osamu merasa nyaman dan tertidur lagi.
"Hangat, ga dingin lagi. Hehehe." Ucap Osamu perlahan. Senyum terbit di wajahnya dengan mata terpejam.
Membuat Atsumu menciumi pipi Osamu saking gemasnya.
"Hm, hangat." Balas Atsumu pelan. Mengeratkan pelukannya dan mulai tertidur.
Rasa hangat yang nyaman, membuat rasa kantuk menghampiri keduanya.
Tertidur dengan mimpi indah yang menemani, mungkin karena rasa hangat yang juga menyelinap dalam hati masing-masing.
Tak ada lagi kata dingin di antara mereka.
429 word
Day 2 -Cold
ANJIR INI APA WEHHH (O_O)?
TAPI GEMES BAYANGIN SAMU LINGLUNG BARU BANGUN TIDUR HEUHEUEHEU
sfx : cringe cringe cringe bunyi sepeda
((author menyembunyikan diri di pelukan Osamu))
((author yang nyaris terkena spike bola voli entah dari mana))
OKEH BYE! (>_<)/
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒔𝒐𝒖𝒓𝒔𝒖𝒈𝒂𝒓 ✔
FanfictionAre you willing to die for me, then? Dalam rangka meramaikan #MiyacestWeek2020 let's have fun! ⛔✖warn: BL, incest✖⛔ Haikyuu! ©Furudate Haruichi