part 10

928 65 6
                                    

  Edisi kangen kalian.




















"Suho-ssi. Mari saya antar, silahkan." Seorang wanita muda berseragam putih, membuyarkan keseriusan sang empunya nama dari aktivitas membaca majalahnya tadi.

Suho, melangkahkan kakinya mengikuti wanita dengan seragam itu menuju sebuah ruangan putih. Langkah kaki diikuti beberapa suara tertawa dan tangisan membuat suho sedikit  meringis.

"Silahkan. Dokter bae  sudah menunggu." Ucap wanita itu.

Suho menggumamkan kalimat terima kasih hingga akhirnya masuk kedalam ruangan dengan bau khas obat obatan. Perawat itu benar. Seorang dokter dengan jas kebanggannya telah menunggunya.

"Kau masih mengingatnya suho-ssi?" Suara wanita itu terdengar jelas sedang menyindir. Membuat suho mengernyit hingga akhirnya tertawa. Seakan akan wanita itu melontarkan sebuah lelucon yang sangat mengocok perut.

"Hahaha. Kau masih tidak berubah ya, dokter bae ?"ucapnya sambil menghapus setitik air mata, karena tertawa. Membuat dokter itu manatapnya sinis.

"Jangan bergurau tuan kim. Yan tidak berubah adalah anda. Humormu masih sangat buruk. Menyedihkan."

"Wah wah. Bibirmu itu semakin sering mengucapkan kalimat sinis ya. Ckck. Berubahlah sedikit."

"Terima kasih atas saranmu, tuan kim. To the poin saja, apa tujuanmu datang kemari." Ucapnya datar. 

Suho mengangkat sudut bibirnya. Menumpuhkan kaki kirinya di atas kaki kanan dan bersender dengan nyaman. Tanganya ia lipat didada. Maniknya menatap telat pada manik tajam yang menatapnya balik.


"Bisa kau berikan aku pekerjaan ?"

"Wow!! Kau dengan angkuh datang kemari hanya untuk meminta pekerjaan. Menyedihkan" Lagi lagi dokter itu melontarkan kalimat sinis membuat suho meringis ditempat.

"Tidak ada. Tidak ada pekerjaan untuk manusia sepertimu. "

"Ayolah irene, berikan aku pekerjaan. Kau tahukan aku habis di rampok. Aku yidak mempunyai apa apa sekarang."
"Berbaik hatilah pada ku. Kalau tidak, balash budiku."

"Kau?! Menolong dengan pamrih. Oh god, seharusnya aku tahu itu dari awal. "

"Jika saat saat genting, nona bae. Sistem pamrih harus dilakukan. Jadi ?"

Wanita itu-irene- bangkit dari kursinya. Memilih berdiri membelakangi tamu tak diundangnya-menatap taman rumah sakit yang luas. Terdiam sejenak, seolah olah sedang memikirkan sesuatu yang sangat penting.

"Baiklah. Tapi bukan disini. Temanku, memerlukan pegawai di cafe barunya. Bagaimana ?"

Suho nampak terdiam sejenak. Hingga akhirnya..

"Wah wah wah!!! Kau masih yang terbaik irene. Kau selalu bisa kau andalakan!!" Ucapnya heboh.

"Ya ya ya. Pergi sana!! Nanti ku hubungi restorannya. Aku muak melihatmu." Suho merotasikan matanya mendengar ucapan sinis-lagi-.

"Kau ini!!! Dasar kau tidak berperikemantansuamian. Cih. Tapi terimakasih,  irene. Baiklah. Berhubung kau sudah mengusirku secara halus maka aku dengan berbaik hati akan pulang. Senang bertemu lagi denganmu, bae"

Suho bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan itu  setelah melambai singkat pada irene dan mengenakan coat yang telah ia lepas sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 I'm Yours | Revisi |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang