8.

26 15 31
                                    


Yeonmi mengusap dahinya yang penuh dengan keringat. Matahari bersinar begitu cerah pagi ini. Langit terlihat biru bersih, awan sama sekali lenyap entah ditelan apa. Mungkin orang-orang menyukainya, berharap hari ini bisa bersenang-senang dengan suasana sebagus ini. Namun bagi Yeonmi, jelas ini malah semakin menyiksa.

Yeonmi meneguk salivanya, berusaha membasahi tenggorokannya yang kering sejak ia bangun tidur pagi tadi. Kedua kakinya masih berusaha untuk terus bergerak. Berteriak dalam hati menyemangati dirinya sendiri. Masih ada dua putaran lagi yang tersisa.

Salahkan pada bus yang ia naiki tadi. Walaupun ia sudah secepat kilat bersiap hingga sarapan pun lupa, pukul 7 lebih sepuluh menit ia berhasil sampai di halte. Tapi kalian tahu? Bus datang pukul tujuh lebih dua puluh menit, jelas ia terlambat.

Dan beginilah akhirnya, ia harus berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 putaran. Huh bahkan dia sudah berlari dari halte bus hingga sekolah, dan sekarang ia masih harus berlari lagi?

Ditambah suasana yang menemaninya saat ini, semua gadis memperhatikan dia lewat jendela kelas. Ia heran, apa mereka tidak punya pekerjaan lain selain menertawakan orang yang tengah dihukum?

Yeonmi hanya menunduk, tak ingin menggubris mereka semua. Ia harus cepat menyelesaikan hukuman ini dan segera pergi.

Alisnya mengerut bingung ketika sepasang kaki tiba-tiba menyamai langkahnya. Apalagi mendengar orang-orang yang juga tiba-tiba berteriak. Yeonmi mendongak, wajahnya langsung berubah sebal melihat siapa orang yang berlari disampingnya ini.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yeonmi. Jelas ia masih jengkel dengan laki-laki ini. Kejadian kemarin masih belum pergi dari pikirannya. Dan juga sekarang, mau apalagi dia?

Yang ditatap pun hanya cuek berlari, menoleh pun tidak.

"Kau sendiri?"

"Menurutmu?"

"Besok, berangkat bersamaku" ucap Taehyung. Yeonmi sontak kembali menoleh.

"Tidak, terimakasih." jawab Yeonmi.

Ia kembali mengusap keringat di dahinya. Ingin mengumpat rasanya, kenapa hari ini panas sekali?

"Jangan menolakku" ucap Taehyung lagi.

Yeonmi menanggapinya malas. Masih bisa laki-laki itu memaksanya. Sebal? Jengkel? Jelas. Tapi Yeonmi hanya bisa menahan dalam hatinya. Entah, tubuhnya terasa sedikit aneh hari ini. Membuatnya enggan menanggapi.

Beberapa saat setelah itu, langkah Yeonmi semakin melambat. Hanya tinggal satu putaran lagi dan selesai. Namun, tiba-tiba perutnya berdemo disusul pening pada kepalanya.

Taehyung menoleh melihat Yeonmi yang tidak lagi disampingnya.

"Baik-baik saja?" tanya Taehyung.

Yeonmi sudah terlihat sangat kelelahan, namun tetap mengangguk. Ia masih terus berusaha untuk berlari.

Namun apa daya, tubuhnya malah semakin lemas.
Taehyung yang masih memperhatikan gadis itu, ikut melambatkan langkahnya. Hingga langkah Yeonmi benar-benar berhenti dan tubuhnya tiba-tiba ambruk.

Untung saja Taehyung dengan sigap menangkapnya. Orang-orang yang melihat mereka ikut berteriak terkejut. Namun kemudian, tetap saja hujatan yang keluar dari mulut mereka.

Taehyung berdecak.

"Dasar keras kepala" ia segera mengangkat tubuh Yeonmi dan membawanya ke ruang kesehatan.

Ruangan itu terlihat begitu sepi, Taehyung menidurkan Yeonmi pada salah satu ranjang. Tidak ada petugas kesehatan yang berjaga saat ini, jadi ia tidak bisa melakukan apapun selain memancing Yeonmi agar cepat sadar.

•Too Pain To Fine• [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang