TTU: 01

677 84 74
                                    

_Mereka mengatakan bahwa aku telah berubah, padahal kenyataannya mereka lah yang berubah_

🌿

Yuhn Taehyung, Laki-laki itu tengah tersenyum miring, menatap pantulannya di depan cermin. Dia sudah memakai seragam sekolah rapi, lengkap dengan almamater.

"Bukankah aku terlihat sangat tampan?" katanya memuji dirinya sendiri sembari tersenyum kecil.

Kemudian dia membalikkan tubuhnya, melangkahkan kakinya mendekati nakas meja. Tangannya merogoh sesuatu di laci sana, kemudian dia menyeringai ketika berhasil meraih apa yang ia cari.

Itu adalah bungkus rokok. Dia lalu memasukkan sebungkus rokok itu ke dalam tasnya. "Aku pergi," ucapnya sebelum meninggalkan kamarnya.

Kaki jenjangnya perlahan menuruni anak tangga, berjalan menuju meja makan untuk mengisi perutnya. Di sana sudah ada Kakak-kakaknya -minus Seok-jin dan Hoseok- yang tengah sarapan.

Tanpa menyapa mereka terlebih dahulu, dia duduk di kursi biasanya. Tangan kanannya meraih dua roti tawar kemudian mengoleskannya dengan selai strawberry.

"Mengapa kau berada di sini?" tanya Jimin datar.

Taehyung yang sadari tadi fokus dengan rotinya kini mendongak, menatap Jimin dengan menaikan alis kanannya. "Mengapa? Kau tidak salah menanyakan itu padaku?" dia balik bertanya.

"Kami tidak menginginkanmu berada di sini," sahut Yoongi dengan nada dingin.

"Aku juga tidak menginginkan kalian berada di sini." balas Taehyung cuek.

Yoongi memutar bola matanya dengan malas. Sikap seperti ini lah yang dia tidak suka dari adik bungsunya. Keras kepala, angkuh, pembangkang, dan tidak tahu sopan santun. Ntahlah, semuanya berubah sejak kepergian Yoona dan Chang Wook.

"Bisakah kau pergi dari sini? Jujur, kami sangat muak melihat wajahmu." Jungkook ikut bersuara.

Taehyung terkekeh sejenak sebelum kembali membuka suara. "Kau pikir aku tidak muak denganmu? Kau itu hanya anak pungut di sini, tidak sepantasnya kau mengusir si pemilik rumah ini. Jadi, bukankah seharusnya aku yang lebih pantas mengusirmu dari sini?" tuturnya dengan angkuh.

Jungkook mendengus kesal usai mendengar balasan yang diberikan anak itu  kepada dirinya. Selalu saja Taehyung menggunakan kekuasaannya, dan sialnya dia tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya mengumpati Taehyung di dalam hati.

Yoongi yang memang sudah muak, dia lalu mendorong kursi yang ia duduki, mengubah posisi duduknya menjadi berdiri. Dia hendak melangkahkan kakinya menjauhi ruang makan, namun suara seseorang yang memanggil namanya membuat dirinya terdiam, dengan netra yang menatap Namjoon.

"Hyung mau kemana? Makanannya belum habis," Namjoon melirik piring  yang berada di sampingnya.

"Aku sudah kenyang." sahutnya begitu dingin, kemudian melenggang pergi meninggalkan ruang makan, menyisakan empat orang di sana.

"Aku juga sudah kenyang," ucap Jimin,  meraih tas sekolahnya kemudian pergi meninggalkan ruang makan. Namjoon sempat meminta Jimin untuk kembali namun Jimin sama sekali tidak menggubrisnya.

Namjoon melirik Jungkook yang sudah berdiri dengan tas yang sudah berada di punggungnya. "Jungkook, jangan bilang kau juga sudah kenyang. Lihat, bahkan kau belum menghabiskan makananmu." ucap Namjoon menunjuk piring makanan milik Jungkook.

Jungkook melirik Namjoon. "Aku sebenarnya masih ingin makan, tapi, melihat wajah anak itu membuat selera makanku menurun. Jadi, lebih baik aku makan di kantin sekolah saja." tuturnya kemudian pergi menyusul Jimin.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang