TTU: 02

512 78 44
                                    

_Bertahan untuk hidup, hidup untuk membahagiakan_

.

Binar redup itu perlahan mulai terbuka taktala rungunya mendengar seseorang memanggil namanya dari balik pintu kamarnya. Perlahan dia turun dari tempat tidurnya, berjalan mendekati pintu.

Taehyung mendapati eksistensi Kakak tertuanya berdiri di depannya saat pintu itu berhasil terbuka. "Seok-jin hyung," ucap Taehyung sedikit serak akibat bangun tidur.

"Taehyung, wajahmu kenapa?" tanya Seok-jin khawatir. Tangan kanannya memegang pipi Taehyung yang lebam.

Taehyung tersenyum simpul kemudian menggeleng pelan. "Aku tidak apa," jawabnya dusta.

"Berkelahi dengan teman sekolah, hum? Tadi Yoongi sudah menceritakannya padaku."

Taehyung mengerutkan keningnya sejenak kemudian mengangguk. "A-ah iya, hehe." Taehyung menggaruk tengkuk lehernya.

Seok-jin menghela napas. Tangan kanannya beralih mengusap rambut. "Jangan terlalu sering berkelahi, tidak baik." nasihat Seok-jin lembut. Taehyung menganggukan kepalanya. "Ne, Hyung."

"Sudah waktunya makan malam. Ayo kita turun, mereka sudah menunggu di ruang makan." ucap Seok-jin menarik pelan pergelangan tangan kanan adiknya.

Taehyung menahan, membuat Seok-jin mengurungkan langkahnya. Dia menatap Seok-jin dengan sorot pertanyaan. Taehyung menggeleng pelan.

"Kenapa?" tanya Seok-jin heran.

"A-aku takut mereka tidak akan menerima kehadiranku dan memilih untuk meninggalkan makan malam." ucap Taehyung lirih, binar redupnya menatap netra Seok-jin.

Taehyung tidak bohong. Dia memang takut jika Hyungdeulnya tidak akan menerima kedatangannya. Selain itu, dia takut kedatangannya hanya akan merusak acara makan malam mereka.

Seok-jin mengulum senyumnya. "Jangan takut, ada Hyung di sini. Hyung pastikan malam ini mereka tidak akan meninggalkan ruang makan,"

"T-tapi.."

"Sudah jangan tapi-tapi, ayo!" seru Seok-jin menarik tangan Taehyung dan membawanya pergi.

-

Ketakutan yang sempat ia pikirkan telah terjadi saat dirinya dan Seok-jin sampai di ruang makan. Wajah yang sangat tidak bersahabat itu mereka tunjukkan untuk Taehyung yang baru saja datang.

Seokjin mengernyit heran ketika netranya menangkap tatapan-tatapan sinis yang mereka tunjukkan ke arah Taehyung. "Hei, berhentilah menatap kami seperti itu, tatapan kalian terlihat mengerikan." tegur Seokjin bercampur gurauan.

"Kenapa dia di sini?" tanya Yoongi terdengar dingin.

Taehyung meremas ujung bajunya dengan kepala yang menunduk. Ini lah yang dia takuti, tidak di terima bergabung dengan mereka.

Seok-jin melirik Taehyung yang tengah menunduk kemudian beralih menatap Yoongi. "Tentu saja untuk bergabung makan malam. Pertanyaanmu sungguh aneh, Yoongi." jawab Seokjin terkekeh.

"Hyung tau kami tidak menyukai anak itu, tapi kenapa kau justru membawanya ke sini?" sahut Jungkook.

"Itu benar. Dengan Hyung membawa anak itu kemari, itu hanya akan membuat kami kehilangan nafsu makan." timpal Jimin.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang