Hampir sudah setahun lebih dirinya menjadi pengangguran, tekadnya yang sedari dulu kuat lama-lama melemah.
Seakan rasa putus asa sudah mulai mendekatinya, entah segala cara yang dilakukan sudah terasa maksimal ia jalani. Namun ibunya tidak membiarkan dia putus asa begitu saja, hingga suatu waktu sang ibu memberikan dua pilihan terhadapnya.."Kamu masih mau kerja?" Tanya ibu
Amira mengangguk lemas.
"Ibu punya 2 pilihan, kamu harus memilih salah satunya! Yang pertama, kamu mau buka usaha online atau kuliah?" Lanjutnya bertanya.
Kali ini semangat amira yang sudah melemah dan layu kembali segar seperti tersiram air keajaiban. Rasanya seperti mimpi yang nyaris menjadi nyata, mengapa tidak? Amira memang bercita-cita untuk melanjutkan pendidikannya, atau memiliki usaha sendiri. Dua pilihan yang menurutnya memang keduanya menjadi impian kecilnya. Amira memikirkannya dengan serius, dan memilih untuk melanjutkan pendidikannya. Karena menurutnya dia akan mampu memiliki pekerjaan yang dia inginkan, yaitu menjadi seorang guru.
"Baik kalau itu yang kamu pilih mir, nanti lusa kamu pulang dulu kegarut ya. Ambil kartu identitas dan dokumen penting lainnya. Jangan lama-lama! sehari dua hari juga berangkat lagi kesini ya" kata ibunya menjelaskan.
Amira bergegas merapihkan baju dan bersiap agar besok lusa tinggal berangkat......
Dia pulang ke kampung halamannya dengan menggunakan bis yang biasa dia tumpangi setiap pulang kampung.
Dihatinya antara sedih dan bahagia, sedihnya itu setelah sekian lama melamar kerja tidak ada satupun yang menerimanya, dan bahagianya dia akan menjenjang pendidikan kembali untuk melanjutkan cita-citanya itu.
Setiba disana amira segera menyelesaikan semuanya, dokumen segera disimpan rapih di tas ranselnya.
Dan sudah membereskan kembali Semua pakaiannya. Dia bersiap untuk pulang esok pagi, tapi karena suatu alasan dia tidak bisa pulang dan terpaksa membatalkan keberangkatan nya.
Malam harinya seorang teman terdekatnya bermain kerumah, dia menawarkan suatu pekerjaan yang dia juga kerja disana. Awalnya amira menolak, karena belum punya pengalaman dan rasa malunya yang sangat tinggi, jadi dia banyak menolak dengan seribu alasan."Yasudah kalo gitu, entar kalo hati kamu udah terbuka dan udah mau kerja kesana kabarin aku segera ya. Soalnya lowongan nya cuma buat kali ini aja" ujar temannya yang bernama Dwi itu.
Dwi bahkan bukan sekedar teman, selain rumahnya sangat dekat mereka juga sudah seperti saudari sendiri.
Dwi sebenarny masih sekolah, tapi jika libur dia selalu meluangkan waktunya untuk bekerja, dan ditempatnya bekerja itulah aku ditawarkan. Memang sederhana pekerjaan nya hanya melayani pembeli disebuah toko kecil tempat pemberhentian setiap angkutan umum. Meski kecil ditoko tersebut selalu ramai pembeli setiap harinya, jadi lumayan lelah jika hanya satu atau dua pegawai. Karena pegawai yang biasa bekerja sedang cuti melahirkan, maka dari itu amira ditawarkan untuk sementara kerja disana.. dan kalo merasa betah, dia bisa melanjutkan pekerjaannya disana.
Sejenak pikirannya kalut, antara niatnya di jakarta dan pilihan ini untuk menambah pengalamannya juga.
Apalagi amira memiliki dua adik laki-lakinya yang masih sekolah, dan pasti jika dia ikut kuliah biaya sang ibu akan bertambah beban. Jadi dia merelakan impian nya, dan memilih bekerja ditempat itu. Memang ibunya sedikit marah, tapi pilihan amira juga tidak sepenuhnya salah. Dan ibunya mengizinkan anaknya itu untuk belajar kerja.....
Benar-benar kaku rasanya, amira memang karyawan yang NOL pengalaman. Dia hanya mampu mengikuti ekor karyawan lain, rasa malunya memang sangat tinggi.
Untuk saja sang majikan tidak pernah memarahinya, hanya saja banyak orang yang sering menegur dan menasehatinya agar tidak semalu itu."Siapa namamu?" Tanya Pak seto, yang sekarang sudah menjadi majikannya.
"Amira pak" jawabnya pelan

KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Life
No FicciónMenceritakan perjalanan hidup yang dipenuhi dengan suka dan duka.