"Kriing..." suara alarm berdering kencang membuat Andri bergegas bangun. Namun tubuhnya terasa letih dan pegal. Perlahan dia bangkit menuju kamar mandi. Setengah jam kemudian selesai mandi, dia terlihat segar kembali dan segera mengambil kunci mobilnya untuk diperiksa agar aman diperjalanan nanti.
"Nak Andri, mari sarapan dulu," pinta sang mertua.
"Baik, Ma. Sebentar lagi masih membereskan tas yang akan Andri bawa nanti," jawab Andri yang tak lama jalan menuju meja makan. Setelah duduk dia tidak melihat putrinya sehingga dia bertanya kepada sang mertua.
"Tasya kemana, Ma? Apa dia belum bangun?" tanya Andri.
"Sudah bangun kok, mungkin sebentar lagi turun. Tuh, lihat dia jalan kemari. Aduh.., cucu oma cantik banget hari ini pakai pakaian sekolah," kata Retno.
"Pagi Papa, Oma, Opa.." sapa Tasya seraya mencium tangan mereka lalu duduk untuk sarapan.
"Maafkan Papa ya, Sayang. Karena hari ini Papa tidak bisa mengantarmu ke sekolah. Soalnya hari ini Papa harus pulang dan besok mulai bekerja," ucap sang papa.
"Hm ... tapi Papa pulang kan?" tanya Tasya.
"Papa pulangnya sebulan sekali, Sayang. Kalau kangen kan bisa telpon atau video call Papa," ujar sang ayah.
"Assalamu'alaikum," sapa sang mama.
"Wa 'alaikum salam,"
"Mas Arman.. Mbak Widya.. mari masuk sekalian ikut sarapan mumpung lagi masak banyak nih. Tumben pagi-pagi gini kok sudah sampai kesini." ucap Retno.
"Makasih, Mbak Retno. Kami sudah sarapan sebelum kesini, biar kami duduk di ruang tamu saja. Iya nih, mau lihat Andri pulang sekalian ikut antar cucu oma yang mau masuk sekolah," kata Widya sambil tersenyum melihat cucunya begitu cantik memakai pakaian sekolah.
"Ya sudah, Mbak, saya tinggal dulu untuk sarapan. Biar nanti pembantu saya membawakan minuman." ucap Retno yang di balas dengan anggukan kepala oleh keduanya.
* * * * *
"Ma.. Pa.. Andri berangkat," ucap Andri seraya mencium tangan kedua orang tua dan mertuanya.
"Iya hati-hati di jalan," ujar sang mertua.
"Kalau lelah atau mengantuk jangan di paksa, istirahat sejenak," himbau sang mama.
"Baik, Ma,"
"Sayang, Papa berangkat ya, rajin belajar ya, Nak. Buat papa bangga," pinta sang papa seraya mencium kening sang putri.
"Baik, Pa. Tasya akan rajin belajar supaya bisa buat Papa bangga," jawab sang anak sambil mencium tangan sang papa.
"Assalamu'alaikum..,"
"Wa 'alaikum salam.."
Akhirnya mereka melepas kepergian Andri pulang ke Jakarta. Setelah mobil Andri hilang dari pandangan, mereka segera mengantarkan Tasya ke sekolah.
Setelah sampai di sekolah Tasya, Retno mengambil ponselnya di tas lalu melakukan panggilan.
"Assalamu'alaikum, Buk de," sapa suara seorang gadis.
"Wa 'alaikum salam, Dinda. Bagaimana kamu sudah berangkat ke Jakarta kan?" tanya Retno.
"Iya, Buk de. Ini baru mau jalan busnya," jawab Dinda.
"Ya sudah, hati-hati di jalan nanti Buk de kirim alamat tujuan kamu." timbal Retno.
* * * * *
Setelah 6 jam perjalanan, Andri pun sampai di rumahnya dan segera menurunkan barang yang dibawanya. Setelah membuka pintu rumahnya, dia sempat tertegun serasa malas untuk masuk ke rumah itu. Teringat kembali masa-masa indah bersama almarhum istrinya. Juga ketika kehadiran Tasya sebagai bayi imut yang membuat ramai rumah itu. Namun ia tersadar ketika ada yang menegurnya.
"Loh.. Nak Andri sudah pulang?" tanya pak RT.
"Iya, Pak karena besok saya sudah masuk kerja," jawab Andri.
"Ya sudah, Nak Andri saya masih ada keperluan di kelurahan. Kalau ada apa-apa telpon saja saya. Mari, Nak, assa" ucap pak RT.
"Silahkan, Pak. Baik wa 'alaikum
jawab Andri langsung masuk ke rumah dan memasukkan barang-barang ke kamarnya.Setelah selesai Andri duduk di sofa dan min luum air mineral yang ada di mobil saat perjalanan tadi. Karena di rumahnya jelas tidak ada apa-apa. Dia berniat berbelanja malam nanti. Ketika dia hendak menutup mata untuk beristirahat, dia dikejutkan getaran ponselnya. Ternyata ibu mertuanya yang menelpon.
"Assalamu'alaikum.. Ma,"
"Wa 'alaikum salam.. Nak Andri. Kamu sudah sampai di rumah?"
"Sudah, Ma barusan saja, maaf saya tidak menelpon tadi," kata Andri.
"Gak papa. O iya Mama mau kasih tau kamu, mungkin sore atau malam nanti ada pembantu yang Mama kirim ke rumahmu. Namanya Dinda," kata sang mertua.
"Ya ampun, Ma kok repot-repot sih, kan Andri bisa cari sendiri di sini. Tapi ya sudahlah. Terima kasih, Ma. Memangnya pembantu itu tau rumah Andri, Ma?" jawab Andri yang masih penasaran karena sang mertua begitu begitu perhatian dengannya.
"Iya gak papa. Dia tahu lok karena dia sudah mama kirim alamat kamu dan ma suruh dia nanti naik taksi saja. Ya sudah istirahat sana, maaf mama ganggu," kata sang mertua.
"Iya, Ma. Terima kasih banyak." ucap Andri.
Setelah ngobrol dengan sang mertua Andri pun istirahat di sofa, tubuhnya terasa lelah dan capek sekali. Tak terasa Andri tertidur hingga pukul 5 sore. Dia pun segera bangkit untuk mandi dan setelah itu dia duduk di depan rumah sambil memainkan ponselnya.
''Tin..tin." bunyi klakson sebuah taksi yang berhenti di depan rumahnya. Terlihat seorang gadis turun dari taksi itu dan menyapa Andri.
"Assalamu'alaikum, Mas,3" sapa gadis itu.
"Wa 'alaikum salam.. Risa??" jawan Andri seketika terkejut karena gadis dihadapannya mirip dengan almarhum istrinya.
"Maaf, Mas. Saya Dinda bukan mbak Risa tapi sepupunya. Memang sih wajah saya mirip dengannya tapi saya kan lebih muda dan lebih tinggi." jelas Dinda sambil tersenyum dan bergaya menggoda.
"O Iya.. iya Dinda, pembantu yang di kirim oleh mama ya?" tanya Andri
"Benar, Mas. Buk de Retno yang menawarkan langsung, saya terima aja daripada saya nganggur di kampung, kan mending saya bekerja walaupun jadi pembantu. Lagian bekerjanya di rumah saudara." kata Dinda.
"Ayo masuk sekalian mari saya bantu bawa koper kamu ke kamar kamu." kata Andri yang memperlakukan pembantu seperti keluarga. Seperti yang dilakukan orang tua dan mertuanya kepada pembantu mereka.
"Baik, Mas. Terima kasih." mengikuti Andri ke kamarnya.
"Setelah ini kamu mandi dan kita pergi makan dan belanja. Kamu pasti lapar kan?" kata Andri yang langsung pergi ke ruang tamu.
Makan, belanja. Belanja apaan? batinnya.
Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑰𝒔 𝑴𝒊𝒏𝒆
Romance𝑨𝒏𝒅𝒓𝒊 𝑳𝒖𝒌𝒊𝒕𝒐, 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒖𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒅𝒊𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒂𝒏. 𝑫𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒖𝒕𝒓𝒊. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂...