Wangi alkohol menyeruak keseluruh penjuru sebuah cafe bernuansa vintage. Menandakan semalam ada yang sedang berpesta miras disana.
Seorang bertubuh tegap dan berjanggut yang tak lain adalah pemilik cafe tengah menggoncang-goncang tubuh seorang laki-laki berkuncir satu keatas dengan rambut sewarna dengan meja cafe itu yaitu hitam. Dari semalam pemuda itu menguasai cafe miliknya dengan beberapa botol sake yang dia minum sendiri.
"Hei bangun Shikamaru!" sekarang dengan goncangan yang sedikit brutal membuat pemuda itu hampir jatuh tapi masih tetap dalam posisi tertidur di atas meja.
Tak ada jawaban dari pemuda itu setelah beberapa kali dibangunkan. Kalau urusan seperti ini dia memang sudah mengalah. Karena, jika pemuda itu sudah tidur walaupun bukan dalam keadaan mabuk memang susah untuk dibangunkan.
"Si tukang tidur ini kenapa susah sekali di bangunkan? Naruto juga kenapa lama sekali."
Tak lama kemudian pintu cafe terbuka. Orang yang di rasa-rasakan oleh asuma pun muncul.
"Hai Paman Asuma. Maaf aku terlambat." Sapanya yang sudah masuk kedalam cafe.
"Kenapa lama sekali?" Tanyanya setelah pemuda yang bernama naruto mendekat ke arahnya. "Cepat segera kau bawa dia pergi."
"Mengapa harus aku yang membawanya pulang, sih. Kau seharusnya menelpon chouji." Dengus naruto sebal. Padahal yang dekat rumahnya kan chouji tapi malah dia yang harus direpotkan untuk menjemput nya padahal rumah mereka berbedah arah.
"Dia tidak bisa dihubungi. Satu-satu nya orang yang bisa dihubungi adalah kau." Ucapnya sambil berlalu berniat untuk melanjutkan aktivitasnya membersihkan cafenya karena sebentar lagi adalah waktunya buka.
"Menyusahkan saja." Naruto sedikit membungkuk mendekatkan wajahnya ketelinga Shikamaru, "CEPAT BANGUN SHIKAMARU BAKAA!!!"
Dengan suara cempreng sepuluh oktaf nya naruto berteriak di telinga Shikamaru tanpa memedulikan telinga temannya itu menjadi tuli. Asuma yang mendengar sempat ikut menutup telinganya dan melongo sesaat melihat Shikamaru yang langsung bangun gara-gara teriakan si rambut kuning jabrik itu. Ternyata itu adalah cara yang tepat untuk membangunkannya. 'jadi begitu cara membangunkannya? Bisa dicoba lain kali.' batin Asuma.
"Ngg. Hoamm." Yang dibangunkan hanya merespon seadanya lalu mengorek-ngorek sebelah telinganya yang sedikit berdengung. Lalu bangkit dengan sedikit terhuyung-huyung. Alkohol masih mempengaruhinya.
"Hei. Kau sudah sadar. Ayo kita pulang." Naruto dengan segera menyambar lengan kanan shikamaru lalu menyeretnya hendak keluar cafe.
"Lepaskan! aku bisa sendiri." Tepis nya dengan kasar lalu berlalu berjalan gontai keluar cafe.
Naruto hanya bisa mengelus dadanya melihat kelakuan pemuda berkepala seperti nanas itu. Dia sudah maklum dengan sikap sahabatnya itu apalagi jika sedang dalam mode mabuk. Bukan hanya hari ini saja dia mabuk tapi, semenjak seminggu yang lalu. Dan jika sudah seperti itu Naruto lah yang selalu direpotkan olehnya.
Sebenarnya shikamaru bukanlah orang yang suka minum-minuman. Hanya saja kali ini mungkin dia sedang ada masalah. Entah karena apa Naruto juga tidak tahu. Karena Shikamaru bukanlah orang yang mudah terbuka oleh siapa pun termasuk dirinya.
Shikamaru melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Naruto yang ada di sebelahnya meringis ngerih menggenggam erat pegangan mobil yang ada diatas pintu.
"Apa kau mau mati? Pelankan sedikit shikamaru!"
Shikamaru tak menggubris perkataan orang sebelahnya dan tetap melajukan mobilnya semakin cepat dan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublesome Police Woman (Revisi)
FanfictionApa jadinya jika Sabaku Temari seorang polisi disiplin yang menjunjung tinggi peraturan hukum bertemu dengan seorang Nara Shikamaru yang selalu melanggar peraturan hukum? Ikuti saja kisah mereka. Hanya disini kalian bisa tahu kisahnya. ShikaTema Dis...