Seorang anak perempuan berusia lima tahun berlari dari atas tangga rumahnya menuju ke bagian ruang tamu. Wajah sumringah tercetak jelas. Kepalanya menyembul dari balik tubuh ibunya yang sedang menyambut tamu di pintu depan. Seorang wanita yang tak lagi mudah namun masih nampak cantik. Berusia 30 tahunan membawa seorang anak laki-laki yang berusia sama seperti anak perempuan itu.
"Shikamaru." Sambut anak perempuan berkucir empat itu. Dia tersenyum sangat manis tatkala yang dipanggil menampak senyumnya.
"Ayo main!" Ajaknya yang langsung memegang tangan anak berkucir seperti mahkota nanas itu.
"Temari, ajak Kankuro juga kalau mau bermain!" Teriak ibunya sebelum kedua anak itu menghilang dari balik tembok.
"Iya, bu!" Temari menyaut dengan semangat dari balik tembok ruang keluarga.
"Dia itu kalau datang Shikamaru langsung saja semangat." Kata Karura pada ibu Shikamaru yang tak lain adalah Yoshino.
"Namanya juga anak-anak." Timpal yoshino sambil tersenyum.
.
"Nii-san. Ayo main mobil-mobilan." Ajak Kankuro adik kedua Temari yang berusia 3 tahun. Dia sudah memegang tangan kiri Shikamaru yang bebas.
"Tidak boleh! Dia harus main denganku!" Larangnya pada adiknya. Menarik tangan kanan Shikamaru yang sudah daritadi dia pegang.
"Tidak! Dia halus main denganku!" Kankuro tak mau kalah berteriak dengan cadelnya.
"Denganku!" Temari menarik kuat tangan Shikamaru.
"Denganku!" Kankuro juga menariknya kuat.
"Dengankuu!" Teriak mereka bersamaan.
Lalu terjadilah tarik menarik seperti permainan tarik tambang yang Shikamaru lah menjadi objeknya. Sedangkan Shikamaru sedari tadi meringis menahan sakit di kedua tangannya. Rasanya tulang yang ada di kedua lengan kecilnya seperti mau terlepas dari tubuhnya.
Oii, sudah cukup tarik menariknya! Kasihan Shikamaru nya!
"Sudah hentikannn...!!" Teriak Shikamaru tak kalah kencangnya. Dia menghempaskan kuat kedua cengkraman kakak beradik dari lengannya. "kedua tanganku sakit tahu!"
"Ma ... maaf," ucap keduanya bersamaan. Menunduk.
"Sebaiknya kalian suit saja. Siapa yang menang main denganku." Usul Shikamaru kepada dua kakak beradik beda rambut itu.
"Oke!" sahut keduanya lagi. Bersamaan.
Mereka pun bermain suit. Kankuro mengeluarkan kelima jarinya yang artinya adalah kertas sedangkan Temari mengeluarkan jari telunjuk dan jari tengahnya berbentuk huruf v yang artinya gunting.
Kankuro cemberut, sedangkan Temari tertawa girang. Sudah tahulah siapa pemenangnya.
"Yey.. aku menang! Hahaha" Temari bersorak ria.
"Kau kalah, Kankuro!" Temari tersenyum mengejek kepada adik tengahnya itu sambil menjulurkan lidahnya.
"Kalian jahat!"
Secara tiba-tiba Kankuro menangis dihadapan mereka dua lalu berlari sambil menjerit-jerit memanggil nama ibunya yang sedang duduk di dapur bersama Yoshino.
"Temari! Apa yang kau lakukan pada adikmu?!" Teriak Karura dari dalam dapur sambil menggendong gara yang masih berusia 2 tahun.
Tanpa memedulikan teriakan ibunya. Temari menyambar boneka teddy bear miliknya yang ada di sofa ruang TV lalu mengajak Shikamaru ke teras belakang rumahnya untuk bermain tapi mereka masih belum memutuskan mau main apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublesome Police Woman (Revisi)
FanfictionApa jadinya jika Sabaku Temari seorang polisi disiplin yang menjunjung tinggi peraturan hukum bertemu dengan seorang Nara Shikamaru yang selalu melanggar peraturan hukum? Ikuti saja kisah mereka. Hanya disini kalian bisa tahu kisahnya. ShikaTema Dis...