2

400 51 23
                                    

-jangan di skip, karena mulai dari part ini sampai part seterusnya ada beberapa bagian direvisi

"Shizune-san bisakah kau bantu aku untuk mencari keberadaan kendaraan dengan nomor plat ini?"

Temari menyodorkan secarik kertas. Shizune meraih kertas itu membacanya sedikit terkejut lalu dengan lihai mengetikkan nomor itu di keyboard komputernya setelah itu menekan tombol enter dan muncullah tulisan di layar dengan pas photo seorang pria berwajah malas berambut kucir keatas seperti nanas yang berada disisi kiri atas layar.

"Pemilik Nara Shikamaru, Alamat Kagemane street apartemen Nara Green." Jelas Shizune, "Apa yang akan kau lakukan dengan ini?"

"Sebentar, Nara Shikamaru? Namanya seperti tidak asing dan sepertinya aku juga pernah melihat wajah ini. Tapi dimana ya?" Temari berusaha mengingat-ingat karena merasa tak asing melihat wajahnya tapi dia lupa pernah mengenalnya dimana.

"Mungkin orang yang pernah kau tilang, mungkin?" Ucap Shizune menerka-nerka.

Temari menggeleng, "entahlah aku juga tidak tahu." Kali ini dia tetap tak bisa mengingat dengan benar. Dasar, penyakit pelupa Temari sepertinya sudah akut.

"Jadi, mau kau apakan orang itu?"

"Sesuai dengan peraturan undang-undang hukum Konoha pasal 26 ayat 1. Aku akan menilang dan menahannya karena telah mengemudi ugal-ugalan dan melanggar peraturan lalu lintas." Jelas Temari sambil menyambar pena yang ada di atas meja Shizune lalu mencatat tulisan yang ada di layar.

"Lihatlah dia, wajahnya terlihat tidak keren dan juga tak bergairah untuk hidup." Katanya meremehkan sembari memberikan pulpen kepada Shizune.

Temari melipat kertas catatannya menjadi 4 bagian lalu memasukkannya kedalam kantung celana.

"Kau yakin akan memberikan hukuman? Dia mungkin akan mudah lolos."

"Aku tidak akan membiarkannya lolos."

"Kau percaya diri juga ya, Temari-san. Kalau begitu semoga berhasil." Shizune menyemangati dengan senyuman.

"Ini. Kau harus membawanya juga." Shizune memberikan sebuah amplop coklat yang berisikan surat penahan dan surat tilang yang entah sejak kapan sudah di cetaknya.

"Terimakasih, Shizune-san."

Temari melangkah pergi menuju kearah Kiba yang tengah duduk di mejanya yang sedang memakan ramen dengan nikmat.

"Hei taring, ayo ikut aku!" Itu adalah panggilan kesayangan Temari untuk Kiba.

"Kemana lagi? Aku lagi makan." Tanya kiba dengan mulut yang penuh dengan ramen.

"Nanti saja makannya. Ini lebih penting dari makanmu itu." Temari mengambil paksa cup ramen yang masih berisi dari tangan Kiba lalu membuangnya ke tong sampah.

Kiba membelalak menatap Temari tak terima. Hilang sudah kenikmatan sarapan paginya di tengah hari ini, "Hei! Apa yang kau lakukan? Itu masih ada isinya."

"Sudah ikut saja ini adalah misi penting."

"Tapi.. uhuk uhuk."

Temari dengan tanpa perasaannya menarik kerah belakang baju Kiba dan sama sekali tak menghiraukan si korban yang tengah terbatuk-batuk merasakan sesak di lehernya.

"Bawa aku ke alamat ini." Temari menyodorkan secarik kertas catatan dihadapan Kiba. Mereka sudah ada di dalam mobil sekarang.

"Kau yakin?" Tanya kiba. Temari mengangguk.

"Pastikan kau mentraktirku makan siang nanti."

Mobil mereka pun melesat ke alamat yang dimaksud. Disana terlihat deretan gedung-gedung pencakar langit. Tak heran, di sepanjang jalan kagemane street adalah kawasan elit di kota Konoha. Terdapat beberapa hotel serta apartement bintang 5 dan pusat perbelanjaan termegah di seluruh Kota. Salah satu gedung yang ber cat hijau menjadi pusat perhatian mereka. Disanalah terpampang besar tulisan 'Nara Green'.

Troublesome Police Woman (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang