Kenikmatan dunia dengan berbagai macamnya merupakan ujian yang berat. Sahabat Abdurrahman bin Auf radhiallahu 'anhu berkata, “Dahulu kami diuji bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan kesengsaraan dan kami (mampu) bersabar. Setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam meninggal, kami diuji dengan kesenangan dan kami tidak bersabar.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, no. 2464)
Abdurrahman bin Auf radhiallahu 'anhu hendak mengatakan bahwa mereka diuji dengan kefakiran, kesulitan, dan siksaan (musuh); dan mereka mampu bersabar. Namun, tatkala (kesenangan) dunia, kekuasaan, dan ketenangan datang kepada mereka, mereka tidak mampu bersyukur.
(Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7/139)