Flashback (2)

102 81 28
                                    

Happy reading.

pintu gudang tertutup dengan keras. lampu ditepi mati satu persatu hingga menyisakan lampu ditengah ruangan yang masih menyala. beberapa pria yang memegang pistol terlihat sedang berwaspada.

Dushh

Lampu dipojok tiba tiba menyala menampilkan seorang anak kecil dengan rambut sebahu yang sedang tersenyum manis kearah mereka. Airin mengamati anak itu sedang berjalan sambil menggores pisau kelantai.

"Woi!! Bocah jangan main disini, kalo main dirumah sana!", cetus salah seorang dari mereka.

Sreett

Cairan kental berbau amis keluar dari leher pria yang mengatainya tadi. anak kecil itu menghentikan pisau yang dia gores dilantai dan tersenyum kecil.

"ARGGHHH!!", teriak kesakitan mulai menggema ketika goresan demi goresan muncul dengan sendirinya di tubuh pria itu.

Raut marah dan waspada tercetak jelas dimuka teman teman dari pria tadi.
Sedangkan pria yang berteriak kesakitan itu terpental jauh dari posisinya semula menghantam besi besi berkarat berukuran diameter 2 senti. akibatnya pria itu mati menggenaskan karna tertusuk besi besi berkarat di bagian perut hingga mengeluarkan isi perutnya dan melobangi bagian wajahnya.

bau amis dan darah mulai menetes membasahi lantai membuat Airin ingin mengeluarkan isi perutnya.

"Siapa kamu?!", teriak panik seorang pria memakai topi fedora sambil mengarahkan pistol ke gadis kecil tadi.

"Oh aku? Paman masih inget nggak?", tanya balik anak kecil itu, "tapi sebelum itu kita main yuk?".

"Banyak bacot kamu!"

Dorr!!

Sebuah kepala menggelinding dilantai dan berhenti tepat didepan anak kecil itu. tapi dia dengan enteng  menatapnya dengan pura pura terkejut.

"Wuahh!! Paman! Kepala paman copot!!", teriak seolah olah anak itu sedang panik dan khawatir tapi hanya dibuat buat.

melihat kepala temannya di lantai sontak membuat mereka panik dan takut, nyali mereka sedikit demi sedikit menciut. dengan gegabah mereka mulai menembaki anak kecil itu.

Sementara suara tembakan itu berlangsung anak kecil itu tertawa tanpa henti. orang yang mendengar tawa itu bergidik ngeri meskipun itu tawa seorang anak kecil tapi ada luka yang dapat terdengar jelas dari tawa itu.

suara tembakan telah berhenti peluru mereka telah habis, membuat Airin meringis.

"Shit!!", maki salah seorang diantara mereka saat senjata mereka tertinggal di mobil.

"Paman mau main? sama meli loh? pasti seru", tawar anak kecil itu.

Mereka semua hanya diam karna ketakutan. goresan pisau kembali terdengar, meli mengayunkan pisaunya
dengan senang sambil bernyanyi kecil.

"Oke jadi kita main", ucap meli menyeringai mengerikan. ngeri sih meli kalo udah berubah jadi iblis.

Jdar!!

Semua lampu di ruangan itu meledak hingga menyisakan kabel kabel yang masih berlistrik.

"Hmm meli udah lama gak main. Ohh gini, kita bermain lilit lilitan yah", gadis kecil itu menyeringai seram dan memindahkan pisau ke belakang punggungnya.

"jadi cluenya adalah.."

"Sstt!! Diam atau mati".

gadis itu berjalan mendekati mereka yang masih bingung meraba kekiri dan kanan. gadis itu menyerngit bingung ketika dari mereka mencoba mendobrak pintu dengan keras.

Diam Atau MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang