Hinata Shoyou | F!Reader

4.7K 356 14
                                    

VER. REVISI
______________________________

"Aku ingin kau menjadi pacar ku!" Ujar remaja lelaki berambut oranye pada gadis berambut kuning di depannya.

Keheningan menyelimuti keduanya sebelum akhirnya sebuah suara benda jatuh terdengar di telinga. Membuat keduanya segera melihat ke asal suara.

Kedua iris mata coklat cerah itu melebar dan sedikit berkaca-kaca. Bahu nya melorot. Terlihat jelas rasa kecewa di wajahnya.

"Nande Shoyou-kun," lirih gadis berambut hitam pekat itu lalu segera meninggalkan dua orang yang masih terkejut akan kehadirannya.

Hitoka Yachi–gadis berambut kuning–menatap bingung juga takut ke arah Hinata. Mulutnya terbuka berniat untuk mengatakan sesuatu namun tertutup kembali saat melihat tatapan Hinata menjadi kosong.

"Maafkan aku Yachi, aku akan menjelaskannya nanti."

Tangan Yachi mencoba menggapai lengan Hinata namun tidak jadi karena lelaki bersurai oranye itu bergegas pergi dari sana meninggalkan nya sendirian.

Yachi menatap kepergian temannya itu dengan penuh rasa bingung, kaget juga takut. Semuanya campur aduk. Ia menggeleng pelan, mencoba berpikir positif. Berharap Hinata tidak benar-benar menyukai nya. Yachi tidak ingin pertemanan nya yang masih baru dengan [name] hancur begitu saja.

×°×°×

"Berhenti mengejarku Sho-chan!" Ketus gadis berambut hitam sepanjang pinggang dengan mata yang masih berkaca-kaca. Gadis itu bernama [fullname].

Ia terus mempercepat langkahnya, tidak ingin menatap sosok yang sering ia panggil pacar itu untuk sementara.

Hinata berjalan lebih cepat lalu meraih lengan [name] kemudian menariknya agar gadis itu bisa melihat ke arahnya. "Kalau begitu kamu berhenti dulu [nickname]-chan! Setelahnya aku tidak akan mengerjarmu lagi," Pinta Hinata dengan napas memburu karena kelelahan berlari. Ia menatap dalam ke arah dua pasang mata coklat cerah di hadapannya. Enggan untuk berpaling, terpana oleh ke indahan di dalamnya.

Namun saat mengetahui kini kedua mata yang selalu menjadi favoritnya itu tengah menahan air mata yang siap tumpah kapan saja ia segera menggenggam erat kedua tangan sang pujaan hati sambil terus melontarkan kata "Maaf".

Sungguh, Hinata tidak tahu harus bagaimana lagi. Ia sama sekali tidak berpengalaman dalam hal sesuatu seperti ini. Hanya itu yang masih ia lakukan.

Dan mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja membuat [name] semakin emosional. Air mata yang sedari tadi tertahan kini tumpah, membasahi kedua pipi nya.

"N-nande?" Lirih sang gadis sambil menahan sesenggukan yang terasa sakit di lehernya.

Mendengar hal itu Hinata semakin menundukkan kepalanya.

Ia mulai membuka mulutnya sembari menggenggam erat tangan [name]. "Gomen, gomen na. Harusnya aku tidak menerima nya dan lebih memilih membersihkan gym selama dua bulan penuh sendirian," ujarnya sambil menahan rasa sesak di dadanya. Percaya lah, melihat gadisnya menangis membuat lelaki bersurai oranye itu ingin ikut menangis juga.

Di saat Hinata sibuk menatap ke arah lantai, [name] berkedip beberapa kali sambil memasang wajah blank.

[name] itu pekaan dan mudah mengerti. Jadi ia bisa langsung menangkap apa maksud dari pacarnya itu. "Tunggu! Jadi-!?" [name] membeo. Ia menatap ke arah Hinata yang kini juga ikut menatap ke arah nya.

Gadis bersurai hitam itu menarik kedua tangannya lalu bersedekap dada. Sontak hal itu membuat Hinata terkejut. Namun raut wajah terkejutnya tergantikan oleh rasa takut setelah melihat tatapan tajam dari gadis di hadapannya.

Tubuh Hinata secara refleks langsung memasang tubuh sigap sempurna seperti sedang ber-upacara.

Kepribadian [name] memang tenang, hal itu lah yang selalu membuatnya nyaman setiap berada di sisi [name]. Tapi lain lagi jika gadis itu sedang marah atau kesal.

"Aku rasa aku tahu siapa yang memberi mu dare itu, Sho-kun." [name] berbalik lalu berjalan pergi meninggalkan Hinata.

Melihat itu Hinata menelan ludah dengan susah payah. "K-kau mau ke mana, [name]-chan?" Kikuk nya sambil meramalkan berbagai macam doa di dalam hatinya.

"Memberi pelajaran pada orang yang telah memberi mu dare itu."

"M-MATTE [name]-CHAN!!"

_______________________________________

"Aku tidak tahu jika kau bisa kalah adu mulut juga dengan seseorang," cibir seseorang berambut raven, Kageyama Tobio.

"Diam kau ou-sama."

"Apa kau bilang!?"

"T-tsukki! Telinga mu merah!" Yamagichi menatap khawatir ke arah Tsukishima, karena lelaki tinggi itu baru saja mendapatkan serangan berupa 'jeweran cinta' dari sepupu nya.

"AHAHHAA SEPUPU MU BENAR-BENAR BAR-BAR."

Komenan Tanaka membuat seisi Gym mentertawakan Tsukishima.

"Awas saja jika kau melakukan yang aneh-aneh lagi," ketus [name] sambil sesekali memainkan rambut Hinata.

_______________________________________

Selasa, 14 Juli 2020

680 Kata

Anime x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang