Kita Shinsuke | F!Reader

13.5K 677 196
                                    

VER. REVISI
__________________________

05-07-20xx

Gadis bersurai hitam sebahu itu nampak gelisah. Sesekali ia melirik tanggal yang tertera di ponsel nya juga waktu yang terus berjalan.

Setelah lama termenung, ia menghela napas kasar sebelum akhirnya lebih memilih keluar dari kamar dan meninggalkan ponsel nya di meja. Membiarkan ponsel itu menyala sehingga memperlihatkan wallpaper bergambarkan seorang gadis berambut hitam sepinggang dengan seorang pria bersurai putih gradasi hitam di setiap ujung helai rambutnya.

Sang gadis dengan senyuman lebarnya sedangkan sang pria dengan senyuman tipis namun terlihat lembut.

'Bagaimana ini? Aku harus bagaimana . . ."

¤¤¤

15.13

Sebuah bola mendarat dengan keras dan kasar di sisi lain net. Seorang remaja lelaki berambut kuning keemasan tampak mengeram kesal. Nampaknya ia baru saja melampiaskan kekesalannya pada sebuah bola yang tidak bersalah.

"Astaga aku bingung harus memberikan hadiah apa pada Kita-senpai!" kesal Miya Atsumu sambil mengacak-acak surai nya.

Tak jauh dari tempatnya, terdapat lelaki lain yang memiliki paras rupawan sepertinya. Hanya saja warna surai yang membedakan, yang ini memiliki surai abu-abu.

"Urusai." ketus Miya Osamu kepada kakak kembarannya. Tersirat rasa kesal dari sorot kedua mata nya.

Sebuah imajiner muncul di kening Atsumu. "Nandato!" Serunya tak terima di komen seperti itu oleh sang adik. Hal itu tentu saja memicu sebuah keributan antara dua Miya kebanggakan Inarizaki.

Suna Rintarou menatap malas ke arah kedua nya. "Bisakah kalian tidak bertengkar dulu?bukankah kalian sudah berjanji tidak akan bertengkar selama kita semua menyiapkan pesta ulang tahun untuk Kita-senpai." ucap nya sambil melanjutkan kegiatannya menghias dalam Gym.

Ia mengambil beberapa barang lainnya lalu kembali berujar, "Daripada bertengkar seperti anak sd lebih baik kalian berdua bantu kami."

Mendengar itu membuat dua kembar itu berhenti seketika. Atsumu menghela napas dengan kedua bahu yang ikut melorot. Berbeda dengan Osamu yang sigap nya membantu yang lainnya.

Suna kembali menghela napas saat melihat Atsumu yang masih berdiam diri sambil memasang raut wajah seolah-olah dirinya sedang berpikir.

Suara jentik dari jari Atsumu mengalihkan perhatian beberapa orang di sekitarnya. "Bagaimana jika aku dan Osamu membeli kue untuk nanti?!" usul Atsumu dengan penuh semangat sambil menyeret Osamu yang sedang minum hingga membuat lelaki surai abu-abu itu tersedak.

"Uhuk! Uhuk! Bajingan!" Umpat Osamu sambil menendang kaki Atsumu. Membuat sang empu kaki mengeram sakit.

Tapi daripada fokus pada rasa sakit di kaki nya, Atsumu malah terfokus dengan kata-kata kasar dari adiknya. "Hei hei sejak kapan kau kasar pada nii-san mu ini??" Tanya nya drastis sambil menggoyang-goyangkan badan Osamu.

"Sejak tadi," Jawab Osamu dengan muka datar.

Atsumu yang gagal menggoda adik nya itu pun menjadi lesu. Lalu berjongkok membelakangi Osamu. Tangannya membuat pola pola kecil di lantai Gym sambil terus mengulang kata, "Hidoi Osamu hidoi. . ."

"Sudah sudah, lebih baik kalian segera membeli kue nya sebelum larut malam." Suna menengahi kedua nya lalu memberikan beberapa uang tambahan takut jika uang yang di bawa si kembar tak cukup untuk membeli kue nya. Lalu setelahnya ia kembali ke kegiatannya semula. Menghiraukan Osamu yang tengah menyeret sang kakak agar segera berangkat.

Anime x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang