Intro

26 2 0
                                    


Ketukan sepatu hak tingginya membuat suaranya terdengar sampai telinganya, rumahnya benar-benar hening hingga suara itu menggema. Tubuhnya tidak lagi merasakan hangat dari perapian, tubuhnya merasakan dingin yang semakin mendekat dari arah pintunya. Terbukanya pintu membuat jantungnya berdebar sangat cepat, rasa gugup itu hinggap di tubuhnya setelah sekian lama tubuhnya tidak merasakan hal tersebut.

Wanita itu sedikit melempar amplop coklat besar di hadapannya. "aku ingin bercerai." Ungkapnya tanpa basa-basi.

Dia menaruh rokoknya, diraihnya amplop itu lalu diambilnya isi amplop tersebut. Dia membacanya sebentar lalu menaruhnya kembali kedalam amplop, dilemparnya amplop itu ke perapian di depannya.

Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara, dia menatap wajah wanita itu, wajah wanita itu hanya terarah ke perapian dimana ia melemparkan berkas perceraian mereka. Wanita itu tiba-tiba berdiri dari duduknya. "aku akan kemari dengan berkas yang baru."

"jangan buang uangmu demi kertas-kertas sialan itu, aku akan tetap membakar mereka." Ujarnya membuat wanita itu urung pergi dan menatap ke arahnya.

"kalau begitu, kau yang akan buat surat cerainya. Aku akan menunggu." Ujar wanita itu.

Sifat dingin wanita itu memang tidak terkalahkan, sorot matanya mengisyaratkan bahwa dia tidak akan mundur dari keputusan itu. Dia pergi begitu saja meninggalkannya dengan pintu terbuka, ditendangnya meja di depannya, dia terduduk sambil memijat pangkal hidungnya karena kepalanya terasa pening tiba-tiba.

"PELAYAN! AMBILKAN AKU WISKI!"

Dark ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang