Di dalam penjara yang dingin dan lembab, rintihan dan suara cambukan beradu. Hugo tanpa ampun melecutkan canbuknya kepada penyusup itu. Untuk pertama kalinya ia merasa bingung dengan amarahnya.
" Aku akan menanyaimu sekali lagi. Siapa yang membayarmu?" Tanya Hugo debgan kilatan amarah di matanya.
" Aku sungguh tidak tahu."
Ctass
Ctass
Ctass
" Hugo, hentikan."
Hugo membalik badannya menghadap ke sumber suara. Verona berdiri di sana dengan wajah datar, ia melangkah mendekati Hugo.
" Anda akan membunuhnya dan itu tidak akan memberikan informasi apapun." Ucap Verona datar.
Verona kemudian menatap penyusup itu. Punggung si penyusup sudah robek di sana sini. Pakaian hitam yang membalut tubuh itu terbuka sampai bagian leher. Verona manatap leher itu, ia terbelalak saat melihat sebuah tanda berbentuk kemudi kapal, itu terlihat baru karena chatnya sedikit luntur terkena darah dan keringat.
" Sepertinya dia baru saja direkrut oleh komplotan itu. Periksalah mayat lainnya apa mereka punya tanda yang sama." Perintah Verona pada prajuritnya.
" Baik Letnan." Jawab mereka.
" Menanyainya sampai meninggal tidak akan membantu ia sepertinya benar benar tidak tahu siapa pengirimnya." Jelas Verona kepada Hugo yang sedari tadi membuang muka.
" Mari kita bicara di luar." Ajak Verona kepada Hugo, ia berjalan keluar mendahului Jendral itu.
Saat berada di luar Verona berhenti befitu saja lalu menatap Hugo.
" Ini cukup membingungkan mengingat penyusup penyusup itu tidak profesional tapi saya rasa mereka berasal dari Kartel yang cukup besar. Kemungkinan penyewa itu tidak terlalu kaya sehingga Kartel itu memberikan penyusup yang baru direkrut meskipun targetnya adalah Pangeran Mahkota. Atau mereka sengaja, sehingga kita kesulitan menemukan mata rantai teratasnya." Ujar Verona serius.
Hugo hanya menatap Verona dalam diam. Ia sama sekali tidak mendengarkan ucapan gadis itu.
" Saya akan meminta bantuan penyelidikan dari Kaisar secara diam diam. Saya akan memberi tahu anda jika ada informasi terbaru." Lanjut Verona serius, ia kemudian menyadari Hugo tidak fokus dengan ucapannya." Jendral Hugo apa anda mendengarkan saya?" Tanya Verona.
Hugo kemudian mengangguk lalu pergi tanpa bicara apapun.
Verona yang bingung hanya memiringkan kepalanya, ia tidak ambil pusing dan segera menuju Istana Utama.
***
Kaisar sedang bersama Jacob saat Verona datang. Ia menyapa Kaisar dan Jacob.
" Terimakasih Jacob, mari kita lanjutkan nanti." Ucap Kaisar saat Verona meminta waktunya. Jacob mengangguk dan memohon diri.
" Aku sudah dengar dari Pangeran Mahkota tentang penyerangan semalam, aku berterimakasih padamu karena telah melindungi penerus Kekaisaran Kriptton." Ujar Kaisar sambil menepuk pundak Verona.
" Yang Mulia tidak perlu berterimakasih, itu sudah tugas saya melindungi anggota Kekaisaran Kriptton." Verona berkata sambil tersenyum.
" Tetap saja aku perlu melakukannya. Baiklah, apa yang ingin kau sampaikan?" Tanya Kaisar.
Verona mendekati Kaisar." Saya ingin mengadakan penyelidikan tertutup untuk kasus penyerangan semalam." Bisiknya.
" Oh untuk masalah itu Pangeran Mahkota juga menginginkan hal yang sama, sebaiknya kau temui dia. Kalau perlu apa apa bilabg saja padaku." Kaisar menepuk bahu Verona kemudian meninggalkannya di aula.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poisoned Flower
RomanceVerona Jacquline Astor, anak terakhir dari Duke Astor adalah perempuan paling keras dan tangguh di seluruh penjuru kekaisaran. Dia adalah satu-satunya perempuan di pasukan perang kerajaan, bukan sembarang pasukan melainkan Letnan Jendral terhormat d...