5

238 26 34
                                    

Jangan pernah takut pada masa lalu
Karena seberapa besar usahanya untuk menakutimu... Dia tidak akan bisa menang melawanmu yang sekarang
Kau tahu kenapa?
Karena dia selalau berada di belakang

Sweet Destiny
.
.
.
5
.
.
.
Happy Reading ^^
.
.
.

Happy Reading ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampan... Check √
Mapan... check √
Rupawan... Check √
Baik... Check √
Tidak pelit... Check √

Suho masih memperhatikan penampilannya di depan spion, masih kurang percaya diri untuk menemui calon masa depan. Menunggu Luhan sambil bersandar pada mobilnya, pria itu melirik sang ibu yang terkekeh melihat tingkahnya yang seperti remaja yang baru mengenal cinta.

"Kenapa gugup begitu?"

"Ma, mama janji dukung Suho kan, mama merstui pilihan Suho kan."

Nyonya Kim tertawa kecil dan mengangguk. "Tentu saja, mama akan merestui siapapun wanita yang dipilih putra mama, mama nggak peduli statusnya seperti apa. Karena mama percaya, pilihan putra mama pasti yang terbaik."

Suho tidak tahan untuk tidak memeluk wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini dengan erat dan membisikkan banyak kata terimakasih. Dan ia melepaskan pelukannya ketika melihat wanita yang tengah ia tunggu kedatangannya itu baru turun dari bus.

"Luhan." Sapa Suho, wanita berdarah China itu menghentikan langkahnya dan tersenyum membalas sapaannya.

"Diakah?" Bisik Nyonya Kim. Dan anggukan kepala dari Suho menjadi jawabannya. Wanita paruh baya itu berjalan mendekati Luhan dan menilik rupa wanita yang berdiri canggung di depannya itu.

"Cantik, Hai." Sapa Nyonya Kim ramah.

"Halo Nyonya." Jawaban Luhan mengundang kekehan renyah dari Nyonya Kim. Memang Nyonya Kim terlihat ramah dan hangat, sama seperti Nyonya Oh, meski ibu dari ayah kandung putranya itu sedikit luar biasa heboh. Kenapa kau jadi membandingkan Nyonya Oh dan Nyonya Kim, Luhan?

"Luhan, setelah ini apa kau tidak sibuk?"

Luhan nampak berpikir lalu menggeleng. Ya, dia tidak ada kesibukan setelah menjemput putranya. "Kenapa?"

Suho menghela napas lega. Lalu ia menggeleng kecil. "Bisakah aku meminta waktumu, aku-"

"Kami ingin mengajakmu makan malam bersama keluarga besar. Mau ya?" Sela Nyonya Kim. Dia tahu jika putranya sedang dilanda gugup dan dia mencoba menyelamatkan sang putra dari rasa malu.

Sweet DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang