3

335 36 21
                                    

Jika si pemilik skenario sudah berkehendak
Lalu kau yang hanya lakonnya bisa apa?

Sweet Destiny
.
.

3
.
.
Happy Reading ^^

Sehun malas, teramat sangat malas untuk datang ke rumah orang tuanya. Bukan karena dia membenci ayah dan ibunya, bukan! Ia hanya malas, bahkan ia sampai menghela napas berkali-kali selama beberapa menit demi mengusir kemalasannya yang mengakar sejak sang ibu memberondonginya dengan puluhan panggilan dan pesan. Wanita itu mengatakan jika minggu paginya yang tentram dan damai telah rusak karena kedatangan jelmaan Biawak Afrika yang terus merengek dan menangis meminta keadilan.

"Harusnya dia memanggil pendeta untuk mengusirnya, atau jika tidak siram saja dia dengan air suci, jika masih tidak mempan lempar saja ke kandang buayanya. Bukankah dia memelihara banyak buaya!" Batin Sehun menggerutu kesal.

Sepanjang jalan menuju ruang keluarga, Sehun mengangguk kecil sebagai balasan atas sapaan para maid yang lewat, kemudian tanpa memberi salam ia duduk sedikit menjauh dari Ibu dan jelmaan biawak Afrika yang telah mengganggu ibunya.

"Ah lihat! Boneka santetnya sudah datang." Menunjuk putera semata wayangnya dengan excited. "Selamat pagi anakku, sopan sekali ya anakku ini, datang tidak memberi salam, pulang-pulang-" Nyonya Oh menjeda kalimatnya dan memucingkan matanya. "Bawa berlian lima karat, heh mana berliannya!" Nyonya Oh ngaco!

Sehun merotasikan bola matanya, malas mendengar guyonan sang ibu yang terlalu garing. "Kenapa menelponku?"

Nyonya Oh membulatkan matanya, sejenak ia lupa dengan tujuannya memanggil anaknya datang ke rumah, namun setelah ia melihat jika saat ini di sampingnya tengah duduk dengan memperihatikan gadis jadi-jadian Nyonya Oh jadi ingat, dan mimik wajahnya berubah menjadi garang seketika.

"Kau apakan anak gadis orang?"

Sehun mengerutkan keningnya. "Aku tidak melakukan apa-apa."

"Bohong bibi Oh, dia membuatku menangis!"

"Nah, kau berbohong! Kau membuat Lee Seung Ri menangis."

"Bibi panggil aku Nancy."

Sudut bibir nyonya Oh berkedut, sepertinya dia kesal. "Kau apakan Nancy sampai dia menangis."

"Aku tidak melakukan apa-apa!"

"Bohong bibi, jangan percaya dengannya, dia membentakku dan mengusirku dari kantornya." Sela Nancy. "Dia juga menyanggah keputusan paman dan bibi yang akan menjodohkan aku dengannya, ini sangat menyakitinhatiku..." Nancy yang sempat terdiam kini kembali menangis.

Sehun berdecih, malas melihat Nancy yang pandai bersandiwara. Sementara Nyonya Oh hanya berekspresi datar, sedatar dada cabe-cabean. Sebenarnya dia juga tidak setuju dengan rencana suaminya yang ingin menjodohkan Sehun dengan Nancy. Entahlah, perasaannya sebagai seorang ibu sangat sensitif. Terlebih lagi jika semuanya hanya sebatas rencana. Lalu kenapa gadis ini sangat mendalami perannya?

"Nancy."

"Bibi, aku mencintainya sejak pertemuan pertama. Dan dia harus bertanggung jawab karena sudah membuatku gila, salahkan dia kenapa dia sangat tampan, astaga rasanya aku akan klimaks hanya dengan melihat wajahnya saja."

Sweet DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang