6

241 32 25
                                    

Cinta itu tak bersyarat
Karena dia adalah penerimaan
Jika dia yang kau cinta memberimu syarat
Maka dia sedang tidak dalam kapasitas mencinta
Melainkan membuat sebuah perjanjian

Sweet Destiny
.
.
.
.

6
.
.
.
.
Happy Reading

"Kok bisa sampai seperti ini sih Lu? Tega sekali mereka main keroyokan." Baekhyun membantu Luhan untuk duduk. Wanita itu nampak khawatir dan sedih.

Serius, luka yang diderita Luhan tidak main-main, ibu satu anak itu menderita luka cakar juga tendangan yang membuat bahunya sedikit mengalami cedera hingga dilarikan ke Rumah Sakit.

Luhan diserang oleh empat orang lebih, dia tidak tahu apa salahnya, yang ia dengar dari salah satu wanita yang menganiayanya, bahwa mereka adalah kumpulan wanita yang sakit hati.

"Sakit hati atas kedekatan Sehun dan dirinya."

Mereka tidak terima, jika pengusaha tampan, mapan, dan rupawan itu memiliki kedekatan dengan dirinya yang berstatus Janda. Luhan bahkan mengingatnya ketika salah satu wanita itu mencengkeram pipinya dan berkata.

"Sampai matipun tak akan kubiarkan kalian bersatu! Jauhi Sehun kami atau kau akan menderita lebih parah dari ini!"

Luhan bahkan tidak diberi kesempatan untuk membela diri, semua perkataan yang ia ungkap sebagai kebenaran menurutnya mereka bantah dan terus menyerangnya secara brutal.
Beruntung aksi mereka diketahui beberapa tetangganya. Dan gerombolan wanita yang menyerangnya kini sudah diamankan oleh pihak berwajib.

Mengingatnya Luhan jadi bersedih, dia tak pernah mengalami kekerasan seperti ini sebelumnya meski beberapa kali seorang pria mencoba mendekatinya. Hidupnya masih damai dan tentram sebelum ia kenal dengan pria bermarga Oh itu.

"Lu?"

"Sakit Baek..." Rintihnya.

"Apanya yang sakit hum? Katakan padaku mana yang sakit, biar aku pijit." Baekhyun kembali khawatir.

"Hatiku yang sakit Baek, perih rasanya." Dan airmatanya pun lolos seketika. Ingatan kemarin malam melintas dengan cepatanya. Segala hinaan dan umpatan tak terpuji yang ditujukan untuknya begitu membuatnya sakit.

"Aku bukan jalang murahan, aku juga bukan perebut kekasih orang, aku tidak merebut siapapun kenapa aku mendapat hukuman sehina ini?"

Dan Luhan tak bisa lagi menahannya, ia memeluk tubuh Baekhyun dan menangis dalam pelukan wanita itu.

"Luhan, kau kenapa hum? Jangan menangis. Ingat, kau punya aku, tempat untuk berkeluh kesah. Kita keluarga jangan lupakan itu." Baekhyun merenggangkan pelukannya dan menyeka dengan hati-hati air mata yang membasahi kedua pipi Luhan.

Baekhyun kembali menatap sendu wajah sahabatnya, "Ceritalah Lu, aku selalu siap mendengarkan."

Dan Luhan menggeleng sebagai jawaban. Bukan dia tidak ingin bercerita, tetapi dia hanya belum siap menceritakan semuanya. Dan sebagai sahabat, Baekhyun mengerti, dia tidak akan memaksanya.

"Jisung bagaimana?" Luhan baru teringat jika Putranya masih terlelap saat ia dibawa ke Rumah Sakit.

"Kau tenang saja, sejak tetanggamu menelpon. Aku dan Chanyeol langsung datang ke apartemenmu. Kami menginap, sekalian mengurus Jisung." Dan mengusap lembut lengan sahabatnya.

Sweet DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang