Tiga

92.4K 9.5K 1K
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.

.
.
.
.
.
.
.
.

Bengbeng coming 💜
.
.
.
.
.
.
.

Tubuh Barata serasa keram keseluruhan, terutama tubuh bagian bawahnya yang sekarang masih terasa mati rasa pasca pembobolan paksa brutal kemarin.

Setelah insiden pemerkosaan, si kutu buku mengantarkan Barata yang dalam keadaan tak sadar pulang kerumahnya. Ketika pembantu rumah tangga Barata yang terkejut melihat majikannya pingsan bertanya. Si kutu buku berdalih dengan menjawab, Barata terjatuh dari tangga.

Jadi pagi ini, dengan keadaan yang masih trauma. Barata hanya dapat berbaring di kasurnya dan tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah.

"Sssstttt."

Barata yang menggerakan badanya berusaha untuk duduk mendesis, panas nan perih langsung terasa pada liangnya. Beruntung kedua orang tuanya sedang berada di luar kota, jika tidak, pasti serbuan pertanyaan akan memenuhi telinganya.

Barata tidak mau, ada yang tau tentang kondisinya yang dijadikan korban pemerkosaan. Ia ini laki-laki, dan dengan jijiknya digagahi oleh sesama laki-laki. Jika sampai ada yang tahu, mau diletakkan dimana harga dirinya?

Dengan kesal, disambarnya ponsel yang tergeletak di meja dekat kasurnya. Dan menghubungi seseorang.

"Halo Don!"

"Oy Bar."

"Gue pengen lo ngabisin seseorang."

"Beres. Kasih aja petunjuknya."

"Gue kirimi fotonya."

"Siap laksanakan! "

"Pokoknya lo buat dia bonyok sampe nggak dikenalin, atau buat dia sekarat sekalian."

"Weh, dendem banget kayaknya lo."

"Laksanain hari ini juga!"

Barata mematikan sambungan, dan segera mengirimkan foto beserta data si kutu buku yang ia ketahui.

"Mati lo bajingan!"

Demi apapun, Barata benar-benar merasa marah. Lihat saja, si kutu buku itu akan mendapatkan balasan yang setimpal.

.
.
.
.

Setelah dua hari tidak hadir di sekolah, Barata mulai masuk hari ini. Berlagak seolah tidak apa-apa, meski sebenarnya bagian tubuh tertentunya masih terasa sakit. Dan lagi, bercak-bercak keunguan di arena leher dan dadanya yang masih membekas harus ia tutupi sebaik mungkin.

"Sayang~"

Sesampainya di koridor pertama, seorang gadis cantik yang menyandang sebagai kekasihnya menghampiri dan langsung memeluk.

"Kangen sama kamu. Udah dua hari kamu nggak masuk."

"Iya sayang, aku lagi sakit. Tapi sekarang udah sehat lagi kok!"

Mereka berdua berinteraksi secara terbuka, tanpa peduli pada banyak mata yang menatap iri kearahnya.

Barata Yuda. Seorang anak dari pengusaha yang memberikan donatur terbesar di sekolahnya. Memiliki wajah tampan dan tubuh tinggi yang diidolakan oleh banyak siswi disekolahnya. Namun dari itu semua, Barata adalah orang yang sombong, kerap melakukan bullying pada siswa yang dia anggap merusak pandangannya.

NERD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang