.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bengbeng coming 💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tiga puluh menit kita disini
Tanpa suara
Dan aku resah
Harus menunggu lama
Kata darimu
Barata sedang menyuapi Gibran yang setengah berbaring di kasur. Pemuda bertubuh bongsor ini menolak untuk makan sendiri, dan meminta agar disuapi.
Jadi dengan paksaan, Barata melakukan keinginan Gibran untuk menyuapinya.
Mungkin butuh kursus
Merangkai kata
Untuk bicara
Dan aku benci
Harus jujur padamu
Tentang semua ini
Lantunan suara musik yang mengalun, mengisi kekosongan dari keduanya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Barata yang fokus pada suapan.
Dan Gibran, yang sibuk akan rasa bahagiannya akan perhatian Barata.
Jam dinding pun tertawa
Karna ku hanya diam dan membisu
Ingin kumaki
Diriku sendiri, yang tak berkutik di depanmu
"Pahit nggak?"
Dari penglihatan Barata, kelihatannya Gibran lahap-lahap saja memakan makanannya. Tidak seperti orang-orang yang biasanya kehilangan nafsu makan ketika sakit.
"Enggak. Kamu yang nyuapin, jadi nggak pahit sama sekali."
Barata berdecih mendengarnya.
"Dasar pujangga!"
Gibran tertawa melihat Barata yang tengah merengut.
Tangannya terjulur, mengusap pipi Barata seraya tersenyum.
"Makasih, karena ada kamu aku jadi tenang."
Ada yang lain
Di senyummu
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD BOY
Random{SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVAT!} Ketika perundungan yang sering ia lakukan terhadap seorang siswa kutu buku di sekolahnya, mengantarkannya pada kesialan. "Brengsek! berani-beraninnya lo ngurung gue disini! Emangnya lo berani mau bales dendam sama gue?" ...