Namaku Sakura Yamasaki lahir di bawah naungan merkurius, zodiakku virgo. Haruka Mitsuko dia sahabatku, gadis manis yang memiliki mata sipit dan kulit bagai salju. Rambutnya yang sebahu itu selalu digulung keatas. Kami tinggal di kota Tokyo, Jepang. Kami tinggal bersebelahan, tumbuh bersama-sama dan aku senang saat bermain bola salju bersamanya.
Sakura adalah bunga favoritku. Aku lahir saat musim semi, musim dimana sakura tumbuh dengan lebatnya.
Dihari yang tidak kalah dinginnya dengan lemari es, aku memutuskan untuk bermain bola salju diluar rumah bersama Haruka. Tidak hanya itu, kami juga bermain ice skating. Pastinya luncuranku selalu lebih sempurna dari Haruka.
Waktu berjalan begitu cepat, musim telah berganti. Musim yang ku tunggu-tunggu telah tiba, musim semi. Aku sangat tidak sabar melihat bunga sakura yang bermekaran, melihat setiap kepingnya jatuh diterpa angin dan menyaksikan betapa indahnya tanah sakura ini. Ada banyak varian warna dari bunga sakura, putih dengan sedikit merah jambu, kuning muda, hijau muda ada juga merah menyala. Aku suka semuanya, sangat suka...
Sore ini aku dan Haruka pergi ke Taman untuk melakukan ritual lainnya, hanami. Salah satu kebiasaan kita untuk melihat dan berpiknik dibawah pohon sakura. Aiko, kucing kesayanganku ini bahkan ikut menyaksikan indahnya tempat ini. Tidak hanya aku banyak orang-orang yang melakukan hanami.
"Sakura kita selfie yuk?"
"Boleh juga tuh!"
"Kita harus pulang, ini udah sore banget."
Kami bergegas pulang...
***
Hari ini aku kedatangan tetangga baru, dia pindahan dari Kyoto. Reynara Natsuko, sekarang dia menempati rumah sebelahku. Aku dan Haruka tengah berjalan menuju pasar.
"Loh.. Reynara kan?" Tanyaku sambil mengingat namanya
"Iya.. Aku sepertinya kurang hafal jalan disini. Boleh bareng ga?"
Ditengah perjalanan tiba-tiba Haruka berkata
"Eh gimana kalau Reynara besok ikut kita ke gunung fuji?"
Reynara hanya mengangguk...Pagi ini aku dan teman-teman akan berangkat ke gunung fuji.
"Haha! Ja matane."
"Hati-hati sakura."
Bunda orang indonesia, sedangkan ayah asli Tokyo. Aku lebih mirip Bunda, indo indo gitu deh. Keyko Yamasaki, dia adikku sangat mirip dengan Ayah.
Hari susah semakin gelap, kami juga sudah sampai di lokasi dan segera menyiapkan tenda. Di pagi hari, ketika aku dan Haruka bangun dari tidur kami tidak melihat Reynara ternyata dia sedang sibuk menyiapkan makanan.
"Ayo makan teman-teman."
Menu kali ini mengingatkanku pada seseorang, Nenek di Indonesia.
3 hari 2 malam, setelah itu kami pulang. Tetapi saat aku sampai rumah suasana rumah sangat dingin.
"Ada apa ini?"
"Nenekmu.."
"Nenek kenapa Bun?"
"Nenek sakit kak." Sahut Keyko
Kicauan burung hari ini, menemani mood ku yang sedang campur aduk. Haruka memaksa untuk mengantarnya kemana saja katanya, aku yakin dia ingin menghiburku. Kepingan bunga sakura juga sepertinya tidak bosan menetesi kami berdua, kami berjalan terus berjalan tanpa arah. Huhh.. mandi bunga sakura membuat kaki ku malas melangkah.
"Bukannya kamu paling suka bunga ini?"
"Iya.. Haruka ada yang ingin aku katakan."
"Apa?"
"Aku akan meninggalkan Tokyo, aku akan tinggal di Indonesia..."
Om swastyastu..
Salam dari Bali!! Selamat membaca ya
Jangan lupa vote, comment dan sarannya ya temen-temen :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura
Short Story"Sakura... dia sudah datang ayo turun." "Bun? Bunda pernah gak sih nanya yang aku mau? Aku ga pengen ini terjadi, aku ga mau ada jodoh-jodohan sedangkan aku punya pilihan aku sendiri." Akankah perjodohan ini membuatnya bahagia atau malah sebaliknya?