Infinity #08

1K 77 5
                                    

Kantin itu ramai seperti biasa, Jenni sudah mengambil tempat di salah satu meja kantin bersama Salsa, Yeri dan Ghea. Mereka asik makan sambil sesekali melempar gurauan atau sekedar membicarakan kakak kelas ganteng.

Tadi Cessa yang berjalan bersama teman-temannya menyapa mereka, namun hanya sekedar basa-basi singkat dan berlalu.

"OY!"

Panggilan itu membuat Jenni tersontak kaget, untung saja dia sedang tidak makan ketika suara laknat itu mengagetkannya.

"Anjir, lo mau gue pukul?!" Tanya Jenni sambil berbalik ketika Andra mengagetkannya.

Ada Jeno, Radit dan dua orang lain yang Jenni tidak kenal, kumpulan cowok ganteng dari kelas X IPA 4 yang menurut Jenni tak ada ganteng-gantengnya sama sekali.

Andra hanya tertawa melihat raut wajah galak Jenni, sedangkan gadis itu hanya mendengus kesal. Ingin mengabaikan mereka namun sontak saja langsung bertanya ketika Jeno dan yang lain sudah mengambil tempat duduk di samping mereka.

"Eh eh, ngapain lo?" Tanya Jenni langsung kepada Jeno.

"Mandi." Jawab Jeno asal membuat Jenni melempar tutup botol padanya.
"Apa sih lo?" Tanya Jeno galak.
"Makan, Ni, makan. Gue mau makan."

Jenni menggeleng, menolak.
"Nggak nggak, awas lo, ini girls only, kalian boys cari tempat lain."

"Noh lo lihat sendiri kalau masih ada yang kosong, udah penuh ya kemoceng." Kata Jeno menunjuk ke belakang Jenni.
"Udah ah, gue laper." Lanjutnya sambil makan sotonya santai.

"Udahlah Ni, hitung-hitung makan sama cowok-cowok." Bisik Ghea yang masih bisa di dengar.

Jenni mendengus, tak melanjutkan perdebatan dan kembali menghabiskan baksonya. Jenni biasa saja sebenarnya, tapi dia tidak nyaman dengan adanya Radit disitu. Maksudnya, pria itu mengingatkan Jenni dengan mimpinya dan panggilan cowok itu kepadanya.

"Eh, Ni." Colek Andra kepada Jenni membuat Jenni mendelik.

"Apaan lo colek-colek?! Lo pikir gue sabun colek?" Tanya Jenni tak santai.

Andra balas mendelik.
"Astaga, Ni, lo lagi PMS atau gimana sih? Menstruasi lo?"

Pertanyaan itu membuat Jenni melotot, sekarang bukan lagi Jenni yang memukul pria itu tapi Jeno. Salsa dan Yera saja sudah bersemu merah karena malu, Ghea bahkan meminum airnya cepat.

"Sembarangan banget lo ngomong." Kata Jeno yang kesal sendiri karena ucapan Andra.

Jenni berdehem sebentar, meminum es tehnya dan bertanya kepada Andra.
"Apa apa? Lo colek-colek gue kenapa? Mau bayar hutang lo? Tumben tahu diri."

"Astaga mulutnya." Kata Andra sambil mengusap dadanya.
"Nggak gitu atuh, Neng." Andra nyengir sendiri.

"Kenapa sih? Nggak usah pake prolog lo." Jenni makin kesal sendiri.

"Kenalin dong sama temen-temen lo." Ujar Andra membuat Salsa, Yera dan Ghea menoleh padanya, Jenni malah mendengus mendengar ucapan temannya yang memang tak tahu diri.

Jenni menurut saja dan mulai memperkenalkan teman-temannya.
"Yang ini Salsa." Tunjuk Jenni pada gadis disampingnya. Salsa hanya mengangguk saja sambil tersenyum tipis.

"Salsa aja?" Tanya Andra membuat Salsa menatapnya bingung.
"Nama ignya nggak sekalian?" Lanjutnya membuat Jenni mencibir.

"Crocodile." Kata Jenni yang membuat Andra nyengir.
"Itu Kaera, panggil aja dia Yera." Jenni menunjuk gadis di depan Salsa.

Yera tersenyum kepada yang lain, hal yang membuat Jeno menyelutuk.

"Nggak usah genit lo, Snake."

Do as Infinity✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang