Chapter 4

1.2K 86 5
                                    

Karena cerita ini di revisi total, saya harap kalian dapat membacanya kembali dengan senang, maaf jika ceritanya kurang menarik.

Karena ceritanya per-chapter saya hapus otomatis pembaca, vote dan komentar hilang. Ramaikan vote dan komentarnya, jangan lupa juga memfollow akun ini ya...

...

Ara, Doyoung, Jaehyun, Jungwoo, Mark, Haechan dan Nyonya Kim sedang berkumpul bersama di ruang tengah sambil menunggu Taeil, Taeyong dan Tuan Kim pulang dari pekerjaannya.

Tak berapa ada yang membuka pintu rumah, dia Taeyong.

"Taeyong pulang." Taeyong segera menghampiri mereka dan salam pada Nyonya Kim.

"Uhhh Abang gue yang ganteng baru pulang, pasti capek ya?" Tanya Ara, seperti biasa dengan senyum manisnya.

"Hehe iya nih, Abang mau ke kamar dulu ya? Mau bersih-bersih." Taeyong mengacak-ngacak rambut Ara dan langsung pergi menuju kamarnya.

"Ma, kenapa sih Ara deket sama Jungwoo apalagi sama Bang Taeyong?" Tanya Doyoung

Ara mendengus dan memukul tangan Doyoung pelan. "Ish ya suka-suka lah." Balas Ara

"Kalau Jungwoo sih emang setiap hari juga deket kan--- entah lah, tanyain aja orangnya. Kalau Taeyong dulu waktu masih kecil dia minta Adek perempuan karena yang lahir laki-laki terus." Jelas Mama

"Ah gitu ternyata."

Tak berapa lama Taeyong pun datang dan langsung duduk di samping Ara. Dia memakai baju putih dengan lengan sampai siku, celana pendek selutut berwarna hitam, dia menyibakkan rambut pirangnya ke belakang yang sedikit basah memperlihatkan jidat putihnya--- aduh tampan sekali.

"Tadi abis ngapain aja di mall?" Tanya Taeyong sambil merangkul Ara.

"Ya gitu main, beli minum terus pulang." Jawab Ara

"Iya, Bang. Tadi juga Ara main capit boneka udah gue gak dia ajak terus gue ambil ehh malah ngadu ke Bang Jungwoo." Sahut Haechan kesal.

Yang lain hanya tertawa kecil.

Tak berapa lama setelah itu, Taeil dan Tuan Kim pun pulang. Memang mereka beda perusahaan, kok bisa pulang bareng?

"Kita pulang..."

"Yaudah kalian mandi dulu gih terus nanti kita makan malam." Suruh Mama. Mereka mengangguk.

...

"Ma, Pa, kalau Doyoung ngajak Sejeong ke sini boleh gak?" Doyoung membuka pembicaraan. Ara yang mendengarnya langsung membulatkan mata dan tersedak.

Uhuk uhuk!

"Kalau makan pelan pelan, Dek!" Nasihat Taeil. Taeyong memberikan segelas air kepada Ara yang langsung di teguknya.

"Boleh." Jawab Tuan dan Nyonya Kim singkat.

Ara berdiri dari tempat duduknya.

"Ma, Pa, Bang, Adek mau ke kamar dulu udah kenyang." Ara pun dengan cepat pergi dari situ.

"Tuhkan apa gue bilang, huh." Batin Doyoung

Yang lain saling bertatapan, tau bahwa Ara paling tidak suka membahas kekasih Abangnya yang satu itu.

...

Ara terdiam sambil memainkan ponselnya, entah kenapa firasatnya selalu buruk jika mendengar Doyoung menyebut nama kekasihnya.

Dari pada pusing, dia membuka instagram-nya. Tak sengaja matanya menangkap foto seseorang. Dia tersenyum tipis.

"Jun, gue kangen..."

Lamunannya buyar seketika ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya, dia cepat-cepat menyimpan ponselnya.

Tok tok tok!

"Dek, buka pintunya, abang mau ngomong." Ternyata itu Taeyong

"Dek, buka pintunya kita mau ngomong kalau ngga gue dobrak nih." Ancam Jungwoo

Ara berjalan ke arah pintu dan langsung membukanya. Taeyong langsung memeluk Ara, ntah kenapa tangis Ara tiba-tiba pecah. Taeyong menghela nafas, melepas pelukannya dan membawa Ara ke dekat kasur.

"Dek, gue tau lo gak suka sama Sejeong, bahkan kita semua pun tau."

"Tapi firasat gue gak enak sama Kak Sejeong, Bang. Kak Sejeong itu cuma main-main sama Bang Doy, gue gak mau Bang Doy tersakiti." Taeyong menghapus air mata Ara yang berada di pipi gadis itu.

"Kalau firasat lo bener kita bakal bantuin lo kok tenang ada gue dan yang lain." Ujar Jungwoo yang diangguki Taeyong.

"Iya, kita bakal bantuin lo kok. Kita percaya sama lo kok, Dek. Lo gak pernah bohong, kita bakal bantu lo ngebongkar semua ini kita PERCAYA lo."

Setelah mendengar mereka berdua berbicara seperti itu, Ara tersenyum.

"Nah gini dong senyum jangan nangis, kalau nangis kan jelek."

"Gemes deh gue punya Adek kayak lo."

"Ihh abang sakit tau." Ucap Ara karena Jungwoo mencubit gemas pipinya.

"Daripada lo nangis yang mending lo jajan aja deh." Sahut seseorang dari balik pintu kamar Ara, Jaehyun orangnya.

"Kita ke supermarket yuk?" Ajak Taeyong

"Iya, dari pada sedih kita jajan." Setuju Jungwoo

"Iya ayok!" Ucap Ara semangat.

"Nah kan gini dong."

"Bang Tiway, gue ikut ya?" Ujar Jaehyun bertanya.

"Kan bukannya lo udah tadi, Jae? Gak, lo gak boleh ikut, nanti gue beliin aja." Balas Taeyong membuat Jaehyun mendengus sebal.

"Yaudah deh nitip yogutht strawberry sama ice cream dua."

"Oke."

Mereka turun ke lantai bawah.

"Woi lu pada mau nitip apa?" Tanya Jungwoo pada Mark dan Haechan yang sedang bermain ps.

"Apa aja yang penting makanan gratis." Sahut Haechan sambil nyengir.

"Yaudah yuk Bang, Ra!"

"MA, PA... TIWAY, JUNGWOO, SAMA ARA MAU KE SUPERMARKET DULU." Teriak Taeyong

"SEKALIAN BELANJA BULANAN, PAKE BLACK CARD AJA, BANG." Teriak Tuan Kim dari arah dapur.

"IYA, PA."

Mereka bertiga pun keluar rumah dan langsung menuju supermarket memakai mobil milik Taeyong.
.
.
.
.
.


























Jun? Kira-kira siapa ya?

MY BROTHER : NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang