#Capt2: Transfer Student.

73 8 0
                                    

Setelah Ibu guruku menyuruh murid tersebut untuk masuk, akhirnya murid itu masuk ke dalam kelas.

“Introduce yourself, Mr. Zhong,” pinta guruku.

Okay, hello my name is Zhong Chenle. I come from China, im 16 years old. I hope we can be good friends,” sapa murid baru tersebut. Namanya Zhong Chenle. Ternyata dia 1 tahun lebih muda dariku.

"You can sit next to Park Jisung.” Chenle mengangguk paham apa yang dikatakan Ibu guru. Akhirnya ia duduk di sebelahku.

Hey, can we be friends?” sapanya kepadaku.

Aku menoleh, “Sure, we can be friends.”

Dia tersenyum padaku, rupanya dia adalah orang yang ramah. Aku sangat senang, pasalnya sekarang temanku bertambah. Bukan hanya Haechan saja. Ingin saja rasanya aku bercerita kebahagiaanku kepada Ibuku.

Hampir 1 jam aku mengikuti pelajaran hari ini. Ternyata Chenle tak ada henti-hentinya memberi senyuman kepadaku. Dia benar-benar baik ramah. Akhirnya jam pelajaran hari ini diakhiri, dan jam istirahat pun tiba.

“Let's go to the canteen, Jisung,” ajak Chenle kepadaku. Bukannya aku tak mau, hanya saja aku tidak mempunyai uang.

Not yet for now,” balasku.

“It's okay, just come along, take me around the school.” Aku akhirnya mengikuti Chenle. Tujuannya untuk melihat-lihat sekolah dan seisinya.

Akhirnya kita berdua pergi ke seluruh bangunan yang ada di sekolah ini. Ini memang sekolah yang besar, sekolah anak orang kaya. Aku tidak begitu kaya seperti anak yang lainnya, aku hanya siswa berprestasi.

Hampir 30 menit kita berdua berjalan-jalan untuk melihat bangunan sekolah. Setelah menyusuri sekolah kita berdua beranjak pergi ke kantin. Setelah sampai kantin ternyata Chenle beranjak pergi untuk membeli makanan. Hari ini tidak begitu ramai. Lama aku menunggu akhirnya Chenle pun datang.

“This is for you.”

Aku pun menoleh lalu menatapnya, “For me? Im so troublesome.”

Chenle menggeleng, “Nope.”

“You're very kind, im very grateful.” Aku memberikan senyuman kepadanya. Tuhan, terimakasi telah mendatangkan ku teman yang begitu baik.

Tak berlangsung lama, akhirnya bel masuk untuk jam pelajaran terakhir sudah berbunyi. Siswa-siswi berhamburan masuk kedalam kelas. Begitu pula aku dan Chenle. Setibanya di kelas ternyata guruku sudah ada di sana tepat waktu, tak seperti biasanya.

“Anak-Anak semua guru sedang mengadakan rapat, dan karena alasan ini lah kalian dipulangkan secepatnya. Semua teman-temanku berteriak karena kita semua pulang lebih cepat.

“What's wrong? why they are screaming?” tanya Chenle kebingungan. Aku lupa, ia masih belum fasih belajar bahasa Indonesia.

Aku tersenyum padanya, “We go home early,” balasku.

Chenle terlihat sumringah ketika ia tahu bahwa sekolah dipulangkan lebih cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle terlihat sumringah ketika ia tahu bahwa sekolah dipulangkan lebih cepat. Tanpa berdoa lebih dahulu semua murid telah keluar kelas begitu cepat.

“How do you go home?” tanya Chenle tiba-tiba.

“I use a bicycle to go home.”

“Can i hitchhike? I forgot not to call my parents.”

“It’s okay, just go home with me.”

Chenle begitu senang. Aku tidak tahu ini refleks atau bukan, Chenle memelukku lalu ia berkata sangat berterimakasih. Sungguh, dia teman yang luar biasa. Akhirnya kita pergi keluar kelas, lalu bergegas menuju halaman parkir.

“Haechan, kau dari mana saja?” tanyaku kepada Haechan. Aku melihatnya tadi, lalu aku sapa dia.

“Setalah kelas kita masuk aku langsung pergi pulang. Orang tuaku ada urusan. Aku tinggal dulu ya, dah!”

Ternyata orang tua Haechan ada urusan. Aku rindu, rindu sekali dengan kedua orang tuaku. Beruntung sekali orang-orang diluar sana yang masih bisa merasakan kasih sayang dari orangtuanya.

“What's wrong with you? Are you okay?” tanya Chenle. Aku menjawabnya dengan anggukan.

Nah, untuk capt 2 cukup sampai sini dulu. Selanjutnya akan dilanjutkan di halaman berikutnya. Tetap dukung ©Jise dengan memberi vote+comment+kritik dan saran. Untuk kritik dan saran tetap gunakan bahasa yang sopan. Happy reading.

Belum UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang