Seorang wanita berjilbab hitam dengan piyama panjang nya duduk dihadapan seorang pria.
"Aku belum bisa" ucap wanita itu memulai
"Belum bisa apa?" tanya pria itu lembut sambil tersenyum
"Aku belum bisa menjadi istri kamu sepenuhnya Reno" ucap Syifa lelah
"Aku tak masalah" balas Reno yang membuat Syifa terperangah kaget
"Kenapa?"
"Aku tau kamu menerima lamaranku karena Ayah Sabda yang sudah tak lagi muda bukan? Jadi aku pantas memberikan waktu kepadamu untuk lebih mengenalku" ucap Reno sambil menggenggam tangan Syifa
"Aku juga tak bisa satu kamar denganmu, aku tak terbiasa" ucap Syifa sambil melepas tautan tangan Reno
"Aku tak menerima hal itu syifa maafkan aku, aku tak akan mengizinkan kamu untuk pisah kamar. Kita suami istri, sentuhan sedikit apapun akan menjadi pahala. Tak akan pernah ada istilah hitam diatas putih" ucap Reno tegas namun masih disertai senyuman
"Ak-aku"
"Aku lelah, tidurlah" ucap Reno sambil membaringkan badannya disamping Syifa
Syifa memandang Reno dengan tatapan bersalah, seharusnya ia dari dulu menolak lamaran Reno. Ini salah, dari awal salahnya.
*****
Reno mengusap-ngusap wajah Syifa yang masih tertidur dengan jilbab hitamnya.
Bahkan ia belum siap memperlihatkan rambutnya didepanku... Batin Reno
"Ayo, bangun kita sholat subuh berjamaah"Syifa mulai menggeliatkan badannya pertanda ia mulai terbangun.
"Ahh, iya baik aku wudhu dulu" ucap Syifa kemudian bergegas memasuki kamar mandi namun yang tak disangka Reno juga ikut masuk kedalam kamar mandi"Lho, kok ikut?" tanya Syifa aneh
"Aku juga belum wudhu, jadi mau wudhu" jawab Reno tanpa raut muka bersalah
"Baiklah aku keluar, kamu wudhu duluan saja" ucap Syifa tak nyaman
"Lebih efektif wudhu berdua kan?" tanya Reno
Dia masih belum siap membuka jilbabnya dihadapanku Batin Reno"Aku menunggu diluar" ucap Syifa kemudian keluar dari kamar mandi
Reno dan Syifa melaksanakan sholat subuh mereka dengan khidmat, Syifa tinggal dirumah yang sudah dipersiapkan Reno. Tak disangka ternyata Reno sudah menyiapkan rumah untuk calon istrinya nanti, dan tak disangka juga yang menjadi istrinya kini adalah Syifa.
Pernikahan mereka merupakan perjodohan yang Ayah Sabda rencanakan, umur Syifa tidak lagi muda kini umurnya 28 tahun bahkan Isya dan Rama sudah dikaruniai 2 anak yang cantik dan tampan.Syifa turun ke dapur lebih dulu untuk memasak, namun ketika membuka kulkas hanya ada telur dan mie sedangkan beras juga tidak ada. Ketika ia hendak memanggil Reno, ternyata Reno sudah berada dimeja makan duduk sambil memandanginya.
"Tidak ada makanan disini, hanya ada telur sama mie" keluh Syifa
"Beli bubur depan komplek yuk" ajak Reno
"Yaudah yuk" ajak Syifa sambil berjalan menuju keluar rumah, ketika diluar rumah tiba-tiba Reno menggenggam tangannya.
"Takut kamu kesasar nanti aku kehilangan" ucap Reno sambil tetap memandang kedepan
Syifa hanya bisa tersenyum canggung, tapi tak melepaskan genggaman nya. Ia tahu Reno suaminya, setidaknya jika ia belum siap menyerahkan seluruh jiwa nya layani Reno semampunya. Hingga tiba diwarung bubur depan komplek, Reno mengobrol dengan tukang bubur tersebut sepertinya mereka memang akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Diujung Senja
Spiritual"Dicintai itu kata sifat, mencintai itu kata kerja, sedangkan cinta itu kata hati. Aku tidak bisa mengontrol pada siapa aku menjatuhkan hati ku Syifa" tegas Reno sambil menggenggam tangan Syifa "Kenapa tetap mengejar, padahal kamu tau hal yang kamu...