Syifa membolak-balikan buku paket anak kelas 3 SD tersebut, ternyata mempelajari kurikulum merdeka tidak semudah yang ia kira.
Reno datang dengan potongan buah mangga dimangkuk yang dibawanya, kemudian duduk disamping Syifa yang masih fokus dengan pekerjaannya meskipun waktu telah menunjukan pukul 20.00 malam.
"Hebat yaa kamu, aku gak pernah tau perjuangan guru-guru yang mengajar aku kayak gimana dulu. Tapi setelah lihat kamu, aku ngerti kenapa jasa guru akan terus terukir dihati siswanya" ucap Reno tulus kemudian mengasongkan satu potongan buah mangga kepada Syifa
Syifa pun memakan mangga tersebut kemudian melihat Reno
"Kenapa lihatinnya kayak gitu?" tanya Reno aneh "Mangganya asem?"
"Mas, kalau kamu gak jadi tentara kayak sekarang kamu bakalan jadi apa?" tanya Syifa penasaran
"Jadi suami kamu" Jawab Reno dengan wajah tak bersalahnya
"Ihh, serius aku nanyaaa" keluh Syifa mulai kesal dengan jawaban Reno
"Aku bakalan jadi dokter lah, sebelum jadi tentara juga kan aku dokter" ucap Reno sambil mengambil potongan mangga yang lain
"Sebelum jadi dokter?" tanya Syifa penasaran
"Kenapa sih nanya itu?" tanya Reno balik
"Aku penasaran aja, kenapa kok aku bisa jadi guru sd? terus sekarang duduk sambil mempelajari buku paket pelajaran dan coba memahami kurikulum pendidikan indonesia? Itu melelahkan banget" ucap Syifa penasaran atas pilihannya sendiri
"Syifa, kamu tau gak kenapa kamu diciptakan? Itu karena kamu itu diperlukan dalam kehidupan ini"
"Tapi aku gak merasa bahwa diriku ini bermanfaat tau mas"
"Kamu gak akan tahu seberapa bermanfaatnya diri kamu, bahkan hanya dengan kehadiran kamu doang. Kayak sekarang, kamu tau gak bahwa kamu tuh dengan duduk samping aku kayak gini, nanyain pertanyaan random kayak tadi, lihatin aku ketika ngomong kayak sekarang itu tuh bermanfaat banget untuk aku yang emang memerlukan banget kehadiran kamu" ucap Reno dengan gaya lebaynya
"Bisa gak sih Mas, kamu ngucapin kalimat itu dengan gaya yang lebih berkharisma lagi? Kalau ngomongnya pakai nada lebay gitu mah jadi gak bermakna kalimatnya" keluh Syifa dengan tawa kecilnya
Reno yang melihat syifa tertawa pun tertawa kecil
*****
Reno meletakan segelas air mineral disamping tempat tidurnya, mengingat Syifa terkadang kehausan ditengah malem. Ketika hendak membalikan badan, ia terkejut karena Syifa datang dengan kepala yang tak lagi ditutupi jilbab.
"Kenapa? Jelek ya rambut aku?" tanya Syifa sambil mengusap rambut panjangnya
"Hmm, eng-enggak.. cantik kok, maksud aku yaa cantik" jawab Reno tergagap dengan kalimatnya sendiri
"Apa aku pakai jilbab lagi aja kali ya?" tanya Syifa memastikan
"Jangan" jawab Reno secepat kilat
Syifa pun mengangkat sebelah alisnya
"Maksud aku, lebih nyaman tidur tanpa jilbab kan? Jadi buat nyaman aja, selagi kamu sama aku. Kita juga udah halal kan" ucap Reno menjelaskan dengan terus mengusap tengkuknya
Syifa pun berjalan menuju kasur dan mulai membaringkan badannya, Reno pun mengikuti Syifa dan mulai membaringkan badannya.
"Aku matiin lampunya sekarang ya?" tanya Reno memastikan
"Iya mas" jawab Syifa
Syifa dan Reno masih mempertahankan keheningan sampai Reno mulai mengeluarkan suara terlebih dahulu
"Kamu udah percaya ya sama aku?" tanya Reno hati-hati
"Aku kira walaupun aku belum siap sepenuhnya, aku tetap harus buka hati aku untuk kamu Mas" jawab Syifa yakin
Reno pun tersenyum kecil mendengar jawaban Syifa
"Aku peluk boleh?" tanya Reno hati-hati sambil memandangi Syifa, syifa pun mengangguk dengan perlahan.
Reno mulai mendekatkan dirinya dengan Syifa, kemudian mereka berpelukan. Malam ini adalah malam pertama mereka tidur dengan posisi sedekat dan senyaman itu, mungkin Reno berharap malam tidak akan pernah berakhir.
*****
"Mas, tolong bawain kotak bekal nya" ucap Syifa yang sedang sibuk memasak
"Kamu tuh ngapain masak sii? Padahal kita beli buat sarapan di luar aja, aku ngerti kok kita sama-sama kerja Syifaa" keluh Reno sambil memberikan kotak bekal
"Jadi kamu gak mau makan masakan aku Mas?" tanya Syifa sambil melihat mata Reno
"Iiiihh bukaan gituuu, yaudah sini kasih tau aku harus bantuin apa?" tanya Reno sambil melihat sekeliling
Syifa merasa memasak untuk dirinya dan suaminya bukanlah hal yang melelahkan, meskipun ia harus bergelut dengan waktu tetapi hal itu menyenangkan. Syifa sangat bersyukur Reno tak pernah menuntut dirinya untuk melakukan apapun bahkan hal remeh seperti menyediakan teh atau kopi sepulang kerja.
"Nanti pulang ngajar aku jemput yaa cantik" ucap Reno memperingatkan
"Iyaa Mas, aku kabari kalau sudah waktunya pulang" balas Syifa sambil duduk di meja makan
Reno tertegun melihat masakan Syifa, ada tempe orek, ayam kecap, dan capcay. Sejak kapan Syifa menyiapkan semua itu?
Reno tak pernah mau menuntut Syifa melakukan apapun di rumah ini, tugas Syifa hanya menemani dan berada disisinya sudah lebih dari cukup. Reno mengucapkan terima kasih kepada Syifa dan memakan makanan yang telah disiapkan Syifa.
"Aduh, ini masakan kamu enak banget pake apasiii faaa?" tanya Reno dengan mulut penuh makanan
"Pake cinta" jawab spontan Syifa
Uhuk.. Uhuk.. Uhuk
"Minum mas, minum" ucap syifa khawatir sambil mengasongkan minumannya, kemudian Reno meminumnya
"Kamu udah cinta sama aku Fa?" tanya Reno memastikan
"Apasiii, aku bercanda ajaa Mas" balas Syifa sambil tertawa
"Gak lucu tau bercandaannya" balas Reno dengan muka kesalnya, kemudian memasukan satu sendok penuh makanan ke dalam mulutnya sedangkan Syifa hanya bisa tertawa gemas dengan perilaku Reno. Reno ini kalau dirumah sikap manjanya tak akan pernah bisa dihilangkan, tapi kalau di luar rumah sikap sangarnya gak pernah lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Diujung Senja
Espiritual"Dicintai itu kata sifat, mencintai itu kata kerja, sedangkan cinta itu kata hati. Aku tidak bisa mengontrol pada siapa aku menjatuhkan hati ku Syifa" tegas Reno sambil menggenggam tangan Syifa "Kenapa tetap mengejar, padahal kamu tau hal yang kamu...