Zeus, Athena, serta Poseidon saling melempar tatapan sengit. Jangan lupakan presensi Ares yang sembari tadi hanya mengumpat mengutuki keadaan mereka sekarang. Terlalu banyak kabar buruk yang mereka terima di hari ini.
"Sudah kubilang strategi yang kita gunakan itu rentan, kita hanya akan semakin tersudut." Athena menatap gelisah pada kertas bergambarkan peta area peperangan Titanomakhia.
Beberapa waktu yang lalu, Poseidon dan Athena sempat berdebat tentang strategi apa yang bisa mereka terapkan untuk melumpuhkan para Titan. Ares dan Poseidon yang memiliki porositas pola pikir jangka pendek mengusulkan untuk menyerang pihak musuh terlebih dulu.
Sedangkan Athena menyarankan untuk memperkuat pertahanan lebih dulu karena persenjataan mereka kalah jauh dibanding milik para musuh.
Namun Ares dengan keegoisannya memaksa agar pasukannya mengarahkan serangan untuk para Titan secepat mungkin, tanpa menghiraukan pertimbangan dari sang Dewi Perang Athena.
Kini pasukan Olimpus terjebak di Gunung Olymphia, dengan ancaman para Titan yang akan balik menyerang mereka dalam kurun waktu yang tak dapat diperkirakan.
Musuh mereka semakin bergerak mendekat, berusaha merangsek benteng pertahanan kokoh yang dibuat Athena untuk mentolerir serangan dari para Titan untuk sementara waktu.
Athena menunjuk jemari telunjuknya tepat di depan wajah Ares yang menatapnya dingin. "Bodoh," ucapnya penuh amarah.
Ares dengan murka lantas melingkarkan jemari tangan besarnya pada leher Athena, mencekiknya kuat-kuat. "Tutup mulut jika kau tidak bisa mengubah keadaan." cerca sang Dewa perang.
Zeus bersiap mengarahkan petirnya ke arah Ares, yang kemudian menatapnya penuh ancaman. "Seharusnya kau yang tutup mulut, atau petirku akan menyambar tubuh congkakmu." tukas Zeus mengintrupsi Sang Dewa berparas rupawan dengan dagu runcingnya agar menghentikan perdebatan.
Ares menunduk, melepaskan cengkraman pada leher Athena secara perlahan. Semurka apapun dirinya, ialah yang bersalah di situasi ini. Sedangkan Athena tengah melingkarkan jemarinya pada leher, guna mengurangi rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Ethereal [✔]
Historical FictionBukan hanya sang semesta dan lencana takdir. Kenyataannya kita yang memiliki relativitas antar batin tak berhak jua untuk mendapatkannya. [ft. 97-01's millenial k.idols] > black theme on suggestion history short fiction @snowablue ft. AMRETASYLV, 2...