Song Recomended
Let go - BTSJeoline sedang duduk di lorong kosong, tangannya tidak berhenti menggerak membaca huruf demi huruf dibuku itu. Senyumnya terlukis manis di wajahnya, pipinya yang putih mengembang.
"lagi baca novel apa, lin?" tanya seorang pemuda yang duduk disebelah Jeoline.
"ooh, baca buku sajak kok.. Guanlin kesini dengan siapa?" tanya Jeoline.
"gue bawain ini buat lu" Guanlin memberikan dua batang cokelat, menaruhnya di genggaman Jeoline. "cokelatnya lumayan enak kok" kata Guanlin.
"Terima kasih"
"sama sama"
"Guanlim kesini dengan siapa?" tanya Jeoline mengulangi pertanyaan yang sama membuat Guanlin tidak bisa menghindari pertanyaan Jeoline.
"Wonjim drop" kata Guanlin singkat.
"dia kecapean ya? Olin udah sering bilang kalau dia harus rutin minum obat, gak boleh capek capek.. Dia harus makan yang di bolehin dokter" Jelas Jeolin panik.
"tugas tugasnya banyak numpuk ya selama dia jenguk Olin? Olin gak minta dia datang buat jenguk.. Olin gak maksa—
"gue percaya kok sama lu, tapi emang akhir akhir ini Wonjin agak fokus ke makalah makalahnya padahal deadline masih jauh aja dia kerjain semalaman. Ulangan yang biasanya pake SKS, alian Sistem kebut semalem sekarang dua minggu sebelum ulangan udah belajar mati matian" jelas Guanlin.
"Tugas kampusnya berapa memangnya?"
"5, deadline nya sebagian ada yang mepet sih.. Tapi Wonjin milih kerjain tugasnya semalam atau gak dua malam setelah tugas dikasih" jawab Guanlin.
"Olin mau jenguk Wonjin"
"Wonjin nya lagi istirahat, udah malam Lin. Mau gue antar ke kamar?" tawar Guanlin.
"setiap Wonjin gak ada disini, semuanya seperti malam. Ya walaupun Olin gak bisa lihat cahaya matahari, tapi Olin ngerasa kalau ada Wonjin. Olin gak ngerasain adanya malam, Olin selalu mau buru buru besok." Guanlin menatap lantai putih rumah sakit sambil mendengarkan penjelasan Jeoline.
"Tapi, saat Wonjin gak ada.. Olin ngerasa semuanya seperti sebelum Olin ketemu Wonjin. Hanya ada Olin dan dunia gelap yang kosong" sambung Jeoline.
Guanlin tersenyum ke Olin, mengusap pucuk kepala gadis itu dengan lembut. Langit malam dengan sepoian angin lembut menghembus mereka berdua, Guanlin yang sama sekali tidak ada punya rasa simpati kini melunak didepan gadis buta.
"Olin, cita cita lu jadi apa?" tanya Guanlin.
"penari, dan jadi pilot wanita" jawab Jeoline.
Guanlin mengangguk angguk, "happy sweet seventeen ya Jeoline. Sekarang tepat 00:00" kata Guanlin.
"semoga semua harapan lu bisa terkabul"
"Semoga Jeoline gak kehilangan Wonjin"
Terima kasih langit malam, tanggal ini 16 november. Guanlin si pangeran kampus yang dingin, melunak didepan gadis berusia 17 tahun dengan kekurangan fisiknya.
"biarin gue ngejagain lu selama Wonjin menenagkan pikirannya" gumam Guanlin pelan tidak terdengar ditelinga Jeoline.
"terima kasih Guanlin buat cokelatnya, Olin seneng walau harus Guanlin orang yang pertama ngucapin ulang tahun ke Jeoline" kata Jeoline sambil tersenyum simpul.
***
Wonjin terbaring di tempat tidur rumah sakit, dia melewatkan cuci darahnya beberapa minggu ini memang. Tapi, tidak kepikiran kalau ginjal kanannya semakin parah. Sudah kehilangan fungsi 60%. Ditambah keputusan orang tuanya.
"gue gak mau kehilangan Olin.. Tapi, ini tuntutan orang tua pertama kalinya. Gue gak mau ngecewain keduanya"
"gue gak mau kehilangan Jeoline, gue gak mau kehilangan orang yang udah kembaliin minat hidup gue lagi"
Wonjin menatap kosong ke jendela lalu tertawa hambar, "bagaimanapun nantinya orang tua bakal gak mau dengar alasan konyol juga kan? Gue harus terbiasa"
Kriet...
Bunyi tongkat yang terketuk ketuk ketanah, dengan suara langkah kaki pelan membuat entensi Wonjin beralih. Menatap gadis dengan rambut panjangnya kini ada disisinya, membuat Wonjin terdiam seribu bahasa.
"Wonjin, hari ini ulang tahun Olin. Masa Wonjin sakit kayak gini" kata Jeoline.
"Wonjin, Guanlin orang pertama yang ngucapin Jeoline selamat ulang tahun. Dia kasih Jeoline cokelat" Jeoline menunjukan dua batang cokelat besar ditangan mungilnya.
Wonjin menatap cokelat itu, cokelat mahal. Ya wajar aja, orang tua Guanlin orang yang lumayan terpandang. Membeli cokelat gak ada harganya dimata keluarga Guanlin.
"Wonjin belum bangun ya?
"eum, maaf ya Olin ganggu.. Ini olin kasih" kata Jeoline meletakan cokelat disisi bangsal Wonjin lalu pergi keluar.
"selamat ulang tahun" gumam Wonjin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Reach You • Ham Wonjin
Random©kangkiara 2020 "jadi sebelum pergi, apa ada kata yang lebih baik buat lu ucapin ke gue?" - Wonjin "Oline sayang Wonjin, bisa Olin satu langkah lebih dekat ke Wonjin agar Olin bisa menggapai Wonjin? - Jeoline Tentang sebuah rasa yang tercipta dari k...