4.

27 5 0
                                    


Wonjin sama sekali gak fokus dengan apa yang dosen jelasin, Guanlin mencatat semua apa kata dosen di ipadnya, sedangkan Yuri sering ketinggalan karena sibuk lettering. Sedangkan Wonjin bahkan catatan di ringbook nya kopong melompong. Sudah hampir 2 minnggu dia seperti ini, di tambah mau naik ke semester akhir.

"kelas saya selesai" kata Dosen lalu keluar dari ruangan temu, Guanlin menoleh ke Wonjin.

"dude, catatan lu kosong. Mau liat punya gue?" tanya Guanlin yang langsung di angguki oleh Wonjin.

"tumben bengong terus dari tadi"

"Jeoline apa di bener bener gak boleh keluar rumah sakit ya?" tanya Wonjin.

"lu mikirin cewek buta itu? Buat apasih? Berguna banget apa?" Yuri tiba tiba duduk dimeja depan Wonjin, lalu menoleh ke Guanlin. "liat catatan lu dong"

"gak boleh ngomong gitu, gue udah bilangin ke lu ya. Dia baru umur 17 tahun jangan lu jatuhin mentalnya dengan kata kata lu" kata Guanlin.

"well, lu kayak gini karena apa? Kalau lu di posisi keluarganya gue yakin lu malu berat deh lin. Si Wonjin juga, apa gak malu?" tanya Yuri yang masih belum selesai selesai menanyakan kenapa Wonjin mikirin Jeoline yang menurutnya gak penting.

"matkul lu rata rata dibawah semua" final Yuri.

"karena si buta itu sahabat gue jadi bego gini? Hell! Pengaruh cewek buta umur 17 tahun sama lu apa sih?" tanya Yuri buat Wonjin tambah ilfeel.

"lu kenapa mojokin keberadaan Olin sih disini? Ada apa sebenernya sama lu?" tanya Wonjin dingin, Guanlin yang ngerasa suasananya jadi beda dia milih diam. Mulai membaca buku matkulnya.

"Olin sama lu ada status apa?"

"lu sendiri sama gue punya status apa?" Seakan semuanya angin, Guanlin lanjut membaca. Padahal didepannya sudah ada perang dunia ketiga hampir mulai.

"jangan karena lu—

Yuri menarik udara yang ada di sekitarnya wajahnya memerah, tangannya dengan cepat merapihkan buku buku dan tasnya lalu keluar dengan membanting pintu ruang temu keras. Surai merahnya tidak terlihat dipandangannya lagi. Wonjin mengingat kejadian bersama Yuri.

"udah berantemnya?" tanya Guanlin

"menurut lu?"

"masih berlanjut" jawab Guanlin

Wonjin mengangkat sebelah alisnya, "maksud?" tanya Wonjin.

"Lu sama Yuri pernah ngapain emang, sampe tuh anak ungkit kejadian terus lu potong?" tanya Guanlin yang gak minat ngejawab pertanyaan Wonjin.

"bukannya lu tau? Gue yakin Yuri cerita sama lu" jawab Wonjin membereskan bukunya kedalam tas.

"lu mau ketemu Jeoline ya? Ikut dong" Guanlin mengangkat tasnya, mengambil ipad dan menutup bukunya. Wonjin mengangguk, kedua pemuda itu meninggalkan ruangannya.

***

Yuri membuka kamar VIP yang ditempati oleh Jeoline, tangannya membuka pintu dengan kasar. Melihat gadis buta itu sedang duduk didekat jendela, tangannya yang sedang meraba buku bertulisan huruf huruf braille kini memaku berdiam diri. Kepalanya menoleh ke orang yang datang.

"wonjin?"

"sopan banget lu panggil Wonjin tanpa ada embel embel kata kakak?" tanya Yuri, Jeoline memiringkan kepalanya tidak paham. Membuat Yuri melangkah dengan gusar kearah Jeoline, membuat Jeoline mengerutkan dahinya.

"ma—maaf kam—

"lupa ya? Gue Yuri" kata Yuri sinis.

"maaf, kak Yuri sendiri gak sopan masuk ke ruangan orang sembarangan" sahut Jeoline.

"punya pengaruh apasih lu sama Wonjin?" tanya Yuri.

"hah?"

"iya, lu pengaruhin Wonjin apa?" tanya Yuri ulang dan dipertegas.

"maksud kakak?" tanya Jeoline yang sama sekali tidak paham.

"Nilai Wonjin turun semua semenjak dia ketemu lu, nyaris dibawah rata rata mata kuliah yang dia ambil. Lu maksa Wonjin buat temuin lu ya?" tuduh Yuri, membuat Jeoline terkejut.

"kaget? Lu buta, tapi lu nuntut banyak ke orang! Ada otak gak? Cukup lu ngeberatin Wonjin buat nuntun lu kemana mana, tapi jangan maksa dia buat temuin lu tiap hari. Dan Tuman boleh, tapi tau diri dong" kata Yuri nada suaranya makin meninggi.

"Olin gak tau maksud kakak apa, tapi Wonjin selalu bilang dia gam terganggu dengan kuliahnya. Olin juga gak maksa Wonjin buat datang nemuin Olin. Olin selalu bilang kalau Wonjin ada tugas dia gak perlu repot repot datang" jelas Jeoline.

"bohong gue yakin lu maksa dia, gue tau Wonjin gak gitu orangnya. Dia selalu—

"kalau kakak nanya Olin maksa atau enggak Wonjin, Olin udah jawab. Tapi, kakak masih nuduh Olin. Maksud kakak apasih? Kak kita baru ketemu dua kali, apa kakak gak punya etika buat nemuin orang baru walaupun udah terpancing emosi? Iya Olin tau kakak lebih tua dari Olin, tapi ternyata umur gak menjangkau ke sopanan orang ya?"

Wajah Yuri hampir sama dengan warna merah rambutnya, tangannya terkepal. "mau tau kenapa? LU GAK TAU RASANYA SUKA SENDIRI, LU GAK TAU RASANYA SELALU DIAM, LU GAK TAU RASANYA KATA ASALKAN DIA BAHAGIA, LU GAK TAU BETAPA MUAKNYA ITU SAMPAI LU KALAH SAMA ANAK CACAT!" bentak Yuri, buat Jeoline menangis ditempatnya.

"gue suka sama Wonjin, gue diem. Dan ternyata gue kalah sama lu, lu yang bikin dia berubah drastis dari nilai nilainya yang melambung dampai jatuh ke tanah paling pelosok" Yuri menatap Jeoline tangannya menunjuk dari atas sampai bawah, "lu yang kayak gini bisa ngambil dunia milik Wonjin sedangkan gue—

"iya Olin tau Olin buta, tapi Olin gak seburuk pandangan kakak! Olin tau orang orang yang kayak Olin cuman di anggap sampah" isak Jeoline

Pintu ruangan terbuka lagi, Wonjin dan Guanlin menatap kedua wanita yang sedang berhadapan itu. Membuat pemuda itu langsung menghampiri mereka di susul oleh Guanlin. Tumben, pemuda jangkung itu tidak menyumpal telinganya dengan earphone lagi.

"Yuri lu ngapain Jeoline?" tanya Wonjin

"Jin, Wonjin tugasnya keteteran ya di kampus?" tanya Jeoline sambil menghapus air matanya.

"enggak kok"

"Wonjin gak usah jenguk Olin kalau ada tugas, Olin gak maksa Wonjin juga kok buat datang. Bentar lagi Wonjin naik tingkat ke tingkat akhir, lebih baik Wonjin fokus. Olin gak mau Wonjin ngulang" kata Jeoline meraba keberadaan tongkatnya, mengambil tongkatnya lalu pergi.

"Jeoline" Guanlin dan Wonjin mau menyusul Jeoline tapi tangannya ditahan oleh Yuri. "lu apasih! Lepas" kata Wonjin.

"kalian berdua kenapa sih peduli sama orang buta kayak dia? Kasian? Lu liat banyak yang lebih patut dikasihanin gak dia doang"

"lu apa apaansih!" 







Maaf aku slow up ya! 

Votement aku tunggu ya^^

To Reach You • Ham WonjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang