"Halo adik adik cantik" Alvin berdiri dengan pede nya dan menyapa setiap adik kelas yang lewat untuk memasuki kelas.
"Ngemodus Mulu, punya pacar nya kapan?" Ujar Andre kurang ajar.
Alvin tak menghiraukan nya. Masih terus menggoda adik adik kelas yang lewat. Apalagi yang cantik, behh!!
"Udah nape, Lo ga liat mereka ilfeel Lo gituin?" Timpal Elgaran.
"Lo buta? Nggak Lo lihat mereka salting?" Bangga Alvin.
Ya benar sih, rata rata dari gadis yang di modusin Alvin itu salah tingkah sendiri. Ya mau gimana lagi, Alvin emang cakep.
"Eh Venia, manis banget. Kok kagak pernah aku lihat?" Modus Alvin sambil melihat ke arah badge nama gadis itu.
Dev dengan cepat menoleh saat mendengar Alvin menyebut nama seorang gadis yang semalaman berada di pikiran nya.
Sedangkan Venia malah menunduk, berjalan tanpa menghiraukan ucapan Alvin.
"Jangan di ganggu" suara bariton Dev terdengar.
Semua teman teman nya lantas menoleh dengan cepat ke arah Dev.
"Itu Lo Dev yang ngomong?" Tanya Elgaran cepat.
"Lo kesambet apa boss?" Tanya Alvin tak percaya.
"Ck, pokok nya dia jangan di ganggu. Tuli Lo?" Ujar Dev ngegas.
"Yee santuy kali, gausah ngegass!!" Timpal Andre.
"Kasmaran Lo?" Tanya Erik to the point.
Dev menggedikan bahu, dia berdiri dari duduk nya dan berjalan meninggalkan teman nya tanpa menjawab pertanyaan mereka.
"Kesambet apaan yak?" Ujar Alvin gila sendiri.
****
"Veniaaaaaa"
Venia tersenyum saat seorang gadis ceria datang menghampiri nya. Dia Meida, gadis manis dan periang. Dia banyak memiliki teman karena mudah bergaul. Tapi entah mengapa Meida malah memilih bersahabat dengan gadis seperti Venia. Gadis yang anti sosial dan intropert.
"Tetap semangat ya Ve"
Venia tau ke mana arah pembicaraan Meida. Ia tersenyum manis. Senyum yang jarang ia tunjukan ke orang orang.
"Iya" hanya jawaban itu yang bisa Venia lontarkan. Sejujurnya Venia tak tahu ia harus tetap bersemangat atau tidak. Ia akan berusaha.
"Ayuk ke kelas, gue ada bekal kesukaan lo Ve" ujar Meida berusaha menghibur.
Sedangkan Dev ditempat nya perlahan lega. Setidak nya ada yang dekat dengan gadis itu. Dev tak perlu mengkhawatir nya tentang ini lagi.
****
Venia mencoret coret kertas kosong itu dengan pensil yang ada di tangan nya. Membentuk sebuah sketsa yang entah mengapa terbesit di kepala nya.
"Eh Ve, lihat deh nih. Ganteng kan?" Suara Meida.
"Iya ganteng" jawab Venia asal tanpa menoleh pada handphone yang di tunjukan Meida.
Meida yang merasa tidak puas mendelik. "Ngeliat aja Lo kagak Ve, asal jeplak aja bilang iya" ujar Meida.
Venia menoleh dan menatap ponsel Meida. Niat nya hanya menoleh sebentar, namun saat melihat wajah seseorang yang familiar disana ia kembali menatap nya lekat.
"Lo suka sama ini Mei?" Tanya Venia pura pura santai menunjuk salah satu pria yang ada di foto itu.
Meida menatap Venia, detik berikut nya ia menggeleng. "Gue suka nya sama yang ini, eh kagum aja sih sebenarnya. Soalnya dia kalem kalem gimana gitu hehe" ujar nya sambil menunjuk ke arah pria yang berdiri tepat di samping pria yang di tunjuk Venia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossiant Love
Teen Fictionini kisah sebuah perbandingan jauh antara berlian dan batu. Devrans Wiliam, sang berlian. tampan, pintar, cerdik, tubuh berotot. namun berandalan. Venia Claristy, si batu. bukan sifat nya yang seperti batu, namun nasib nya. ia tak memiliki masalah e...