[ 7 ]
_
Sudah seminggu lebih semenjak mama terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Padahal aku sudah berusaha berulang kali meyakinkan sosok perempuan yang sangat kucinta itu untuk beristirahat sejenak, namun memang tipikal mama yang keras kepala, ia langsung kebali bekerja sesaat setelah merasa lebih baik.
Aku tahu bahwasanya mama tidak ingin membayar lebih untuk biaya pengobatan dirinya sendiri. Tetapi bukankan semua ini malah akan menjadi sebuah penyiksaan bagi tubuhnya?
Aku hanya bisa menahan pilu tangis penyesalan dalam diam. Jujur, aku menyesal. Mama terlalu baik untuk seseorang sepertiku yang hanya bisa menetap 24 jam di dalam kamar rumah sakit.
Tanpa kusadari, tetesan air mata itu semakin tumpah. Rasanya sakit. Benar benar sakit.
Ku peluk lutut dan tenggelamkan kepala sembari menangis kencang. Menangis dalam diam sudah menjadi bagian dari keseharianku. Katakan saja aku cengeng, tapi diriku ini bisa apa? Bahkan hanya sekedar hidup layaknya orang biasa saja aku tidak mampu. Apalagi membantu mama berjalan melalui kejamnya dunia?
Aku yakin diri ini akan runyam terlebih dahulu.
Tetapi tak lama kemudian, kehangatan menyelimuti tubuhku. Tepukan halus dan kata kata penenang terdengar keluar dari bibir manisnya.
Sekadar ucapan ucapan hangat, tetapi efeknya begitu besar bagi diriku yang lemah ini.
"Udah, jangan nangis terus. Nanti cantik nya luntur loh."
Tipikal seorang Soonyoung. Bahkan disaat seperti ini, lelaki itu masih bisa saja bercanda.
"Apaan sih," ku usap tangisan ku kemudian menatap wajahnya nanar.
Satu satunya lelaki yang dapat membuat tangis ku berhenti seketika itu juga-- Kwon Soonyoung namanya.
Kini pelukan hangat itu kembali diberikannya. Tetapi yang satu ini berbeda. Wajah kami saling berhadapan satu sama lain dengan kedua tatapan yang terkunci.
Perlahan namun pasti, jarak diantara kami menipis. Terkikis seiring dentuman detik berlalu. Hingga akhirnya, kedua bibir ini saling bertemu satu sama lain- saling menyentuh.
Lumatan demi lumatan terbentuk, hingga akhirnya paru paru ini meminta pasokan oksigen lebih. Kami pun akhirnya memutuskan untuk menyudahi.
-
Kini kedua insan itu tahu betul perasaan mengganjal yang terbersit di dalam hati keduanya. Rasa sayang, rasa ingin memeluk, dan rasa ingin memiliki.
Nyatanya semua perasaan itu turut tergambar pada sorot mata satu sama lain. Karena kini mereka sadar bahwasanya mereka telah jatuh cinta.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Man | Kwon Soonyoung [✓]
Фанфик❝Teruntuk dia si lelaki bulan, Yang 'tak pernah letih menemani malam❞ Ft. Hoshi -- Seventeen [🌙] follow sebelum membaca [🌙] not for copy paste! ©makebelieve_o™2020