Motor Hitam #2

40 12 14
                                    

Happy reading!<3


Nyatanya tak seperti dugaan Kayla, teman-teman di sekolah barunya ramah dan sangat baik padanya. Perempuan itu berpikir jika di sekolah baru dia akan kesulitan dalam berteman.

Kini Meidi, Raisa, Fira dan Andin sudah menjadi bagian dari teman Kayla. Dia harus mengeksplor sekolah ini agar lebih banyak menemukan teman.

Posisi Kayla masih setia duduk di bangku nya sambil saling bercerita dengan teman-teman barunya. Dari soal kecantikan, artis-artis korea, bahkan membahas soal Khiandra. Bukan membahas namun lebih ke menggibah Khiandra.

"Apes banget sih," kata Baron begitu masuk ke kelas.

Cowok itu bersandar di tembok sembari mengatur nafasnya karena habis berlari, "Lo sih An, maen ngajak kita ke kantin," ujar Baron lagi.

Khiandra kemudian duduk disebelah Kayla, perempuan itu menatapnya aneh.

"Gue gak ngajak lo," ujar Khiandra pada Baron.

"Ngapain juga lo ikutin gue?" lanjut Khiandra lagi. Cowok itu memilih menyandarkan dirinya di kursi.

Ucup dan Cavan juga ikutan duduk dan mengatur napasnya.

"Hai Khiandra," sapa Kayla, gugup.
Cowok itu hanya meliriknya sekali dan kembali diam.

Cowok itu benar-benar sangat cuek. Bahkan berbicara kepada nya pun sangat ogahan. Benar kata temannya, cowok itu sangat anti terhadap cewek. Kayla hanya menyikapi dengan tersenyum canggung, bahkan sapaan nya pun tidak di balas oleh Khiandra.

Meidi melempar kertas di meja Ucup, "Nama lo udah gue catat," ujar Meidi, melipat kedua tangannya di dada.

Ucup mendongak menatap Meidi,
"Lah, hapus ah. Ga terima gue, ga terima!" kata Ucup mengambil pulpen di mejanya dan berniat menghapusnya, namun Meidi dengan cepat mengambil kertas itu.

"Enak aja main hapus, salah sendiri lah keluar kelas ga izin," ujar Meidi pada Ucup.

"Nama lo juga ada disini Dra," ujar Meidi pada Khiandra, cowok itu hanya menoleh menampakkan wajah biasanya.

"Setelah pulang sekolah gue bakal kasih ini kertas ke Bu Harnah,"

"Siap-siap lo dihukum," ucap Meidi, sinis.

"Lah gimana sih, kok cuman kita doang yang lo catet?! Mereka tuh yang berisik di kelas gak lo catet," cela Cavan, jengkel.

Baron mengangguk, "noh, sih Farhan nyanyi-nyanyi gak lo catet," timpal Baron menunjuk ke arah Farhan, membuat pemilik nama menoleh.

"Peace bro!" ujar Farhan yang sedang bermain gitar mengangkat tangannya membentuk V

Baron menatapnya jengah. "Halah, pilih kasih banget jadi ketua kelas!" kata Baron.

Meidi hanya menanggapi tertawa sembari mendelik bahunya. Sementara itu Khiandra menatap keduanya sembari menggeleng kepala, cowok itu tidak ambil pusing jika namanya di catat ia harus menerima kesalahannya sendiri, karena kekesalannya terhadap Kayla tadi membuat lupa untuk meminta izin pada Meidi.

"Meidi, sorry tadi gue gak sempat izin sama lo." kata kata itu refleks keluar dari mulut cowok itu.

Begitulah Khiandra, walaupun sifatnya yang cuek dan dingin. Tapi dia memiliki hati yang hangat, dan dia mau mengakui kesalahannya yang sudah dia perbuat.

~~~

Kayla baru saja keluar dari gerbang sekolah. Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu, Kayla memilih untuk menunggu ayahnya di halte depan sekolah. Ia menatap anak-anak SMA lalu-lalang di depan gerbang sekolah.

PORCUPINE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang