#3

6 1 0
                                    

FOLLOW SEBELUM BACA!

~~~

Suara berisik yang datang dari lapangan sekolah. Semu berteriak heboh, bersorak riang ketika bola itu tepat sasaran masuk ring. Anak basket SMA Bimantara sibuk berlatih keras untuk Pertandingan yang diselenggarakan 3 hari lagi. Perempuan-perempuan datang dari berbagai kelas duduk dipinggir lapangan sambil menonton pria yang selalu menjadi pusat perhatian kaum hawa.

Siapa lagi kalau bukan Khiandra Algivano. Cowok itu hanya fokus pada lapangan dan bola, ia tidak perduli seberapa kencang  perempuan SMA Bimantara bersorak padanya. Ditambah baju basketnya yang sedikit terbuka menampakkan lengannya yang berotot dipenuhi keringat yang bercucuran dan juga rambut lebatnya yang lepek karena keringat.

Sungguh surga dunia.

Setelah latihan selesai, Khiandra duduk di tepi lapangan dengan teman-teman basketnya. Perempuan yang sedari tadi menunggu Khiandra latihan berlari rebutan memberikan Khiandra minuman namun dicegah oleh Baron.

"Eh batas suci sampai disini," ujar Baron menghalangi mereka.

"Dih apaan sih lo Ron, gue cuman mau ngasih ini doang ke my bebeb Khiandra," ujar Oliv mengangkat botol di tangannya.

"Gue juga, kasihan itu Khiandra kecapekan abis latihan," ujar Wulan.

Baron menatap Khiandra yang sibuk menyeka keringatnya. Kemudian cowok itu kembali menatap segerombolan perempuan dihadapan nya.

Baron mengambil botol mineral dari mereka. "Daripada buat Khiandra, jelas ditolak. Mending buat gue aja."

"Baron! Balikin, ini bukan buat elo tapi Khiandra!" Wulan merampas dari tangan Baron, namun Baron dengan sigap menjauhkan botol itu.

"Iya iya deh, tapi gue yang wakilin gak mungkinkan kalau lo semua nyamperin Khiandra, kasihan noh Khiandra capek abis latihan, biar nitip ke gue aja," kata Baron.

"Yaudah nih." mereka semua menyerahkan botol mineral itu pada Baron, Baron seketika tersenyum puas.

Mereka semua pergi menjauh dari lapangan meninggalkan Baron yang membawa banyak botol mineral. Baron dengan cepat berjalan mendekati Khiandra. "Nih minuman gratis, dari fans lo."

Khiandra meringis. "Yaudah lo bagiin aja ke mereka," ujar Khiandra pada Baron.

"Lah buat lo?" tanya Baron.

"Masa iya gue minum semua, yang ada perut gue kembung ntar," ujar Khiandra.

Khiandra mengalihkan pandangannya pada perempuan yang berjalan di koridor sekolah dengan membawa banyak buku. Perempuan itu tampak ceria seperti biasa yang Khiandra lihat. Entah mengapa baginya Kayla itu berbeda dengan gadis-gadis yang ia selalu jumpai di sekolah, dia tampak sederhana, tampil apa adanya. Khiandra melihatnya membawa banyak buku ingin membantu namun ia mengurungkan niatnya, lagi-lagi karena gengsi.

Khiandra memperhatikan setiap gerak garik Kayla yang berjalan dari ujung koridor, Baron yang sebuk membagikan botol mineral kemudian tersadar dan menyamakan pandangan Khiandra.

"Bantuin sono," ujar Baron pada Khiandra, cowok itu hanya meringis sinis.

"Udah ah, gue mau ganti baju."

Khiandra bangkit dan menggandeng tas hitamnya menuju ruang anak basket.

***

Suasana kelas begitu berisik seperti biasanya. Kayla berjalan menuju bangku nya dengan setumpuk buku paket yang baru saja diberikan pada guru perpustakaan.

"Kay, darimana?" tanya Raisa, duduk disebelah Kayla.

Kayla diam sejenak, mengatur nafasnya kemudian menghadap ke arah Raisa di sebelahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PORCUPINE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang