Usaha Joel untuk menemukan gadis yang membawa puisinya tidak sia-sia, karena akhirnya dia berhasil menemukan gadis itu.
"Iya?...", jawab gadis itu.
"Maaf, aku yang kemarin, kelihatannya kamu salah memberikan kertas", kata Joel sambil menyodorkan secarik kertas.
"Astaga! Maaf, aku ceroboh!"
Joel dan Adelia bertukar kertas. Akhirnya Joel mendapatkan kertasnya kembali.
"Aduh, maaf ya, aku benar-benar gak tahu", kata gadis itu.
"Yaudah, gapapa kok, yang penting puisinya kembali", kata Joel sambil tersenyum.
"Ngomong-ngomong, tahu aku disini darimana?"
"Nebak aja sih, dari puisimu kelihatannya kamu lagi nyari penghiburan, jadi aku mikir, kalau kamu kesini, pasti penghiburanmu ya tempat ini"
"Ooh jadi kamu analisis puisiku ya"
"Ya begitulah"
Mereka berdua tertawa kecil.
"Hmm, berarti kamu suka puisi juga?", tanya gadis itu.
"Ya lumayan, tapi gak bisa dibilang ahli, cuma sekedar tahu nulis aja"
"Aku juga gitu, aku lumayan suka nulis puisi, jadi aku kadang datang ke sini, nyari ide sekalian menghibur diri"
"Aku baru pertama kali sih hehehe, aku baru tau ada museum kayak gini"
"Bagus, kalau mau cari ide puisi, di sini memang surganya"
"Eh ngobrol di kantin aja yuk, sekalian makan, soalnya aku agak lapar"
"Ayo"
Mereka berdua berjalan ke kantin, di sana mereka berbincang-bincang.
"Eh?", kata Joel.
"Kenapa?"
"Lihat poster itu"
Joel menunjuk ke sebuah poster yang menempel di dinding. Poster itu berisikan sebuah pengumuman mengenai lomba melukis yang diadakan besok di Taman Lestari.
"Emang kenapa? Kamu bisa melukis?", tanya Adelia.
"Bukan sih, tapi aku punya teman, namanya Farhan, jago melukis, kayaknya dia ikut deh, mau lihat dia gak? Biar kita ketemu besok"
"Melihat orang melukis langsung? Wah boleh"
"Oke, kutunggu di Taman itu ya"
"Oke"
"Oh iya, ada nomor HP? biar bisa dikabarin"
"Ada, ini"
Joel dan Adelia bertukar nomor telepon.
"Nama kontaknya mau aku buat apa?"
"Joel"
Setelah mengobrol, Joel dan Adelia pulang ke rumah masing-masing.
Esok hari pun tiba, Joel bergegas pergi ke sekolah."Hoi!", teriak Rizky pada Joel.
"Puisinya udah ketemu Jo?"
"Udah, kemarin gadis itu disitu"
"Oke mantap! Heroku juga udah level tinggi, berkat grinding seharian!", kata Rizky sambil mengacungkan jempol.
"Huh, kenapa main gim terus sih? Ayo temanin aku nanti, jangan main terus!"
"Eh, mau kemana?"
"Lihat Farhan melukis, nanti ada lomba"
"Emang dia ikut?"
"Ikut, tadi malam aku udah nanya"
"Oke deh, aku juga mau nyari pengalaman!"
"Hee? Emang mau ngapain?"
"Siapa tahu Farhan mau ajarin aku melukis, aku mau melukis untuk Kak Sophia"
"Pft, semoga berhasil ya"
"Hey, kamu mendukung atau ngejek?"
"Yah udah didukung, malah nuduh, parah parah"
"Huh iya deh iya"
Sepulang sekolah, Joel dan Rizky bergegas pergi ke Taman Lestari. Mereka juga bertemu dengan Adelia.
"Eh? Sama Adelia?", tanya Rizky.
"Iya, kemarin aku ajak, dianya mau"
"Baiklah, semoga berhasil ya, aku pulang dulu!", ucap Rizky dengan lantang, tersenyum, dan mata berkaca-kaca.
"Eh? Apa-apaan kau ini?"
"Kau yang apa-apaan! Kencan kok ngajak aku!"
"Kencan? Gila! Cuma ngajak main doang!"
"Oh kamu gak kencan? Yaudah Adelia buatku ya hehehehe"
Rizky berjalan dengan sok berwibawa ke hadapan Adelia.
"Selamat siang nona, perkenalkan, aku Rizky", kata Rizky sambil tersenyum dengan sok keren.
"E..eh.. iya.. salam kenal..", jawab Adelia dengan agak gelisah.
Joel memukul kepala Rizky dari belakang.
"Maaf, ini temanku, emang agak gila orangnya"
"Eh..ha..ha..", Adelia tertawa paksa.
Setelah saling berkenalan, mereka bertiga pergi ke tempat perlombaan.
"Wah lihat! Itu Farhan!", kata Rizky.
"Wah iya, kira-kira dia menggambar apa ya?"
"Farhan! Semangat gambarnya! go go Farhan, go go Farhan!", teriak Rizky sambil mengangkat sebuah kertas karton bertuliskan "I love Farhan".
"Ini orang tahu malu gak sih?", kata Joel.
"Malah kita yang malu...", kata Adelia.
Lomba akhirnya selesai, dengan hasil yang unik-unik. Ada yang menggambar kucing, pantai, manusia, dan lain-lain. Farhan sendiri menggambar seorang pemuda yang memegang gitar, yang tengah berdiri di pantai saat sore hari.
"Farhan!", teriak Rizky.
"Rizky!", jawab Farhan.
"Farhan!"
"Rizky!"
"Farhan!"
'Rizky! Sialan kau!", teriak Farhan.
Farhan memukul kepala Rizky.
"Woy! Kau kira ini pertandingan bola hah! Ga usah teriak-teriak kayak supporter!"
"Iya iya ampun Han!"
"Emang mereka selalu gitu?.." Tanya Adelia dengan pelan.
"Iya, maklumi aja dua orang gila ini", jawab Joel.
"Eh... ngomong-ngomong, gambarnya bagus ya Han, semoga menang", kata Joel.
"Eh Joel, iya iya makasih ya!"
"Gambarnya bagus", kata Adelia sambil tersenyum.
"Eh?", kata Farhan keheranan.
Farhan memutari Adelia.
"Sekiranya siapakah gadis manis ini?", tanya Farhan agar terlihat rupawan.
"Pe..perkenalkan.. aku Adelia..", jawab Adelia dengan gelisah.
"Ah... Selamat siang nona, perkenalkan, nama saya Farhan"
"I..iya.. udah dikenalin sama Joel"
"Joel?"
"I..iya.."
"Baiklah, saya pergi dulu, semoga harimu menyenangkan"
"Eh mau kemana?", tanya Joel.
"Lagi pacaran kan? Aku gak mau ganggu"
Joel memukul kepala Farhan.
"Kau sama Rizky ga ada bedanya, ngelantur terus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Joel dan Rumah Seni [Discontinued]
Teen FictionJoel adalah orang yang sangat mencintai seni, terutama seni Indonesia. Ikuti kisah Joel dan teman-teman dalam kisah mereka menikmati seni.