;04

8 6 1
                                    

Selama di perjalanan vanya sama ardy ga ngomong banyak, yaaa...cuman percakapan simple simple aja lah.

"btw van, lo masih simpan foto foto pensi tahun lalu ga?"

"masih, masih gue simpan di flashdisk"

"gue mau dong, kirim ke hp gue"

"berarti lo entar kerumah gue aja"

"boleh?"

"boleh lahh"

"gue udah lama jg loh ga main main kerumah lo lagi"

"emang, sombong sekarang mah"

"hett hahaha, ya maap, bukannya sombong, kadang tu gue sibuk banget organisasi. Kayaknya terkahir gue kerumah lo pas kerja kelompok tugas susulan itu bukan sih??"

"iya, yg lo ngerusuh banget di rumah gue sampai pot bunga mak gue pecah"

Ardy tertawa, "ya gimana ya kalo udah ada ricky di kelompok, jangan harap bisa adem adem aja ngerjainnya. Apalagi kalo dia udh ketawa, pingin gue tabok! Ketawanya ga ada akhlak cuy"

Vanya yg mengingat kejadian beberapa bulan lalu itu tertawa lepas.

"Entar kalo ada kerkom kerkom gitu, sekelompokan lagi yuk" ajak ardy

"gue mah ayo ayo aja, tapi lo nya kan yg pasti udah di tarik tarik sama kelompok lain"

"gampang lah itu mah bisa di atur"

Ya yang gitu gitu deh, kebayang kan ya kalo di ajak bicara sama orang kalem. Adem banget, mana kena angin sepoi sepoi pula.

Dengan segala percakapan ringan, tak terasa mereka sudah sampai rumah ricky. Ardy pun memberhentikan motornya di pekarangan rumah ricky lalu ia masuk kedalam, dan saat itu juga, vanya sadar akan sesuatu.

Tak jauh dari tempat motor ardy parkir, ada satu mobil hitam yg sangat familiar.

BMW M8, dengan plat mobil K 0902 MNH
rasanya tak asing bagi vanya untuk di pandangnya.

Kecurigaan vanya bertambah, pasalnya, mobil yg ia lihat ini mirip sekali dengan mobil yg biasa revan pakai untuk bepergian. Atau...jangan jangan revan ada di sini?

Tanpa banyak berfikir, vanya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah ricky.

Dan, yep!

Benar saja, saat melangkah ke ruangan yg terlihat seperti ruang tamu itu, menampakkan seorang revano yg sedang rebahan di sofa sembari asik bermain playstation dengan ricky.

Dan setelah di usut, ternyata ricky pun tidak masuk sekolah hari ini, entah apa alasannya.

Beneran vanya ga habis pikir, revan, yg sehari ini terus vanya khawatirkan, sedang asik bermain PS??

"weh, revan! Tuh tadi di sekolah di cariin vanya. Nah, tuh dia orangnya" ardy yg mengarahkan ucapan nya kepada revan lalu menunjuk vanya, menyadari bahwa vanya berdiri di ambang pintu.

"vanya??" revan terkejut. Ia terduduk dari rebahannya lalu memusatkan perhatiannya ke ambang pintu yang mana disana, memperlihatkan seorang gadis yg menatapnya dengan tatapan kecewa.

"revan?? Seriously??"

"vanya? Lo- lo kenapa ada di sini?" ucapnya terbata bata

"seharusnya gue yg nanya sama lo, lo kenapa ada disini???" terdengar nada sedih dalam suara vanya, lalu revan mendekati vanya.

"maaf, gue- gue-..."

"lo kemana aja?? Gue nungguin lo dari pagi, sampai sampai gue telat masuk sekolah...kenapa lo ga bilang kalo lo ternyata disini? Kenapa di kabari ga ada jawaban??" ucap vanya dengan nada tingginya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang